Part 3 Jebakan

21 0 0
                                    

Sudah 1 semester Emille dan Selenia bersekolah di SMP naville, itu berarti sudah enam bulan mereka tinggal di rumah Davin, hari ini davin berencana mengajak selenia dan emille ke taman kota, kebetulan hari ini ada candy festival, acara tahunan kota dalam rangka ulang tahun kota ini.

"Bagaimana? apakah aku cocok memakai baju ini vin? " tanya emille

Davin mematung memandangi sosok di depannya ini, dress berwarna saleem itu tampak pas di tubuh mungil emille, belum lagi emille mengikat rambutnya ke atas dengan hiasan pita kecil. sepatu high heels berwarna senada dengan tas kecilnya pun tampak menghiasi kakinya.

*Kau Cantik sekali emille * batin davin

"Davin..!!!"

"Aah iya emille,, lumayan..tapi sepatu mu itu terlalu tinggi untuk kau pakai ke taman,menurutku lebih baik kau memakai flat shoes.." Jawab Davin

"flat shoes? tapi,,aku akan terlihat pendek vin, tinggi badanku hanya 155 cm " sanggah emille

"benarkah? bagiku tinggimu sudah ideal"

"kau mengejekku vin, berapa tinggimu? kau tampak seperti mahasiswa,bukan siswa SMP" emille menjulurkan lidahnya ke arah davin

"175 cm" jawab selenia tiba-tiba

"kau memang benar-benar tinggi" ucap emille pelan

"untuk apa membahas tinggi badan, toh juga tidak mempengaruhiku, kau cantik emille, tadi aku hanya bercanda, maaf " ucap davin

"Kau lagi yang akan menyetir vin?" tanya emille

"Fabian yang akan menyetir, kita menumpang mobilnya hari ini, ayo pergi, sepertinya bian sudah di depan. " Ajak davin

* * *

Ke Empat remaja itu kini telah sampai ditaman kota, disini begitu banyak stand dan bazar yang menjual berbagai varian permen. Fabian mengajak selenia melihat pembuatan permen karet disalah satu stand, Davin mengajak Emille melihat permen-permen coklat. Mata emille membulat, takkala dia melihat barisan coklat putih dengan balutan karamel di hadapannya.

"Mau yang mana nona? " ujar salah seorang pelayan kepada emille

" Tidak, aku hanya melihat saja, aku tidak membawa uang, maaf" jawab emille

Tiba-tiba pelayan tersebut memberikan sebuah keranjang penuh coklat putih kepada emille.

ini seperti bucket bunga saja* batin emille

"ini dari tuan davin, untuk anda nona"

"Apa..!?"

Davin menghampiri emille kemudian tersenyum.

"anggap saja itu hadiah seorang teman emille, kau harus menerimanya " ucap davin tak terbantahkan

"Terima kasih Davin, aku sangat menyukainya "

* * *

Janetta, Aresta dan Tirsa terlihat berlenggak lenggok di taman kota, janetta mengedarkan pandangannya seperti mencari sesuatu.

"Kau yakin Davin ada disini? " tanya janetta kepada salah satu temannya

"Tentu, aku tahu itu dari fabian, sahabatnya" jawab aresta

"Kalau begitu tunggu apalagi? CEPAT CARI DAVIN..!  " bentak janetta

Aresta dan Tirsa pun langsung berpencar mencari davin, 20 menit kemudian janetta menerima BBM dari Aresta.

Arista

"Davin ada di depan stand gummy, kau tahu dia pergi dengan siapa? Emille!  "

✉Janetta
"Apa? kenapa pembantu selenia itu selalu mengekor kemana pun davin pergi, bereskan dia! "

✉Aresta
"kau yakin? ada davin disampingnya, aku takut janet.."

✉Janetta
"Aku tidak perduli!!"

Bagaimana aku harus membereskan Emille*batin Aresta

Sementara itu Janetta mulai mencari keberadaan davin, dan memang benar, davin dan emille terlihat mesra di depan mata Janetta, hati janetta seketika panas dibakar api cemburu..

"Semoga ini berhasil " ucap aresta

Seorang pelayan di sebuah stand tiba-tiba menabrak davin, baju davin pun basah dan kotor, pelatan itu tak henti-hentinya meminta maaf kepada davin.

"Tidak apa-apa, dimana toiletnya? " tanya davin

"Dari sini lurus saja, terus belok kiri tuan" Jawab pelayan itu

"Ayo..! " Ajak davin

"Kemana?"

"Mall,, ya ke toilet lah..! " jawab davin

"Tidak! ,kau saja sendiri, kau pikir aku mau ke toilet pria berdua denganmu? tidak! " tolak emille

"Kau tunggu diluar, aku tidak akan lama, aku khawatir meninggalkanmu sendiri"

Pipi emille memerah mendengar ucapan davin, kenapa aku merasa senang sekali.? apa aku jatuh cinta pada davin? oh tidak, jauhkan pikiranmu itu emille* batin emille

"Baiklah, aku ikut..jangan lama"

Davin tersenyum mendengar jawaban emille..

* * *

Setengah jam kemudian Davin keluar dari toilet, namun dia tidak menemukan emille..davin terlihat kebingungan.

"Mencari Emille?" ucap seseorang di belakang davin. davin pun membalikkan badannya..

"Janetta? kau tahu dimana emille?" tanya davin

"Iya, aku ada satu syarat jika kau ingin bertemu dengan emille" ucap janetta

" apa maksudmu? aku tidak mengerti.."

"Emille bersama dengan orang suruhanku, kalau kau ingin dia selamat, turuti syarat yang aku ajukan padamu"

"Apa? kau menculik emille ? keterlaluan!! " bentak davin

Janetta tertawa mendengar bentakkan davin..

"Kau tahu bagaimana sifatku bukan? apa pernah aku bermain-main dengan ucapanku sayang? "

Davin terdiam, janetta benar, dia tidak pernah bercanda dalam hal ucapan, davin berpikir sejenak dia tidak boleh egois kali ini, semua ini demi keselamatan emille.

"Apa syaratnya?" ucap davin tegas.

Kembali terdengar tawa kemenangan dari Janetta..

* * * *

Every rose has its ThornTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang