Flasback
Suasana pagi ini sangat menggambarkan suasana hati Zilla, hujan turun deras dan langit pun gelap, rasanya Zilla tak ingin meninggalkan kasurnya tapi ia harus pergi sekolah.
Sekolah masih lumayan sepi hanya beberapa anak saja yang terlihat di koridor karna memang hujan dipagi hari itu membuat malas.
Sesampainya di keas Zilla segera menuju tempat duduknya, saat hendak duduk, seseorang memanggil Zilla
"La, lu dipanggil ka Luna, ditunggu di kelasnya"
"Oh iya, makasih Sesil".Zilla meletakan tasnya dan pergi menghampiri kaka kelasnya itu.
"Emm, permisi kakak panggil saya?"
Suasanya kelas itu sepi hanya ada beberapa orang saja yang Zilla ketahui adalah geng kakak kelas yang memanggilnya
"Oh lu udah dateng, berani juga ya, sendiri lagi"
"Ngapain masih didepan pintu, sini masuk"
"Emm iya kak"
"Duduk"
Dalam hati Zilla menebak-nebak apa yang akan dia terima hari ini."Nah dia udah disini Ren, terserah lu mau apain dia" ucap Luna kepada temanya yang bernama Rena
"Tolong awasin pintu ya, jangan ada yang masuk pas gua lagi main" kata Rena dan di angguki oleh yang lain"Berani banget ya lu godain pacar gua, Ganjen banget ya jadi cewe" kata Rena kepada Zilla
"A...aku ga godain pacar kaka kok"
"Alah ga usah bohong lu, dia minggu lalu jalan sama lu kan?!"
"I...itu kita ga sengaja ketemu kak"
"Ga sengaja ketemu kok sampai dianter pulang?!" Sinis Luna yang memperhatikan dari pintu kelas.Zilla ketakutan, dalam hati dia menyalahkan dirinya sendiri kenapa tidak menolak tawaran pacar kaka kelasnya itu, karena hari itu waktu sudah sore dan hujan kebetulan juga mereka tetangga jadi kenapa harus menolak pikir Zilla hari itu kalau tau akan jadi seperti ini Zilla tentu saja akan menolaknya.
PLAK
sebuah tamparan nengenai pipi putih Zilla sampai memerah, rahangnya di cengkram kuat oleh Rena sampai kuku panjang Rena menembus kulitnya dan darah keluar dari lukanya
"Inget baik baik, kalau sampai gua liat lu sama pacar gua lagi lu bakal dapet yang lebih parah dari ini" ucap Rena marah lalu melepaskan cengkramanya dan menendang bangku yang diduduki oleh Zilla hingga jatuh.
"Pergi"lanjutnya
"Ba...baik ka" dengan susah payah Zilla berdiri sambil menahan tangisnya karena dia tau dia akan mendapan hal lain jika di menangis.Zilla pun meninggalkan kelas itu dan pergi menuju uks untuk membersihkan lukanya dia tak ingin mendapat yang lebih buruk dari ini jika ada guru yang tau, sepanjang jalan semua menatapnya kasihan mereka tau apa yang terjadi pada Zilla tapi mereka dia karena tak mau jadi korban juga.
"Permisi" ucap Zilla saat membuka pintu uks
"Eh Zill, ada apa" tanya penjaga uks
"Emm...mau ngobatin luka"
"Oh sini, kamu jatuh lagi"
"Hehe iya kak"
"Lain kali hati hati, eh kok muka kamu juga luka gitu? Kamu beneran jatoh?" Tanya petugas uks saat melihat luka di wajah Zilla
"Tadi jatuhnya mukanya kena tahah ka jadi gini deh hehe" jawab Zilla dengan tertawa untuk menutupin kebohonganya
"Ya udah sini aku obatin, lain kali hati hatinya" jawab petugas uks setengah percaya dengan Zilla tapi tetap mengobatinya tanpa bertanya lagi
"Nah udah, lain kali hati hati kalau jalan, jangan meleng"
"Siap, yaudah aku kekelas dulu udah bel"
"Yaudah sana belajar yang rajin".Zilla pun bergegas kekelasnya, sesampainya dikelas guru telah mulai mengajar.
Tok Tok Tok
"Maaf saya terlambat" ucap Zilla pada guru
"Dari mana kamu?" Tanya sang guru
"Dari toilet bu"
"Ya sudah cepat duduk"
"Baik bu".Zilla berjalan duduk ditempatnya sambil menahan sakit di kakinya, setelahnya semua kembali fokus pada penjelasan guru sampai bel istirahat berbunyi dan semua murid meninggalkan kelas dan menyisakan Zilla yang sedang membaca buku.
"Kaki lu obatin juga nanti infeksi" ucap seseorang yang kemarin sambil meletakan sebuah plastik lalu pergi
"Ah makasih" ucap Zilla tapi terlambat karena orang itu sudah pergi keluar kelas
"Itu orang cepet banget perginya, hmm darimana dia tau kaki gua luka ya" monolog Zilla dan membuka plastik yang isinya ternyata obat merah dan kasa serta plester.Zilla tersenyum ternyata masih ada yang baik padanya
**************
Malam harinya Rena baru pulang bermain bersama teman geng nya dan sedang menunggu taxi onlinenya, jalanan sudah sepi karena memang sudah malam dan habis turun hujan.
Saat menunggu tiba-tiba seseorang menukulnya dari belakang hingga ia pingsan, entah berapa lama Rena pingsan saat terbangun tangan dan kakinya sudah terikat dan dia duduk disebuah kursi, seseorang juga sedang memandanginya dari pojok ruangan sambil bermain pisau lipat.
"Eughh...siapa lu?" Tanya Rena
"Ohh udah bangun, lama juga ya" ucap orang itu tanpa menjawab pertanyaan Rena dan mendekat
"LU!!" Kaget Rena saat melihat wajah orang itu
"Iya ini aku, dan karena kamu udah nyakitin Zilla jadi aku mau bales kamu, kita mulai mainnya ya soalnya kamu lama sadarnya sih, aku kan udah ga sabar"
"Le...lepasin gua" ucap Rena ketakutan
"Kok minta lepasin sih kan kita belum mulai mainya" ucap orang itu lalu mengangkat pisau lipatnya
"Ja...jangan" Rena ketakutan
"Pertama kita buat ukiran di pipi kamu gimana biar sama kaya Zilla, sakit tau" ucap orang itu tanpa menghiraukan ucapan Rena.Orang itu mulai membuat titik dia Pipi Rena dengan ujung pisau lipatnya.
"Aaaaaaa" teriak Rena kesakitan
"Yahh kok teriak sih kan jadi kesayat panjang kan pipinya padahal maunya cuma titik titik aja, ya udah sebelah juga ya biar bagus hihi" ucap orang itu
"Ga...ga...jangan...AAAAAAAA" teriak Rena setelah sebuah sayatan tercipta di pipi satunya
"Kok kamu berisik sih, mulutnya tutup dulu deh" ucap orang itu dan membawa lakban lalu menutup mulut Rena
"Nah bagus kan kalo gini, oh iya tangan karena kamu ga bisa gunain buat hal yang baik jadi gimana kalo aku buat biar ga bisa digunain lagi" ucap orang itu lalu mengambil sebuah kayu yang lumayan besar lalu memukul tangan Rena dengan kayu itu dengan keras berulang kali dan melakukan hal yang sama pada tangan yang satunya teriakan tertahan Rena terus keluar serta air matanya yang menetes bercampur darah dari pipinya."Nah udah cukup aku cape mukulnya, tangan aku jadi sakit, kita mainya sama ini aja ya" ucap orang itu sambil membuang kayu tanpa takut ada sidik jari yang tertinggal karena menggunakan sarung tangan lalu mengambil pisaunya lagi dan mulai menyayat-nyayat tangan Rena dan juga kakinya.
Setelah tubuh Rena penuh dengan Sayatan dia pun berhenti
"Nah selesai" ucap orang itu lalu berlalu ke pojok ruangan lagi.Keadaan Rena dalam ambang kesadaranya, seluruh tubuhnya terasa sakit belum lagi darah yang terus keluar dari lukanya, tak lama orang itu kembali dengan membawa sebungkus garam dan beberapa potong jeruk nipis.
"Saatnya pertunjukan terakhir" ucap orang itu dan mulai menabur garam pada luka dipipi dan tangan Rena, Rena yang telah kehilangan kesadaranya kembali terbangun dan berteriak walau tidak ada suara yang keluar, orang itu juga menetesi luka kaki Rena dengan potongan jeruk nipis membuat Rena makin kesakitan.
"sip misi selesai, aku pergi dulu ya" setelah membereskan bawaanya dia pun pergi tanpa perduli apakah rena masih hidup atau tidak.
"hmm tanggung juga mainnya, selesain deh" tak lama terdengar bunyi teriakan tertahan lalu kembali hening.
KAMU SEDANG MEMBACA
HELP ME
Short Story"Aku ingin bahagia" Zilla Yuk mampir dulu siapa tau suka 18+ Terdapat adegan kekerasan Bijaklah dalam membaca Masih butuh bimbingan, kritik dan saran diterima tapi jangan gunakan bahasa yang kasar Terima kasih