🍁 06| Kambuh 🍁

41 16 91
                                    

Happy Reading.

" Do good but never speak of it " ~Dya

*
*
*
*
*

Pagi ini Dya terbangun karena ketukan dipintunya. Bi Minah terkejut saat melihat pecahan gelas dan juga tangan Dya yang berlumuran darah kering.

Bi Minah pun membersihkan pecahan kaca yang berserakan seraya menunggu Dya yang tengah mandi. Selesai dengan kegiatan bersiap nya, kini Bi Minah tengah mengobati luka ditangan Dya.

" Ini kenapa luka nya banyak gini sih non? " Tanya Bi Minah disela ia mengobati.

" Cuma luka kecil kok Bi, besok juga pasti udah sembuh "

" Lain kali kalo terluka gini langsung diobati ya, nanti bisa infeksi non"

" Iyh Bi, ini ngga Dya obati karena ketiduran jadi lupa deh hehe" Dya akan berbicara lembut dan hangat saat bersama Bi Minah.

Karena memang beliaulah yang merawat Dya saat yang lain sibuk merawat Dita.

" Makasih Bi " Ucap Dya saat Bi Minah selesai mengobati tangannya.

" Sama-sama non, yaudah kalo gitu Bibi permisi dulu non"

" Oh iyh, lain kali panggil Dya aja ya Bi ngga usah pake non" Ucap Dya karena ia sudah menganggap Bi Minah lebih dari seorang maid.

Helaan napas terdengar saat Dya menatap tangan kanannya yang kini penuh dengan plaster luka disela jari juga telapakannya.

Kini Dya pun beranjak untuk sarapan terlebih dahulu sebelum berangkat sekolah.

Sesampainya ia ditangga terakhir, sebuah pemandangan yang sangat tidak ia sukai tersaji.

Dimana seluruh anggota keluarganya tengah menyantap sarapan tanpa menunggu dirinya juga sesekali candaan yang sang ayah lontarkan untuk mencairkan suasana.

Sungguh hati Dya tergores lagi, mereka nampak bahagia dan lupa bahwa ada satu kursi dimeja itu yang kosong.

Awalnya Dya yang hendak sarapan pun tidak jadi ia hanya melewati meja makan tersebut dengan suasana hati yang hancur.

Namun langkahnya terhenti saat sebuah suara menahannya.

" Dya ngga sarapan dulu nak? " Tanya Elina saat melihat Dya yang ingin melewati meja makan.

" Dya buru-buru" Ucap Dya berbohong, tanpa menoleh lagi, Dya melenggang pergi menuju halte depan.

" Anjirt masih pagi udah sesek aja nih jantung Gue" Gumam Dya seraya memukul pelan dadanya.

🍁🍁🍁

Karena keadaan sekolah yang masih sepi Dya pun berjalan menuju rooftop. Sesampainya di rooftop Dya menuju tembok pembatas mengambil napas dalam kemudian menghembuskannya.

Memejamkan matanya sejenak menikmati udara yang masih pagi ini. Merilekskan otak yang tadi sempat emosi.

" Tenang ya Mbak?" Sebuah suara memecahkan ketenangan yang Dya tengah nikmati.

Dya pun menoleh dan mendapati Kenzi pengrusuhnya, entah sejak kapan Kenzi sudah duduk selonjoran ditumpukan kursi-kursi yang sudah tak terpakai itu.

" Sejak kapan Lo disini Ken? " Tanya Dya heran.

" Sejak Lo buka tuh pintu dengan kaki Lo itu" Ya memang karena sedikit kesal Dya tadi membuka pintu rooftop dengan tendangan ringan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 28, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ANINDYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang