awal

21 2 4
                                    

Pagi yang cerah tapi tidak secerah suasana hati seorang gadis yang baru bangun dari tidurnya, dahinya dibasahi peluh nafasnya tampak tak beraturan.

"Kapan ini selesai?".

Setelah lama berfikir gadis itu memutuskan untuk melupakanya dan bersiap untuk sekolah.

Namanya adalah Azilla Latifa Putri seorang murid sekolah menengah atas.

Setelah siap dia berangkat kesekolah menggunakan angkutan umum saat sampai disekolah semua orang menatapnya dengan berbagai macam ekspresi mulai dari merendahkan, kasihan hingga takut, Zilla tak memperdulikanya dan duduk di tempatnya.

"tau ga sih ka Rena katanya udah ketemu, tapi pas ketemu dia udah meninggal"
"serius?!"
"iya, katanya di badannya penuh luka sayatan sama tusukan benda tajam di bagian dadanya"
"ihh serem, eh tapi inget ka lia sama ka cia ga? Mereka pas ditemuin gitu juga kan kondisinya?"
"eh iya, jangan jangan pelakunya sama lagi"
"ada kemungkinan sih dari pola juga samakan, mereka sama sama hilang satu hari dan pas ketemu semua dalam keadaan meninggal, lukanya juga sama"
"iya, dan di inget inget, mereka sama sama habis gangguin si Zilla, jangan jangan ada hibunganya sama dia lagi"
"kok mikirnya gitu sih?"
"aneh aja gitu dari dulu semua orang yang gangguin dia pasti ga lama pindah sekolah dan sekarang malah meninggal"
"iya juga sih, tapi kan mungkin cuma kebetulan dan kalo yang dulu kan emang pada di keluarin dari sekolah"
"kebetulan atau ga kita harus mulai hati-hati"
"iya".

Tanpa mereka sadari Zilla mendengar semua ucapan mereka tapi dia diam takitnya jika dilawan hal buruk akan muncul.
'dia bilang masih hidup kan'

Disisi lain di pojok kelas seseorang tengah memperhatikan Zilla dengan ekspresi sulit diartikan.

Pelajaran dimulai, semua fokus pada penjelasan guru, sampai bel istirahat berbunyi.

"Baik pelajaran kali ini sampai disini, terima kasih" setelahnya guru pergi meninggalkan kelas.

Zilla menikmati bekalnya tanpa meperhatikan sekitarnya, ia sangat lapar karna pagi ini tidak sarapan.

"Kalo mau hidup tenang lu harus lepasin dia" kata seseorang saat Zilla memdongkakan kepalanya orang itu sudah keluar kelas
"Kalo gua lepasin dia banyak orang dalam bahaya" monolog Zilla lalu melanjutkan makannya.

Acara makanya telah selesai dan waktu istirahat masih banyak jadi Zilla memutuskan untuk pergi kekamar mandi.

Sesampainya di kamar mandi, Zilla membasuh mukanya,mengeringkanya dan menatap pantulan dirinya dicermin, dia baru sadar mukanya kini berubah tidak seperti dulu, pipinya terlihat lebih kurus belum lagi kantung matanya yang makin menghitam, bibirnya juga sedikit pucat, tawa hambar keluar dari mulutnya melihat dirinya sendiri, setelah puas Zilla kembali kekelasnya.

Bel masuk berbunyi pelajaran dilanjutkan dengan tenang, semua fokus pada penjelasan guru kecuali Zilla yang tengah berperang pikiran mengenai ucapan orang tadi.
'apa iya gua bisa bahagia?'.

"Baiklah sampai disini dulu, semua pulang langsung kerumah jangan main dulu sekarang sedang ramai kasus penyerangan yang korbanya anak sekolah"
"Baik bu".

Semua membubarkan diri, begitu pula dengan Zilla yang tengah bersiap pulang
"Dia perduli sama lu" orang itu lagi
Zilla tak tau namanya karna memang zilla tak pernah perduli dengan nama teman sekelasnya
"Heyy, apa maksudnya" teriak Zilla karna orang itu mulai nenjauh
"Lu tau apa yang gua maksud" jawab orang itu dan pergi meninggalkan kelas
"Dia iseng, iya mungkin dia iseng karna mau deket sama gua" ucap Zilla menenangkan dirinya sendiri lalu pergi meninggalkan kelas yang telah kosong.

Sesampainya dirumah Zilla mengganti pakaianya dan memasak untuk dia makan, Zilla tinggal sendiri kedua orangtuanya telah bercerai dan sudah memiliki keluarga masing masing dan tidak ada yang mau menerimanya, jadi Zilla hidup sendiri dengan uang yang setiap bulan dikirimkan padanya.

Setelah selesai makan dia pergi ke kamarnya sebenarnya beberapa minggu belakangan ini ia merasa di awasi seseorang tapi saat dicari dia tak pernah menemukan siapa yang mengawasinya atau ini hanya perasaannya saja.

"Aku lelah, jika aku pergi sekarang apa aku bisa bahagia?" monolog Zilla sambil tertunduk sedih dengan apa yang dialaminya sekarang, dulu hidupnya bahagia kedua orang tuanya menyayanginya, punya banyak teman hingga orang tuanya bercerai dan teman temanya meninggalkanya sediri disitulah semua dimulai.

Dan malam ini berakhir dengan tangisan Zilla mengingat betapa sedihnya hidupnya.

Di waktu yang sama di sebuah rumah yang terlihat kosong dengan bau khas darah tercium dimana mana terlihat seseorang tengan duduk disalah satu sofa tua sembari memainkan sebuah pisau dan memandang semua foto.

"kamu terlalu baik tapi aku merasa senang".

HELP METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang