1

254 6 1
                                    

Suri hidup sebatang kara di sebuah kebun kelapa,dia di kucilkan karna mengalami gangguan kejiwaan.

Beberapa tahun sebelum nya suri adalah seorang wanita yang normal,dia juga sempat menikah dengan seorang pria bernama asep.

Tapi pernikahan mereka itu tak mendapat restu dari kedua orang tua suri.

Orang tua suri adalah orang yang di hormati di kampung nya,dan ia tak rela jika anak nya di nikahi oleh seorang pria yang miskin dan tak memiliki masa depan yang jelas.

Tetapi di satu sisi yang lain,orang tua suri tetap harus melangsung kan pernikahan anak nya,karna suri telah mengandung anak dari asep.

Pernikahan suri dan asep pun berjalan lancar,tetapi orang tua suri tak ingin mengadakan pesta pernikahan anak nya itu,karna kedua orang tua nya merasa sangat malu di karnakan hampir seluruh warga kampung mengetahui tentang hamil nya suri di luar nikah.

Setelah sah menjadi suami istri,suri dan suami nya tinggal di sebuah rumah sederhana.

Suri tetap bersyukur tinggal dirumah itu,walaupun dia sebelum menikah tinggal di rumah yang mewah bersama orang tua nya.

Dia berusaha membiasakan diri hidup di rumah sederhana dengan alasan tak ingin membebani suaminya,karna suri ini sangat mencintai suami nya meskipun orang tua nya tak merestui cinta mereka .

Dan seperti di terjang badai,keluarga kecil suri kembali di beri cobaan karna anak dalam kandungan suri telah gugur di usia kandungan yang kurang lebih masih lima bulan.

Suri dan asep merasa sangat terpukul,mereka terus meratapi kepergian anak nya,hilang lah harapan menimang buah hati mereka,tetapi mereka tak dapat berbuat apa apa selain menerima takdir.

Setahun berlalu...

Suri dan suami nya masih belum bisa hidup dengan layak,mereka masih kesulitan dalam hal ekonomi.

Suri tetap tabah menjalani cobaan rumah tangga nya.

Tapi tiba suatu ketika suami nya suri meminta izin padanya untuk merantau ke jakarta.

MATIANAKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang