Aku mengenal Jaehyuk sejak aku berusia 6 tahun. Saat itu, keluarga ku baru saja pindah ke daerah tempat tinggal Jaehyuk. Sebagai bentuk perkenalan sebagai warga baru, keluarga ku mendatangi rumah Jaehyuk yang terletak diseberang rumah ku. Aku pertama kali bertemu Jaehyuk disana, di rumahnya.
Lucu sekali, melihat Jaehyuk 6 tahun yang memakai baju merah dengan rambut kuncir 2 layaknya seorang anak perempuan. Jaehyuk tidak protes, dia terlihat pasrah saja–atau justru malah senang ya? Karena seingatku, saat kita saling menatap, dia mengubah wajah datarnya. Sudut-sudut bibirnya terangkat, matanya melengkung sampai membentuk bulan sabit bersamaan dengan lesung pipi yang keluar malu-malu.
Jaehyuk anak bungsu, dari 2 bersaudara. Ayahnya seorang pengusaha, Ibunya hanya seorang ibu rumah tangga biasa. Kakaknya pergi merantau demi melanjutkan studinya. Keluarga Jaehyuk merupakan keluarga yang harmonis dan terpandang, tapi mereka tidak pernah besar kepala atau menyombongkan diri. Mereka selalu ramah dan baik hati kepada siapa saja.
Sangat kontras sekali dengan keaadan keluarga ku. Walau begitu, keluarga Jaehyuk selalu menerima kehadiran ku dengan tangan terbuka.
"Mi, malam ini Siji mau nginep!" Seru Jaehyuk saat kami baru memasuki rumahnya.
Mami menyambut kami dengan senyum hangatnya. "Siapp! Riu, Mami udah beliin kamu baju ganti buat disini sih. Tapi nanti pakai baju tidur mami aja ya!" Perintah Mami.
Mami kemudian membawa ku pergi bersamanya untuk mengganti pakaian dan membereskan kamar tamu—yang secara tidak langsung menjadi kamar ku—Hal yang biasa dilakukan Mami, tiap kali aku menginap atau sekadar main ke rumahnya.
Jujur saja, aku tidak keberatan. Daripada itu, aku malah merasa senang sekali, karena aku jadi mengerti dan merasakan rasanya kasih sayang seorang Ibu.
Aku sudah katakan sebelumnya, kalau keadaan keluargaku sangat kontras sekali dengan keluarga Jaehyuk, bukan?
Aku selalu merasa kasihan pada diriku sendiri, dan selalu berpikir sebenarnya dimana tempatku untuk pulang? Aku tidak punya rumah lagi. Aku tidak lagi punya rumah untukku pulang. Aku kehilangan, tempat untukku pulang.
Tapi, setiap kali Jaehyuk datang menghampiriku sembari tersenyum lalu mengajakku untuk pulang, setiap kali orang tua Jaehyuk khawatir saat aku main terlalu lama dan berujung dimarahi, setiap kali mereka menyambut ku saat aku pulang selepas menghabiskan waktu bersama Jaehyuk, setiap kali aku memasuki rumah Jaehyuk, rasanya seperti aku tau kemana aku harus pulang. Hangat sekali. Rasa hangatnya sampai masuk menusuk relung dada ku.
Tapi, karena aku berpikir begitu, aku diberi hukuman.
to be continued
Hayooo hukuman apa yang dimaksud Riu???🤪 selamat menebak-nebak.
Anyway, tumben bgt gue apdet di jam waras wkwk. Selamat membaca!
Semangat beraktifitas, stay healthy and be happy!🤗💖
See you in the next chapter!!

KAMU SEDANG MEMBACA
Clair de Lune (JAEHYUK - RYUJIN - ASAHI)
FanfictionAlternative Universe (AU) Bagaimana ya menjelaskannya? Ini tentang aku yang akhirnya terbebas dari kegelapan dan tau tujuan kemana aku harus 'pulang', tetapi aku juga harus menerima fakta bahwa 'seseorang' yang telah menjadi tujuanku telah pergi di...