“Saya terima nikah dan kawinnya Septiana Dewi Binti Mahmudi dengan mas kawinnya tersebut tunai.”
“Bagaimana saksi?”
“Sah…”
“Sah…”
“Alhamdulillah, barakallahu laka wa Baraka alaika wa jama’a baina kuma fi khoir, aamiin.”
Prosesi ijab Kabul berjalan dengan lancar, dan kini Dewi sudah sah menjadi istri Lukman Alfarizi.
Seorang pria berjalan dengan tergesa menuju lokasi ijab kabul. Namun sayang, ia terlambat dan melewatkan prosesi sakral sahabatnya. Gurat penyesalan terlihat jelas di wajahnya.
"Kamu tadi kemana sih? Alfa nyariin tadi."
"Perut aku melilit, sekarang Alfa dimana?"
"Abis ijab kabul di sana."
Cepat-cepat Riski menemui sahabatnya untuk memberi selamat. Ia harus rela gadis yang dicintainya tersenyum bahagia bersama sahabatnya.
Pria ini adalah Riski Setian atau Riski. Dia adalah sahabat dari Lukman Alfarizi atau Alfa. Mereka begitu dekat, saking dekatnya sampai punya kesamaan dalam berbagai hal. Salah satunya adalah gadis impian.
Ketidak beruntungan ini harus terjadi ketika Riski dan Alfa mencintai gadis yang sama yaitu Dewi.
***
Sekian bulan Alfa dan Dewi menikah, dan Riski belum berhasil menyembuhkan lukanya. Namun tak banyak yang bisa Riski lakukan selain diam dan berusaha membuang perasaan terhadap wanita yang haram untuk dipikirkannya ini.
Saat tengah sibuk bekerja tiba-tiba ponsel Riski berdering. Terlihat nama Alfa tertera di sana, sehingga ia segera menjawab panggilan sahabatnya.
“Halo assalamu alaikum Al.”
“Wa’alaikum salam Ki. Kamu lagi dimana? Sibuk gak?” tanya Alfa bertubi-tubi.
“Aku lagi kerja.”
“Sibuk gak?” ulang Alfa.
“Ada apa sih, mau minta tolong apa?” todong Riski.
“Dewi motornya mogok di deket tempat kerja kamu, sedangkan aku gak bisa ninggalin kantor sekarang.”
“Terus tugas aku apa?”
“Tolong kamu lihat dia ya. Abis shareloc HPnya langsung gak aktif.”
Riski menghela nafas.“Oke.”
Bip
Riski meninggalkan pekerjannya begitu saja dan segera menyambar kunci motor untuk menyusul Dewi.
“Mau kemana Ki?” tanya seorang rekannya yang melihat Riski pergi begitu terburu-buru.
“Mau ngecek temen, motornya mogok,” jawab Riski tanpa berhenti.
Selalu seperti ini. Alfa dengan gampangnya meminta tolong kepada Riski untuk urusan istrinya. Ia percaya pada Riski karena pria ini sahabatnya. Tapi tak takukah Alfa jika Dewi adalah wanita yang dahulu Riski juga suka.
Riski yang gelisah mengendarai motor dengan kecepatan tinggi. Ia baru bisa bernafas lega saat melihat Dewi sedang duduk selonjoran di atas trotoar di samping motornya.
“Mas Riski,” kaget Dewi saat melihat Riski berhenti di dekatnya.
“Mas Riski mau kemana?” tanyanya saat Riski turun dari motor dan melepas helmnya.
“Mau jemput kamu, tadi Alfa yang telfon aku,” kata Riski sambil mengecek motor Dewi. Ia tak berani menatap wajah wanita yang hingga kini masih membuat hatinya tak menentu.
“Bensin baru aku isi, service juga belum lama ini, oli…”
“Dew, coba diem dulu bisa? Biar aku cek motornya.”
“Oh, maaf Mas.”
Dewi ikut jongkok dan memperhatikan Riski dari belakang. Riski tak berani menoleh, takut jika harus bertatapan dengan dengan Dewi yang kini telah menjadi istri sahabatnya ini.
“Kudu dibawa ke bengkel deh kayaknya,” gumam Riski setelah selesai memeriksa.
Namun yang diajak bicara justru diam saja. Karena penasaran, akhirnya Riski menoleh. Ia mandapati Dewi masih berjongkok dengan tatapan kosong.“Dew…”
Riski memutar tubuhnya dan bersila. Tangan Riski terulur untuk merapikan rambut Dewi yang terbang tertiup angin.
“Dewi Septina.”
“Ha? Gimana Mas?”
Dewi akhirnya menjawab. Entah karena panggilan Riski atau tangan pria ini yang menyentuh wajahnya.
“Ini kudu dibawa kebengkel. Cepet hubungin Alfa, kamu kudu gimana?”
“Tapi HPku mati.”
Riski menyerahkan ponselnya kepada Dewi untuk menghubungi Alfa.
“Gimana?” tanya Riski saat Dewi mengembalikan ponselnya.
“Nggak diangkat sama mas Alfa.”
Setelah berdiskusi, akhirnya Riski memutuskan untuk membawa Dewi ke kantornya. Tentunya setelah sebelumnya mengantar motor Dewi ke bengkel.
Di tempat lain Alfa baru saja menyelesaikan rapatnya. Ia ingin segera pulang dan mengetahui kondisi istrinya. Saal keluar dari ruang rapat, buru-buru ia mengecek ponselnya, ternyata ada beberapa panggilan dari nomor Riski yang ia yakini adalah Dewi pelakunya. Dengan khawatir, ia segera menghubunginya kembali.
“Pak Lukman…”
Belum juga mendengar suara istrinya, Alfa sudah dipanggil lagi oleh atasannya.
“Iya Pak,” jawab Alfa tanpa mematikan sambungan telfonnya.
“Pekerjaan anda sudah selesai kan hari ini?”
“Sudah Pak, sekarang saya sudah mau pulang,” jawab Alfa.
“Tolong bantu Bu Lina. Beliau kan masih baru, dan saya lihat hanya anda di bagian ini yang tugasnya sudah selesai.”
“Baik Pak,” tanpa pikir panjang Alfa langsung mengiyakan permintaan bosnya.
Tanpa Alfa sadari, panggilannya sudah diangkat oleh Dewi sehingga istrinya ini mendengar dengan jelas percakapannya.
Setelah Alfa ingat ia tadi mendial nomor Riski, ia langsung mematikannya tanpa melihat terlebih dahulu panggilannya ini sudah diangkat atau belum. Ia kembali mengantongi ponselnya dan berjalan menuju pegawai baru yang bernama Lina untuk mengajarinya seperti yang bosnya minta. Ia yakin Dewi sudah pulang kalau tidak pasti sudah aman bersama Riski.
“Kenapa Dew?” tanya Riski saat melihat wajah murung Dewi yang tengah menunggunya.
Dewi mengerjapkan mata untuk menghalau air mata yang nyaris jatuh dari sana.
“Udah selesai Mas?”
“Udah…”
Dewi ikut bangkit dan berjalan menghampiri Riski.
“Maaf ya Mas ngrepotin."
"Itu kan hobi kamu."
“Iiihhh….” Refleks Dewi meraih lengan Riski dan menggoyangkannya sambil merengek.
“Jadi ini ya Ki, ceweknya. Dah main gelendotan aja,” goda salah satu rekan Riski yang juga hendak pulang.
Spontan Dewi melepaskan tangannya, namun di luar dugaan bahwa Riski justru menahannya.
“Gak usah kepo.”
Riski segera membawa Dewi keluar dengan tangan saling menggenggam.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Maafkan Aku Mencintainya
RomanceRiski Septian dan Lukman Alfarizi adalah dua orang yang bersahabat sejak kecil. Mereka tak pernah satu sekolah, namun persahabatan mereka awet hingga dewasa. Mereka berdua cocok dalam banyak hal, bahkan hingga kriteria gadis idaman pun tak sengaja...