Chapter 5

1K 123 15
                                        

Snowy merasa senang hari ini, karena dia akan satu kelas dengan River di jam mata kuliah umum, Bahasa Indonesia. Bisa duduk di samping orang yang dicintai, tentu akan sangat menyenangkan. Sudah tiga hari mereka tidak bertemu lantaran berbeda jadwal kuliah. Snowy juga sedang tidak bisa keluar, agar orang tuanya tidak marah. Itu sebabnya, hari ini Snowy anggap sebagai pertemuan penting.

Begitu sampai di kelas, harapan Snowy sirna. River ternyata duduk bersebelahan dengan Jelly, wanita yang selama ini sangat dekat dengan pria itu.

"Good morning Snowy," sapa Glen dengan cengiran lebar.

"Cantik banget hari ini, pink is the color that suits you," puji Delon.

Snowy tersenyum. Dia melirik River, pria itu tidak menoleh satu kali pun. Jangankan menyapa. Dia pun duduk di belakang, terpaksa mengalah dengan Jelly yang tengah menempel seperti lintah.

Selama kelas berlangsung, Snowy kesulitan berkonsentrasi. Pikiran dan matanya terfokus pada River yang tengah mesra dengan Jelly.

"Snowy, Ibu mau tahu pandangan kamu tentang Sastra modern yang mungkin bisa menenggelamkan sastra lama. Kamu setuju dengan itu?"

Snowy tersentak. Dia tidak menyimak sama sekali. Sementara semua mahasiswa menoleh untuk mendengarkan jawabannya. Dia melirik River yang juga sedang menatapnya. Fokus, Snowy!

"Bagaimana menurut kamu?" tanya Bu Oky kembali.

"Emm, saya tidak setuju bila sastra modern dianggap lebih baik dari sastra lama. Karena sebenernya kedua sastra ini punya kedudukan tersendiri. Dan ..." Snowy bingung mencari kalimat yang pas.

"Konsentrasi, Snowy." Bu Oky tersenyum. Dia pun kembali menjelaskan tanpa memaksa Snowy untuk melanjutkan. Semua orang mengalihkan pandangan ke depan lagi.

Snowy menggaruk kepalanya.

Setelah kelas selesai, Snowy ingin langsung pulang saja. Tapi Glen tiba-tiba menghadang.

"Snow, ikut kita nongkrong, yuk? Kebetulan, kita berdua ngajak Amel sama Vivi juga," ajak Glen.

"Nongkrong di mana?" tanya Snowy.

"Di End Cafe, kayak biasa. Oke, ya?"

Snowy melirik River, pria itu diam saja bagai tidak mengenalnya. "Ya udah, oke."

"Good!" Delon menjentikkan jari di depan Snowy.

River berjalan bersama Jelly, dan Glen sibuk mendiskusikan bola dengan Delon. Sementara Snowy seperti gelandangan yang tidak punya teman.

"Snow, mau ikut mobil kita?" tanya Glen.

"Dia punya sopir, kenapa kalian ribet?" tukas River.

Snowy mengangguk. "Gue biar sama sopir aja," sahutnya.

"Oke!" Glen dan Delon masuk ke mobil dengan tingkah konyol mereka yang saling berebut duduk di kursi belakang.

River membukakan pintu untuk Jelly. Pria itu benar-benar dingin pada Snowy.

Snowy masuk ke mobilnya, disetir oleh Pak Tino seperti biasa. Dalam perjalanan ke End Cafe, dia membuat sebuah kalimat di Story instagramnya.

Kenapa dia bersikap seolah-olah aku tidak ada?

Baru satu menit dipublish, notif di ponsel Snowy langsung ramai.

Peri Cantik

Amel: Snowy, Lo kenapa galau?

Vivi: Iya nih, tumben banget.

Snowy: Kalian di mana?

Amel: End Cafe

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 02, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Pacar Rasa MantanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang