keberuntungan atau kemalangan

1K 136 24
                                    

Mulai hari ini jadwal Renjun tidak akan sepadat biasanya, ia sudah tidak bekerja di swalayan milik paman Moon, kemarin juga hari terakhirnya bekerja di cafe

Terbiasa dengan jadwal yang penuh, waktu yang tergolong luang membuat gadis kelahiran Jilin itu merasa bosan di flat kecil yang ia sewa, berdiam diri dikamar selama satu jam membuat pikirannya melayang hingga ia teringat pada mendiang ayahnya yang selalu berkata

'Renjun, kau itu anak gadis ayah satu satunya, kau anak pertama juga kakak bagi Jisung, kau harus bisa menjaga ibu dan adikmu jika ayah tidak ada'

Ucapan terakhir mendiang sang Ayah yang membuatnya selalu bertahan di perantauan saat ini, ia ingin mendapatkan gelarnya dan bekerja sesuai dengan apa yang ia cita-cita kan, membuat ibu dan adiknya bangga juga juga dapat membantu perekonomian sang ibu di Jilin

"Apa aku menghubungi Jisung saja ya"

"Iya, sepertinya itu tidak buruk"

Renjun beranjak dari tempat tidurnya, ia meraih ponsel yang ada di meja make up kecil miliknya

Sambungan telepon itu tidak mendapat jawaban dari sang adik, hanya pesan dari Jisung yang menghampiri ponsel Renjun setelah panggilan yang ia lakukan setelah panggilan itu di tolak oleh sang adik

Jisung adikku 🐧
"Ada apa kak? Aku sedang latihan saat ini. Nanti akan ku hubungi lagi"

Renjun menghela nafasnya, ia baru ingat jika saat ini masih jam adiknya untuk ke academy untuk latihan

"Waah bosan sekali, apa aku bersih bersih saja ya"

"Tapi aku malas, tapi aku juga bosan juga"

Dengan berat hati Renjun keluar dari kamarnya, menjumput barang barang yang beberapa hari ini di biarkannya berantakan, ia menatanya membuang barang yang tidak ia gunakan lagi, memungut pakaian yang terlihat kusut dan memasukkannya dalam keranjang, sedikit melelahkan tapi juga terlalu memberatkan Renjun karena bekerja sudah menjadi rutinitasnya

"Waaah selsai juga. Saatnya mandi, lalu membuang sampah dan pergi makan" ucap Renjun ceria

Seusai mandi Renjun membawa dua kantong plastik yang berisi sampah menuju tempat pembuangan yang ada di lantai dasar, sesekali ia bersenandung melepaskan beban yang ia pikul saat ini

Renjun melempar dua kantong sampah sesuai golongannya, kegiatan membuang sampah salah satu kegiatan favoritnya karena ia bisa menenangkan pikirannya, ia mengibaratkan sampah sampah itu beban pikiran dan beban hidupnya yang harus ia buang bersamaan dengan sampah sampah itu

Sebuah suara mengintrupsi kegiatan gadis cantik itu, ia menoleh dan mendapati bibi Kim sedang berjalan menuju pembuangan sampah

"hi Renjun, kau tidak pergi bekerja?"

"Hi bibi Kim, aku sudah tidak bekerja lagi"

Bibi Kim kaget dengan jawaban tak biasa dari Renjun, pasalnya Renjun ini gadis yang gigih, ia rela bekerja banting tulang demi mencukupi kebutuhan hidupnya di Korea.

"Kau tak bekerja di cafe depan kampusmu lagi?"

Renjun hanya tersenyum sambil mengambil kantong sampah yang dibawa bibi Kim

"Biar ku bantu bi, ah tetang pekerjaanku. Aku sudah tidak bekerja di sana, ada pengurangan tenaga kerja karena Cafe nya juga akan ditutup"

Bibi Kim merasa iba pada gadis itu, ia jadi teringat anaknya yang seumuran dengan Renjun, memang tidak merantau tapi anaknya juga hidup terpisah karena karir yang tak memungkinkan untuk hidup bersama dengannya

NANNY || JENO - RENJUN GSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang