Bias cahaya masuk melalui celah di mata kecil seorang gadis yang tertidur di kasur berwarna putih.
Marsha melepas boneka yang semalaman ia peluk, matanya sesekali terpejam, cahaya mentari yang masuk dari jendela membuatnya bangun karena merasa silau.
Matanya langsung tertuju ke jam dinding yang terpajang tepat di atas meja belajarnya.
"Astaga" ucap Marsha saat melihat jam dinding itu.
"Si bodoh itu membuatku terlambat" lanjutnya sambil segera turun dari kasur dan membuka pintu kamar mandi.
Wajahnya yang lemas menatap kearah kaca di dalam kamar mandi, lalu membilasnya dengan air dingin yang mengalir dari keran. Tak lama setelah menggosok giginya ia segera keluar dari kamar mandi, kemudian membuka lemari pakaian.
Ia membuka kaus yang ia kenakan, tubuhnya yang putih terlihat dari pantulan cermin yang ada di samping lemari pakaian.
Marsha langsung mengambil bra nya yang ada di urutan paling atas lemari itu, kemudian memasang bra dengan kait bagian depan berwarna merah.
Baju sekolahnya tergantung di sisi lain dari kamar itu, ia berjalan meraihnya dan mengenakan pakaian seragam sekolahnya, memasang dasi, lalu sedikit menambahkan riasan make up pada wajahnya.
Marsha kemudian duduk di bangku yang ada di pojok ruangan dengan tergesa-gesa, membuka laptop berwarna silver matte dan menyalakannya.
"Ayodong, cepat" ucap Marsha sambil mengetuk-ngetuk jarinya diatas meja
Layarnya kemudian menyala, membuka sebuah aplikasi sekolahnya, teman-temannya sudah lengkap berada disana, bersama seorang guru wanita tua yang memasang wajah sebal ketika Marsha memasuki ruangan kelas virtual pagi itu.
"Marsha Lenathea" ucap Ibu Guru tersebut
"Iya bu?"
"Kenapa kamu terlambat?"
"Kesiangan bu" ucap Marsha sambil memasang wajah polosnya.
"Yasudah, hukumannya kamu silahkan mengikuti kelas ini sambil berdiri, silahkan Marsha" ucap Guru tersebut
Marsha mengangguk pelan, lalu mematikan kameranya sebentar.
"Marsha, kameranya jangan dimatikan" ucap Guru tersebut
"Sebentar bu, saya tadi belum sempat pakai rok" ucap Marsha sambil sedikit berteriak karena ia telah berjalan ke lemari pakaiannya lagi.
Seisi kelas tertawa, kemudian Marsha mengenakan rok pendek diatas lutut dan kembali menyalakan kamera, ia berdiri 3 langkah dibelakang laptopnya, sambil pura pura fokus mendengarkan kelas online berlangsung.
Sesekali ia mengerutkan wajahnya karena lelah berdiri selama lebih dari satu jam, hingga akhirnya kelas itu pun berakhir.
------
"Nyebelin banget kan? Aku baru bangun tidur, terus disuruh berdiri satu jam coba, kamu bisa bayangin kan? Ini semua gara-gara kita telponan sampai subuh" ucap Marsha sambil mengerutkan dahinya.
"Hahahahaha, sukurin, kamu minta aku bangunin, tugasku hanya membangunkanmu, jadi itu bukan salahku" ucap Felix sambil tertawa.
"Membangunkan hanya dengan satu chat, mana bisa seorang manusia bangun hanya dengan cara seperti itu?" ucap Marsha kesal.
"Lalu kamu mau aku melakukan apa? Memanggil satu tim marching band dan meminta ia memainkan lagu patriotis di halaman rumahmu?"
"Gak lucu" jawab Marsha
"Yasudah, aku sedang sibuk sekarang" ucap Felix
"Iya, berbuatlah hal yang dilakukan manusia normal, jangan merepotkan orang lain" ucap Marsha dengan nada khawatir.
"Bagaimana jika mematikan listrik di sebuah mal saat pertunjukan berlangsung?" ucap Felix
"Jika kau lakukan itu, aku akan..." ucap Marsha
"Apa?" jawab Felix menantang
"Berhenti menghubungimu" ucap Marsha
"Baiklah, aku tidak akan melakukan itu, tetaplah menghubungiku" ucap Felix sambil mematikan teleponnya.
Marsha kemudian berjalan menuju meja belajarnya, menyalakan laptop untuk sekedar melihat akun redconnect yang seharian tidak ia buka.
"Marshaaaaaa" ucap seseorang dari bawah rumah
"Iyaaa?" ucap Marsha sedikit menaikkan nadanya
"Ada paket"
Marsha kemudian bergegas turun dari kamarnya, mengambil tas kertas berisi segelas kopi hangat yang bertuliskan namanya.
Marsha mencium ibunya kemudian berjalan kembali ke atas dan masuk ke kamarnya, dan membuka sepucuk surat yang ada di dalam tas kertas tersebut.
"Sangat menyebalkan pasti menghadapi wanita tua berusia 57 tahun yang masih mengajar pelajaran bahasa inggris yang sudah sangat kamu kuasai, apalagi jika mengikuti kelasnya sambil berdiri, maafkan aku karena membuatmu terlihat bodoh diantara 22 orang lainnya di dalam kelas itu, secangkir latte sepertinya tidak buruk untuk menemanimu streaming hari ini"
Marsha tersenyum, tidak ada nama siapapun tertulis di kertas itu, tapi tentu saja ia tahu jelas siapa yang memberikannya.
"Terimakasih, walaupun menyebalkan, kamu romantis juga ya ternyata" tulis Marsha, sesaat sebelum ia menekan tombol enter, sebuah chat masuk ke handphonenya.
"Sama sama" ucap Felix
Marsha kembali geram, ia melempar handphone itu keatas kasur, "Bagaimana mungkin dia tau aku akan berterimakasih".
--------
Marshmallow is online......
Verification data....
Marshmallow entered the room....
Puluhan chat masuk ke direct message redconnectnya, beberapa mencarinya karena seharian tidak live, beberapa menawarkan Marsha untuk bertemu di negara lain dengan bayaran nominal tertentu, dan masih banyak chat aneh yang masuk ke inboxnya.
Hari yang tidak terlalu sibuk dilalui Marsha dengan berinteraksi dengan para penonton di RedConnect, ia menuai ribuan gold hanya dengan mengajak ngobrol beberapa fansnya.
Nominal yang jauh lebih besar daripada yang ia dapatkan di tempatnya bekerja, bahkan berpuluh-puluh kali lipat. Bagaimana tidak, bayaran yang diterima member generasi baru seperti Marsha betul-betul bukanlah nominal yang besar, jangankan untuk sekedar membeli barang-barang mewah, paling uang yang ia dapatkan hanya cukup untuk memenuhi uang jajannya sehari-hari.
Idol grup ibukota itu memang sedang berjuang dengan meminimalisir setiap pengeluaran, termasuk untuk gaji para member, beberapa member terkenal ada yang mengambil jalur hitam untuk memenuhi kebutuhannya, itu memang sudah menjadi rahasia umum di kalangan member.
Mentari yang cerah berganti dengan sang bulan yang meroket lurus menembus awan, Marsha akan bersiap untuk berangkat latihan, latihan di idol groupnya memang seringkali dimulai larut malam, setelah pertunjukan berakhir, barulah member yang tidak tampil datang ke teater untuk mempersiapkan pertunjukkan untuk keesokan harinya.
----
"Marsha pergi dulu ya" ucap gadis kecil dengan hoodie warna putih bertuliskan Kansas Jayhawks kepada kedua orang tuanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Marshmallow
FanfictionSelain menjadi seorang idol, gadis kecil bernama Marsha adalah seorang streamer di aplikasi bernama RedConnect, sebuah aplikasi live berbayar. Cerita ini adalah sebuah perjalanan tubuh kecil Marsha menuju sebuah titik di mana emosi dapat mengalahkan...