Part 6 Pernyataan Cinta Davin

14 0 0
                                    

Davin mengambil tasnya, dia melangkahkan kaki keluar kelas menuju ke kelas selenia.

*kelas Selenia*

"See, aku pulang duluan, aku sedikit merasa tidak enak badan, kau nanti pulangnya diantar fabian ya, jangan lupa ajak emille juga"

"Baiklah, kau mau pulang vin? diantar siapa?" tanya selenia

"Aku bisa pulang sendiri, jangan khawatir"

Davin pun berlalu meninggalkan selenia, dan keluar gerbang sekolah dengan cepat. sementara itu emille kembali masuk ke dalam kelas, diliriknya kursi davin, namun dia tidak melihat tas davin.

"Apa dia marah karena aku menamparnya? seharusnya aku yang marah.! " pikir emille

Seorang teman sekelas emille, yang bernama Raisa menghampiri emille. dia menepuk bahu emille dengan cukup keras.

"masih pagi tapi kau sudah melamun saja mille, apa yang kau lamunkan hem,?" ucap raisa

"Bukan apa- apa rai"

"Oh ya, tadi aku bertemu dengan selenia, dia bilang jika pulang nanti dia menunggumu di kelasnya, dia juga bilang jika davin izin pulang, dia sakit" jelas raisa

" Davin sakit apa rai? tadi dia baik-baik saja."

"entahlah, aku hanya menyampaikan pesan selenia, kenapa tidak kau tanya langsung saja kepadanya"

"Rai, aku ingin pulang, tolong kau izinkan aku pada pak moses. ini penting! "

"Baiklah, nanti akan ku izinkan, tapi apa alasanmu bolos sekolah mille?"

"bilang saja aku sakit"

* * *

Emille berjalan keluar gerbang, dia segera memberhentikan sebuah taksi, menuju ke rumahnya. Tak lama kemudian emille telah sampai dirumah, dengan tergesa-gesa dicarinya davin.

"Davin...Davin...Davin...!!!"

"Eh sayang, kenapa memanggil davin? bukannya davin belum pulang sekolah" Ucap Bibi Erica seraya meletakkan serangkaian mawar merah kedalam Vas bunga.

"Davin tidak pulang ke rumah bi? tadi aku menyuruhnya mengambil tugas kami yang ketinggalan " Emille berbohong.

"Tidak sayang, mungkin tadi dia telah mengambil tugasnya dan kembali ke sekolah lagi tanpa sepengetahuan bibi"

"Ya mungkin juga begitu, ya sudah aku kembali ke sekolah dulu bi" Emille mencium tangan bibi erica

"Hati-hati dijalan sayang, pak hendra akan mengantarkan mu ke sekolah"

"Tidak perlu bi, sudah ada taksi yang menungguku di depan" jawab emille

Emille mengambil handphone dari sakunya, kemudian mencari nomor davin dan menekan tombol panggil. sudah berkali-kali ditelponnya, namun tak ada juga jawaban dari davin.

"Kemana kau davin, kenapa kau membuatku khawatir seperti ini hah..!!"

Emille merasa putus asa, dia pun memutuskan untuk pergi ke danau hawey. dilepaskannya sepatu dan kaos kaki, kemudian dengan perlahan emille berjalan menuju ke danau. terus, dan tanpa dia sadari dia sudah semakin jauh masuk ke dalam danau itu, tiba-tiba tangannya ditarik seseorang.

"Apa kau sudah gila hah!? kau mau bunuh diri? dimana otak mu emille!?" bentak Davin

"Davin?"

Emille spontan memeluk davin dengan sangat erat. airmatanya tumpah, ada rasa lega yang teramat sangat dihatinya ketika melihat sosok davin di dekatnya.

Every rose has its ThornTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang