1

1.9K 149 24
                                    

"Brakk''

"Pergi Sanah, keluar dari rumahku kamu pikir ini panti asuhan bisa tinggal dengan gratis" dengan marah wanita paruh baya itu melempar semua barang-barang dari dalam rumah

"Bi tolong beri saya sedikit waktu, saya pasti akan membayar uang sewanya" ucapnya dengan memohon 

"Tidak ada!, Dengar Park Donghyuck sudah habis kesabaran ku terus menunggu janji-janji mu itu, sekarang pergi sana rumah ini akan aku sewakan pada orang lain, yang bisa membayarnya dengan tepat waktu " mendorong punggung ringkih Donghyuck hingga tersungkur ke tanah

"Hiks.. lalu saya harus kemana, saya tidak tau mau kemana" Ucap Donghyuck terisak 

"Mana aku tau, aku tidak perduli kamu mau kemana, sudah  pergi sana dan jangan pernah kembali lagi ke sini, oh ya dan satu lagi, berhenti menemui Jaemin!" bentak nya

Donghyuck pun dengan terpaksa melangkahkan kakinya pergi menjauhi kawasan perumahan tersebut dengan isak tangis dan langkah yang terpogoh-pogoh karena kakinya terkilir saat di dorong tadi

Cukup jauh Donghyuck berjalan sampai akhirnya dia tiba di sebuah halte bus dan mendudukan dirinya di bangku

"Hiks ..ayah hyuck-kie harus bagaimana, hyuck-kie tidak tau mau kemana" Donghyuck menangis memeluk kedua kakinya

"ayah..  ibu belum pulang  dan kini hyuck-kie di usir oleh bibi Na hyuck-kie takut" kembali menangis Donghyuck tidak tau harus bagai mana lagi sekarang dia benar-benar takut, ayahnya meninggal dan ibunya belum juga pulang Donghyuck tak tau harus kemana dia tidak punya siapa-siapa

"Hikss.."

*

"Aduh sial banget sih kenapa harus habis bensin coba" tak jauh dari sana  seseorang tengah menggerutu mendorong motor besarnya, tidak menyala motornya mati karena kehabisan bensin

Setibanya di halte orang itu menaruh motornya dan mendudukan dirinya di bangku membuka helm dan  mengusap peluh keringat di keningnya

"Ya ampun panas sekali ..." Tangannya mengipas di depan wajah

"daerah sini sepi sekali sih tak ada yang dapat bisa aku mintai tolong" keluh nya dia pun menengok ke arah samping dan menemukan seorang pria mungil tidur meringkuk berbantalkan tas di bangku yang sama dengan nya, pria mungil itu adalah Donghyuck

Sebenarnya ia tak ingin perduli namun ketika melihat wajah pria mungil itu begitu pucat dia pun memberanikan diri untuk membangunkan nya

"Hei.. kenapa kamu tidur disini?" Tanya nya mencolek bahu Donghyuck

"Eunghh.. dinginnn" racau Donghyuck dengan suara serak

"Hei..  apa kamu tidak papa?" Kini pria itu  menggoyangkan bahu Donghyuck hingga dia sedikit tersentak karena merasakan hawa panas yang berasal dari tubuh Donghyuck

"Astaga dia demam, aku harus mencari pertolongan" pria itu pun berdiri dan mengambil tas yang ia taruh di atas motornya membukanya dan mengambil ponsel dari sana

"Sial batrenya habis" segera menaruh kembali ponselnya kedalam tas dan beranjak ke arah depan

Pria itu menengok ke kanan dan ke kiri untuk melihat orang yang mungkin saja lewat namun sialnya sepi tak ada orang maupun kendaraan yang lewat

menghela nafas pasrah sebelum akhirnya menggendong Donghyuck di punggungnya lalu membawa Donghyuck mencari rumah sakit atau klinik, meninggalkan motornya di sana biarlah yang penting saat ini ia harus menyelamatkan seseorang terlebih dahulu

"Panas sekali, tolong bersabar ya aku akan menolong mu" ucap nya membenarkan posisi  Donghyuck dalam gendongannya dan kembali berjalan

🌻🌻🌻🌻

OUR Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang