"Miss You"
Disclaimer : Eiichiro Oda.
~
'Kabarmu,aku hanya butuh itu.'
☻☻☻
.
.
Sabaody.
Ah, waktu berlalu sangat cepat. Terakhir yang [Name] ingat, ia terdampar di pulau asing. Dan beberapa hari kemudian berita meninggalnya Ace—kakak Luffy,cukup mengejutkan diri. [Name] merasa khawatir dengan kondisi Luffy,sang kapten yang sewaktu dulu menceritakan Ace kakaknya dengan binar mata yang cerah.
Namun,kekhawatiran gadis itu sedikit tereda saat Luffy muncul di koran. Dengan foto yang memegang topi di depan dada,dan lengannya yang terlihat tulisan. Seperti kode,yang syukurnya dapat dipahami gadis itu.
Dan sekarang,dua tahun sudah berlalu. Waktu tiga hari yang ditentukan dulu benar - benar berlalu menjadi dua tahun. [Name] sedikit mengulas senyum di bibir. Ia memang datang sedikit lebih cepat,karena menurutnya waktu di pulau tempat ia terdampar sudah cukup. Mempelajari semua yang ada di pulau itu,beruntung kepala suku pulau dengan senang hati memberi ilmu pengetahuan kepadanya. Sebagai balasan,[Name] selalu membantu setiap masalah yang terjadi di pulau itu.
[Name] memasuki bar milik Shakky. Wanita itu sedikit terkejut,namun langsung tersenyum. Tak lupa rokok yang selalu dihisap bertengger manis di sela - sela jari wanita itu.
"Shakky,lama tidak bertemu." [Name] masih berdiri di depan pintu. Tersenyum manis pada wanita di belakang meja bar,yang dibalas dengan senyum manis juga.
Kaki [Name] melangkah maju,beristirahat sejenak karena lelah berjalan tadi.
"Apa belum ada yang datang?" tanya [Name] duduk sembari meminum sake yang disediakan Shakky.
" Baru–." pintu terbuka,Shakky tersenyum melihat orang yang baru saja masuk," Kalian berdua yang pertama." balas Shakky.
[Name] menoleh,matanya melebar. Tidak menyangka orang yang pertama ia temui adalah pria itu. [Name] merindukan semua teman - temannya sungguh,tetapi dari lubuk hati yang terdalam gadis itu lebih merindukan pria yang kini mematung di depan pintu.
Shakky yang seperti mengerti situasi,pamit undur diri sebentar.
" Kau terlihat berbeda."
[Name] tertawa. Ia berdiri, melangkah menuju pria yang masih diam di tempatnya. Gadis itu sedikit kesal karena sang pria tidak berniat bertindak lebih dulu,itu sebabnya [Name] memutuskan untuk memulainya terlebih dulu.
Kaki gadis itu berhenti. Kini mereka saling berhadapan,tidak ada yang memulai percakapan. Netra berbeda warna saling menatap, keduanya seolah berbicara tanpa kata. Ah, tidak bukan itu. Dua insan ini hanya sedang mengagumi sosok yang ada di hadapan masing - masing. Dan berdecak kagum dalam hati,sebab ciptaan sang pencipta benar - benar indah menurutnya.
Tangan [Name] tergerak,seolah sadar bahwa ada yang paling berbeda dari wajah sang pria.
Tangannya memegang mata yang tertutup rapat,garis lurus tepat di tengah - tengah mata dielus pelan. Ia ingin tahu apa yang terjadi pada pria dihadapannya selama dua tahun belakangan ini. Apa yang sudah ia lewatkan?" Matamu kenapa?" tidak ada jawaban. Tangan [Name] malah digenggam,dibawa ke dekat bibir. Dikecup pelan menyalurkan rasa rindu yang sudah menumpuk lama.
"Apa yang sudah kulewatkan,Zoro?" [Name] bertanya lagi. Rasa penasarannya semakin membuncah,ingin tahu detik itu juga.
"Apa itu tidak menganggu?"
Zoro menggeleng,paham maksud dari pertanyaan gadisnya. Pria itu juga tampak tidak berniat menjawab semua pertanyaan. Dia menggenggam tangan sang gadis erat,seolah jika dilepas lagi mereka akan terpisah. Satu tangan lagi mengusap pipi lembut sang gadis pelan.
"Ingin berjalan - jalan sebentar?"
~
Setelah hampir setengah jam berjalan tak tentu arah. Akhirnya,[Name] memilih menarik Zoro ke salah satu penjual permen kapas. Membeli satu dan memakannya santai,gadis itu juga beberapa kali menawarkan pada pria yang masih menggenggam erat tangannya. Namun ditolak dengan alasan 'terlalu manis'.
Kaki mereka baru terhenti tepat saat mata melihat lautan membentang luas di depan.
[Name] sempat terpaku. Baru menyadari betapa indahnya laut biru,pantas saja banyak orang - orang memiliki cita - cita menjadi bajak laut.
Tanpa sadar,gadis itu melangkah maju. Melepaskan tangan yang sedari tadi bertautan,senyumnya mengembang. Terpaan angin membuat rambut panjangnya bergerak,cahaya matahari seolah ikut andil dalam mempercantik ciptaan sang pencipta.
"Ne, Zoro. Aku masih penasaran dengan apa yang kau lakukan dua tahun ini."
[Name] berbalik,menatap Zoro dengan senyuman manis di wajah. Yang ditatap terpaku sebab wajah sang gadis sangatlah cantik. Zoro sempat bersyukur dalam hati karena dialah yang pertama menemui gadis itu.
" Aku penasaran dengan segalanya." [Name] kembali berbicara saat Zoro tak kunjung menjawab pertanyaannya," Tentang hari yang kau lalui,tentang matamu itu,makanan yang kau makan,dan siapa saja yang kau temui. Apa kau memiliki te—."
" Tidak ada yang istimewa,[Name]." Zoro berjalan mendekat. Menyelipkan rambut gadis itu ke belakang daun telinga. Mengelus pelan pipi,bergerak ke atas menyentuh mata. Sang gadis otomatis menutup matanya merasakan sentuhan lembut dari Zoro. Jari pria itu turun sampai ke bibir ranum sang gadis,mengusapnya pelan.
"Ceritakan tentangmu,itu lebih menarik bagiku."
"Aku duluan yang berta—."
Zoro menarik gadis itu ke dalam dekapannya. Kepalanya disembunyikan di ceruk leher sang gadis,menghirup dalam aroma gadis yang dua tahun ini dirindukannya.
"Kenapa kau tidak mengerti juga?" Zoro berucap lirih, "Aku merindukanmu..."
"....dan kabarmu,aku hanya butuh itu,[Name]."
⌨
Sudah kubilang sifatnya diluar karakter.(╥_╥).
KAMU SEDANG MEMBACA
ONE PIECE X READER | ONE SHOT
Fanfiction"Kemarilah, mari berhalu ria bersama~" Karakter bukan milik saya! One Piece milik Eiichiro Oda seorang! Mari berterima kasih pada Eiichiro Oda terlebih dahulu.