Part 2 Hari pertama sekolah

52 0 0
                                    

Emille perlahan-lahan mulai membuka kulkas, diambilnya beberapa tomat, seledri dan keju, lalu kemudian emille mulai menggoreng telur, dan membentuknya menjadi telur dadar yang cantik.

Seketika emille teringat kejadian 10 tahun yang lalu, dimana untuk pertama kalinya davin meminta emille membuatkan bekal sandwich untuknya.

* * *

Flashback 10 tahun yang lalu...

Emille sedang berusaha menggoreng telur,dengan hati-hati diangkatnya telur tersebut dari penggorengan. Hap! dengan sekali sentakan emille membalik telur itu dan menaruhnya di atas piring.

Sempurna* batin emille

"Kau pandai memasak Emille, Telur itu terlihat seperti matahari"

Seketika Emille menghentikan aktivitasnya, entah mengapa saat mendengar suara itu, emille seperti merasakan kedamaian,ada rasa hangat dari suara lembut itu, Ya emille sangat mengenal suara itu, itu suara Davin.!

"Emille, kau baik-baik saja? " Tanya davin

"YA!" Jawab Emille singkat

"Apakah aku seperti orang jahat bagimu? kau tampak takut jika aku mengajakmu berbicara"

Ya Tuhan! bagaimana bisa davin menarik kesimpulan sendiri, dia tidak tahu, jika jantungku serasa ingin meloncat dari tempatnya bila dia menegurku. *batin emille

"Itu hanya perasaanmu, kau bukan orang jahat bagiku, dan aku menyukaimu" Emille tersenyum tulus

"Aku juga menyukaimu, ohya mengapa kau pagi-pagi sudah ada di dapur? dirumah ini ada koki yang akan memasak apapun makanan yang kau inginkan emille, kau tinggal sebut saja, maka mereka akan membuatkanmu" jelas davin.

"Aku hanya ingin membuat sandwich, untuk bekal makan siang di sekolah nanti vin "

Tiba-tiba Davin tertawa keras..merasa emille hanya diam, davin menghentikan tawanya dan mengelus rambut emille.

"Kau tidak perlu membawa bekal ke sekolah, karena makan siang telah di sediakan oleh katering sekolah, jadi untuk urusan makan siang sudah beres, hem tapi aku akan sangat senang jika kau membuatkan ku sandiwch, makan siang sekolah terasa membosankan bagiku. " ucap Davin

"Tentu, akan ku buatkan kau sandwich, tapi untuk rasanya aku tak menjamin enak, sebab aku tak tahu bagaimana seleramu vin"

"Apa yang kau bicarakan, masakanmu enak, dan aku selalu menyukai masakanmu" ceplos davin.

"maksudmu? " tanya emille heran

Davin yang kelepasan bicara pun menjadi salah tingkah,dan berlalu begitu saja tanpa meninggalkan emille yang terlihat kebingungan.

"bisa-bisanya aku kelepasan bicara, aah memalukan sekali davin* batin davin

* * *

Sebuah mobil Everest hitam terparkir di depan rumah davin, didalamnya tampak emille duduk di samping davin,sedangkan davin memegang kemudi, beberapa kali davin membunyikan klakson, berharap Selenia segera keluar.

"lama sekali dia, bisa-bisa kita telat! " gerutu davin

"Davin"

"Ya emille"

"Apakah kau akan mengemudikan mobil ini ke sekolah? "

"tentu, aku tidak sekuat itu untuk menggotong mobil ini ke sekolah emille" jawab davin enteng

"Apakah kau memiliki SIM? umur kita baru 14 tahun, dan kau, anak kelas 3 SMP telah mengemudikan mobil? ini pelanggaran davin! " desis emille

"aku tidak memiliki SIM Emille,tapi aku menjamin kau, selenia dan aku akan sampai disekolah dengan selamat, hari ini pak hendra tidak bisa mengantar kita, dia sakit. jadi aku yang menggantikannya, untuk hari ini saja. "

Every rose has its ThornTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang