Hari hari Renjun terlewati seperti biasa. Bangun pagi, menyelesaikan kuliah, bekerja di mini market, menjadi pegawai paruh waktu di cafe depan kampus, semua ia lalui dengan senang hati, ia selalu tersenyum saat melakukan pekerjaannya tak heran banyak teman kampus dan teman kerjanya yang akrab dengannya
Renjun tau ia tidak bisa mengandalkan keluarganya, ibu nya hanya pedagang aksesaoris oleh oleh khas daerahnya, sedangkan sang ayah sudah meninggal karena kecelakaan kereta api, bahkan dahulu sang ayah hanya bekerja sebagai staff perusahaan komersial yang kecil, penghasilan mereka tidak bisa diandalkan
adik Renjun sudah menempuh pendidikan akhir dan membutuhkan biaya ektra untuk ujian kelulusan, sang adik yang bernama Jisung tidak sekolah di sekolah umum namun sekolah di akademi artis, dari kecil anak itu sudah memperlihatkan ketertarikannya pada dunia seni bernyanyi, dan menari, sesungguhnya Renjun juga ingin tapi ia sadar biaya untuk sekolah di akademi artis tidaklah mudah jadi ia memutuskan untuk sekolah umum saja saat itu, dan beruntung ia sekarang mendapat beasiswa ke luar negeri untuk memperdalam minatnya pada bidang seni hanya saja kini Renjun memilik jurusan Seni Rupa
Renjun sudah biasa berjuang sendiri sedari kecil meskipun keluarganya tergolong mampu tapi ayah dan ibunya selalu mengajarkan untuk tetep bekerja keras agar tidak bergantung pada orang lain
Hari ini menjadi hari yang ia nanti dalam seminggu, hari paling membahagiakan bagi Renjun karena tepat sabtu malam ini ia akan mendapatkan upah mingguannya
Lumayan upah dari kerjanya bisa untuk keperluan sehari hari dan sisanya bisa ia tabung untuk membantu pendidikan adiknya
✨✨✨✨✨
Pulang dari cafe tempatnya bekerja senyuman Renjun tak pernah luntur hingga ia melihat keramaian diujung jalan
"Sudah malam kenapa masih ramai sekali"
Renjun jalan mendekat karena penasaran, saat ia ingin menerobos kerumunan ia malah kesal sendiri tubuhnya yang kecil membuatnya terjebak diantara lautan manusia
"Aish apa apaan ini, lebih baik aku keluar saja"
"Permisi
Permisi
Permisi" ucap Renjun saat ingin keluar dari kerumunan, setelah berjuang dengan himpitan orang orang, akhirnya dia keluar juga dari lautan manusia gila yang meneriaki nama idolanya diatas panggung padahal mereka sama sekali tidak terlihat dari tempat penonton
"Apa mereka gila, wajahnya pun tak terlihat"
Nafas Renjun menggebu karena masih lelah melawan tenaga mereka, meski begitu rasa penasaran masih menggerogotinya
"Permisi, ini ada acara apa ya?"
"Penggalangan dana untuk korban benca alam di provinsi Jeolla utara"
"Oh, terus mereka siapa?"
Orang yang ditanya memandang Renjun kaget mungkin merasa aneh pada Renjun, jika dilihat usia Renjun ia tidak cukup tua hingga tidak tau siapa mereka
"Kau sungguh tidak tau mereka? Bahkan bayi berusia delapan bulan saja mengidolakan mereka"
Renjun malu dengan tingkahnya, ia menggaruk ceruk lehernya
"Maaf aku tidak mengikuti perkembangan kpop" jawab Renjun canggung
"Bagaimana aku mengikuti, TV saja tidak punya, sosial media apa lagi haha" batin Renjun
KAMU SEDANG MEMBACA
NANNY || JENO - RENJUN GS
Fiksi PenggemarAku kena kutukan Noren, tiap buat FF Noren selalu gagal :( Semoga ini enggak ya okay, let's get started 😉 Start :10 April 2021 End :