Chapter 4

1.1K 203 20
                                        

Apartemen mewah River terletak di area segitiga emas, Kuningan, Jakarta Selatan. Selain berkelas, fasilitas di tempat ini setara Hotel bintang lima. Dekat dengan pusat perbelanjaan, terlihat dari dalam unit ini sendiri.

"Kamu tinggal sendirian di sini?" tanya Snowy sambil melihat-lihat.

"Iya. Mau tinggal sama aku?" River memeluk Snowy dari belakang. "Aku nggak keberatan," bisiknya.

Snowy tertawa di tengah ledakan jantungnya. "Aku bisa dikeluarin dari kartu keluarga sama Papi," candanya.

"Hahaha. Nggak masalah. Nanti kita bikin kartu keluarga baru, cuma kamu dan aku."

Fokus Snowy teralihkan saat River mengecup telinganya. Embusan napas pria itu menggelitik kulit sensitif di sana. Rasanya seperti tersengat listrik, seluruh bagian tubuhnya ikut bergetar.

"Kamu harum banget," bisik River sambil menciumi leher samping Snowy.

Sengatan demi sengatan Snowy rasakan di kulitnya. Dadanya naik turun berusaha mengontrol detak jantung yang tidak karuan. Entah kenapa dia pasrah, membiarkan pria yang baru dekat dua hari dengannya ini mengeksplore bagian tubuhnya.

River membalik Snowy, napasnya memburu dengan bola mata yang menggelap. Dilepasnya kacamata yang membingkai mata indahnya. Lalu diajaknya ke ranjang besar yang masih rapi, dengan lembut membaringkannya. Membungkuk di atasnya.

Snowy bagai terhipnotis, tidak melakukan perlawanan apapun. Saat River mencium bibirnya, dia memejamkan mata menikmati. Sejenak tersentak ketika lidah pria itu menelusup ke dalam mulutnya, tapi lama-lama terbiasa dan ikut membalas.

River membuka kancing kemeja Snowy, tapi kali ini wanita itu menahannya. "Trust me," bisiknya meyakinkan. Seketika Snowy kembali pasrah. Kancing kemeja itu terlepas sampai habis, dan River menyingkirkannya dari tubuh Snowy.

Snowy memejamkan matanya saat ciuman River berpindah ke leher. Semakin turun, hingga ke dada. Jantungnya bagai dipukul dengan keras ketika pertama kalinya area sensitif itu disentuh.

River memperlakukannya dengan lembut. Mengecup dan membelai. Memberikan sesuatu yang tidak pernah Snowy rasakan selama ini. Desahan berat wanita itu mulai terdengar.

Ciuman River kembali ke bibir Snowy, menggigit bagian bawah untuk memberikan rangsangan. Tangannya dengan gesit melepas kancing celana jeans yang Snowy kenakan.

"Ri ..." Snowy mendorong dada River, lalu menahan tangan pria itu. Napasnya tersengal. Dia telah mabuk dengan segala buaian ini.

River kembali membungkam bibir Snowy, memainkan belitan lidah untuk mengalihkan pikiran wanita itu.

Snowy, totally pasrah.

River berhasil melepas semua penutup di tubuh Snowy. Ciuman mesranya menggelitik perut wanita itu dan terus turun ke bawah.

Merasa malu, Snowy merapatkan pahanya. Wajahnya merona, dan River pria pertama yang melihat tubuhnya sepolos ini setelah usianya dikatakan dewasa.

"Jangan malu, kamu punya tubuh yang sempurna." River tersenyum meyakinkan.

Lagi-lagi Snowy terbuai. Matanya terpejam, meremas seprei sebagai pelampiasan saat River menguasai area sensitifnya di sana.

***

Snowy berdiri di belakang kitchen island, memandang River yang sedang membuatkannya minum. Dia mengenakan kemeja putih milik River, membuat tubuhnya tampak seksi.

"Orange juice untuk wanita yang cantik," ujar River memberikan segelas jus jeruk itu.

"Makasih." Snowy tersenyum dan meminumnya sedikit.

Pacar Rasa MantanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang