meet

1K 128 12
                                    

setelah kejadian satu minggu yang lalu, Renjun tidak lagi memasak dirumah. Ia masih trauma dengan tindakan ceroboh yang ia lakukan, beruntung ada bibi Kim yang menyadarinya, jika tidak ia dan bibi Kim akan terpanggang didalam gedung tua itu dan bertanggung jawab atas hangusnya gedung tua yang ia sewa.

Pagi hari telah tiba, kebiasaan Renjun adalah memasak untuk dirinya dan sisa dari masakannya akan ia bawa untuk bekal bekerja namun kali ini kepulan asap dari dapur kecilnya tidak terlihat, semua karena rasa trauma yang ia rasankan. Konyol memang, tapi ia masih belum siap jika harus memasak khususnya berurusan dengan api dan membakar gedung ini, terpaksa ia membeli sarapan diluar lagi hari ini

Ia sudah siap untuk berangkat kekampus hari ini. Dengan mengenakan kaos putih dipadukan dengan bawahan rok berwarna nude, serta sepatu kets putih membuat Renjun terlihat feminim namun tetap sporty. Gadis itu tidak petnah neko neko untuk urusan pakaian asal itu nyaman maka ia akan menyukainya

"Jika membeli makanan dari luar terus, pasti uang ku tidak akan cukup" gumam Renjun dengan mulut penuh roti isi, ia memilih sandwich sebagai menu sarapan kali ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jika membeli makanan dari luar terus, pasti uang ku tidak akan cukup" gumam Renjun dengan mulut penuh roti isi, ia memilih sandwich sebagai menu sarapan kali ini

Renjun benar bener menekan pengeluarannya, ia tidak pernah menggunakan transpotasi umum saat akan berpergian kemanapun. Bahkan selama satu minggu ini saat ada keperluan kuliah dan tempatnya yang cukup jauh, Renjun menempuhnya dengan berjalan kaki atau terkadang ia menumpang kepada Felix. Dan saat kembali ia sengaja berjalan kaki jika dirasa ia sanggup untuk berjalan kaki sekalian mencari lowongan pekerjaan.

Upah bekerja paruh waktu yang selama ini ia andalkan setiap satu minggu sekali tidak ada lagi, gadis itu hanya mengandalkan simpanan yang mulai menipis. Untuk bahan makanan ia masih bisa bernafas lega karena bibi Kim sempat membelikannya beberapa waktu lalu, namun kini persediaan itu telah habis.

Selain bibi Kim yang membelikannya, wanita itu juga yang mengolah untuk Renjun. Beruntung sekali Renjun bertemu dengan wanita paruh baya baik seperti bibi Kim, meski orang itu memasak dengan mengoceh sana sini dan tidak lupa untuk menasehati Renjun, dari anak gadis harus bisa memasak, harus ramah, murah senyum, tata bicaranya harus sopan, harus memiliki table manner yang bagus, cara bibi Kim mendidik Renjun sudah seperti ingin mencetak Renjun menjadi gadis yang cocok untuk calon suaminya kelak.

Tidak jarang gadis itu menggerutu "bibi Kim kau sangat cerewet melebihi ibuku, kau berniat menjodohkanku dengan anakmu atau bagaimana. menurutku aku sudah pandai masak tapi kenapa kau selalu berkata jangan memasak terlalu pedas. Jaga ucapanku, padahal aku kan sudah sopan, hanya saja aku sedikit tegas jika orang itu tidak sopan padaku" Bibi Kim hanya menanggapi dengan santai sambil memasak "anggap saja aku akan menjodohkanmu dengan anakku" dan jika sudah dijawab seperti itu Renjun hanya mendengus, ia bahkan tidak mengenal anak dari wanita yang telah ia anggap sebagai ibu itu

Saat menasehati Renjun Bibi Kim selalu berucap layaknya seorang ibu pada anaknya , biarpun sedikit cerewet namun Renjun tidak memandang bibi Kim orang yang mengesalkan, ia justru menganggap wanita itu seperti ibunya sendiri dan merasa dianggap meskipun ia anak rantau, tak jarang jugaRenjun menyusahkan wanita itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 07, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

NANNY || JENO - RENJUN GSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang