Part 4 Salah Paham

15 0 0
                                    

Selenia dan Fabian tengah mencoba permen coklat dengan taburan kacang almond, mereka berdua tampak menikmati permen itu, fabian menengok ke arah selenia dan tertawa keras..

"kau kenapa? tiba-tiba tertawa, mengagetkan ku saja" ucap selenia

"lihat wajahmu, belepotan coklat, kau seperti anak kecil saja see " ujar fabian seraya membersihkan bibir selenia dengan tissue

"Eh ngomong-ngomong kemana perginya emille dan davin? aku tak melihat mereka dari tadi "

"kau benar see, kemana mereka? coba aku telepon dulu" ucap fabian

*Derrrt* Derrttt * ...

Lama fabian mencoba menelepon, tapi tidak kunjung diangkat juga oleh davin.

"aku kira mereka berdua sedang bersenang-senang, ayo kita cari makan siang, aku sudah lapat see..kau ingin makan apa? aku yang traktir " ajak fabian

"aku ingin makan seafood, bolehkah?"

"tentu,,aku tahu restoran seafood yang enak, letaknya tak jauh dari taman ini..ayoo.."

* * *

Sementara itu,,Emille telah bersama dengan Aresta dan Tirsa. emille tampak canggung berada diantara mereka. kemudian dia mulai memberanikan diri bertanya pada Aresta.

"Hal penting apa yang ingin kau bicarakan aresta, aku harus cepat kembali, nanti davin mencariku"

"Davin tidak akan mencarimu mille, karena dia yang menyuruh kami membawamu kesini" Ucap Tirsa enteng

"Kenapa dia menyuruh kalian membawaku?" ada sedikit rasa takut dalam suara emille

"Kau aman bersama kami emille, Davin ingin menyatakan cintanya kepada janetta" ujar aresta

"Tidak mungkin! " ucap emille ketus

Tiba-tiba handphone Tirsa berbunyi, notifikasi BBM.

Janetta
"Ajak gadis kampung itu ke taman timur sekarang! "

"Kau tidak percaya? kalau begitu ayo ikut aku " jawab Tirsa tak kalah ketus

Emille, Aresta dan Tirsa pergi ke taman timur,dan benar saja. tepat dihadapan emille sekarang terlihat davin sedang memegang erat tangan janetta.

"Aku mencintaimu, janetta " ucap Davin lembut

Telinga Emille mendengar dengan jelas ucapan davin, ya! davin sedang menyatakan cinta kepada janetta, entah mengapa emille merasakan sakit di dadanya, matanya pun terasa panas, dan tak terasa bulir -bulir itu jatuh dengan sendirinya. Emille Menangis!

Dengan gontai emille melangkahkan kakinya, menjauh dari davin dan janetta..

"EMILLE..!! " Teriak seseorang

Emille menoleh, mencari sumber suara yang memanggil namanya. ternyata fabian yang memanggilnya. fabian dan selenia langsung menemui emille.

"Kau kenapa emille? muka mu pucat sekali " ucap selenia panik.

"aku tidak apa-apa, hanya saja aku merasa lapar" jawab emille lemah

"ya tuhan, kau belum makan emille? kemana sepupuku, kejam sekali dia.! " desis Selenia

"sudahlah, mungkin davin ada urusan, ayo kita beli makanan untuk emille. " ucap fabian.

Emille merasakan sangat pusing, entah mengapa tubuhnya serasa tak bertulang..pandangan matanya pun perlahan-lahan gelap dan.. Bruuuk..!!

Emille pingsan!

"Astaga emille!! kumohon bangun" Selenia semakin panik

"Ayo kita bawa dia ke rumah sakit sekarang"

* * *

Davin duduk disalah satu bangku taman, sambil mengusap kasar rambutnya..

*Flashback*

" Apa syaratnya?"

"Mudah sekali sayang, kau hanya cukup bilang aku mencintaimu janetta " ucap janetta santai

"apa ucapanmu bisa di pegang?"

"Tentu! " janetta mengedipkan matanya

"Aku mencintaimu janetta, " ucap davin lembut

Janetta tersenyum..

"dimana emille sekarang? aku mohon lepaskan lah emille.. " Davin memelas

"Emille sudah lama ku lepaskan davin, bahkan dia juga sudah mendengar ucapanmu tadi" jawab janetta santai

"Apa..!?"

*FLASHBACK OFF*

Handphone Davin berdering, tertera nama fabian di layar, dengan enggan diangkatnya telepon itu..

* * *

Every rose has its ThornTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang