bab 9

1.2K 212 1
                                    

double update!

"temenin gue bentar ya?" pinta sunghoon menatap jake dari balik kaca spion.

"hah? kemana?"

usut punya usut, mereka pulang bareng sehabis ketemu diangkringan. awalnya sih jake nolak, cuman sunghoon maksa dan pada akhirnya jake terima.

"mau ngga?"

jake menggelengkan kepalanya nolak, "engga, pulang ajalah."

"yah." sunghoon manyun. dia sengaja lambatin laju motornya buat ngulur waktu. jalanan juga lumayan sepi, suasananya enak banget buat berduaan. walaupun cuman teman:)

sedangkan jake anteng ayem dibelakang. liatin lampu jalanan yang ada disepanjang jalan. perasaan jarak rumahnya dari angkringan deket, kenapa ngga sampai-sampai? batin jake.

"motornya di gas apa di gowes sih? lambat bener." sarkas jake sambil micingin matanya curiga, "atau jangan-jangan lo sengaja?!"

sunghoon ketawa pelan melihat reaksi jake yang berlebihan, namun sangat lucu dimatanya.

"jangan ketawa, lo jelek." jake mukul bahu sunghoon kesel.

"gue kira lo kalem, ternyata...aduh!" ringis sunghoon saat bahunya dipukul lagi oleh jake, lebih kerasa sakitnya. mungkin jake sudah mengeluarkan kekuatan aslinya.

nyali sunghoon menciut. ya gimana ya, awal ketemu jake, dia manis bukan main. sekarang sebelas dua belas sama setan, serem.

beda jauh sama jaeyun yang lemah lembut, ngga suka marah, perhatian, imut, lucu. bukannya sunghoon mau bandingin, cuman faktanya gitu.

dan jujur, sunghoon tertarik atau bahkan sudah jatuh cinta dengan jake. namun, lagi-lagi dia merasa tidak pantas.

"sebelum gue sama jaeyun pergi, kita ngobrolin banyak hal sore itu."

jake majuin kepalanya, "ngobrolin apa?"

flashback.

sepulang ekstra, dua anak yang masih memakai seragam pramuka lengkap bergandengan tangan menuju rel kereta.

mereka berdua duduk dikursi yang terletak cukup jauh dari rel, memandang bebatuan dan langit yang kian mulai menjingga.

"hoonie." panggil jaeyun tanpa menghadap ke lawan bicara.

"iya sayang?"

"aku mau pergi."

sunghoon terkejut, dia menatap jaeyun penuh tanda tanya. "pergi? pergi kemana?"

"hoonie tidak boleh tau." jaeyun memandang lurus, enggan untuk menatap sunghoon. dia meremas ujung seragamnya, ingin bilang tapi takut menyakitkan.

"hoonie." lirih jaeyun.

"iya sayang?" jawab sunghoon setiap kali kekasihnya memanggil namanya dengan lembut.

"jangan marah, jangan nangis ya?"

sunghoon menggelengkan kepalanya, "memang ada apa jaeyun?"

"aku...aku suka jay." jaeyun menghela napasnya, menggenggam erat jemari sunghoon. "maaf, kita berpacaran tapi aku menyukai orang lain."

apa yang dikatakan jaeyun membuat sunghoon tertawa, "kamu bercanda?"

"tidak, maaf."

sunghoon masih tertawa, walau agak terdengar menyesakkan. "lalu selama ini apa?"

jaeyun gusar, sungguh, dia merasa sangat sangat bersalah dengan sunghoon. dia menerima ajakan sunghoon berpacaran agar tidak menimbulkan kecurigaan.

orang lain yang melihat kedekatan jaeyun dengan sunghoon pasti akan menarik kesimpulan kalau keduanya saling mencintai.

padahal, hati manusia siapa yang tau.

"hoonie." jaeyun menggoyangkan tubuh sunghoon, "aku minta maaf, aku menyukaimu tapi hanya sebatas teman."

"kamu bilang kaya gini gara-gara kamu mau pergi? biar aku bisa melepas kepergian kamu dengan tenang 'kan?" sunghoon mencoba untuk berpikir logis.

jaeyun menggelengkan kepalanya, "maaf."

"tidak usah minta maaf, aku saja yang terlalu bodoh untuk memahami semuanya."

sunghoon mencoba tersenyum, kemudian mengusak surai lembut anak manis disampingnya.

pertahanan jaeyun runtuh melihat sunghoon yang masih bisa tersenyum. dia menubrukan badannya untuk memeluk sunghoon.

sunghoon balas memeluk, merengkuh erat seseorang yang dicintainya. bertepatan dengan warna jingga yang hampir sempurna, sunghoon mencium pucuk kepala jaeyun untuk yang terakhir kalinya.

flashback end.

flashback end

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
cigarettes of ours, sungjakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang