🍁 01| Beginning 🍁

82 42 76
                                    

Siang yang tak begitu terik. Cukup cerah, secerah seorang gadis berumur 6 setengah tahun, yang kini tengah bermain dengan ketiga kakaknya. Di ruang keluarga itu terlihat hangat. Dimana kedua orang tua memantau anak mereka yang sedang bermain bersama.

Tak jarang mereka berebut mainan. Namun ada Dara kakak tertua diantara mereka berempat umurnya yang menginjak remaja itu bisa menengahi adik-adik nya yang bertengkar karna masalah sepele.

Seperti sekarang adik bungsunya itu membuat ulah. Dengan merebut mainan kakaknya yang sedang asik dimainkan. Dan membuat kakaknya tak terima dan berakhir dengan aksi berebut.

" Dya, nggak boleh gitu ya, itu nggak sopan balikin ke kak Dita mainannya" Ujar Dara mencoba menengahi mereka.

" Gak mau, Dya mau berbie cantik ini" Ucap Dya bocah berumur 6 setengah tahunan itu enggan untuk melepaskan berbie yang ia peluk.

" Ish, Dya balikin berbie Dita " Rengek Dita yang tidak mendapatkan respon dari sang adik.

" Kalo mau kejar aku wlee" Dya pun berlari mengelilingi Mansion mereka dan diikuti Dita yang mengejarnya. Mengabaikan teriakan dari kakaknya dan juga kedua orang tua mereka.

" Dya ih, siniin berbie nya" Teriak Dita ditengah larinya.

" Tangkap dulu, berbie nya wlee" Mereka terus kejar kejaran. Hingga salah satu diantara mereka merasa kelelahan dan memilih berhenti berlari.

" Kak Dita cemen ih, masa gitu aja udah capek" Ucap Dya saat melihat Dita kakaknya itu berhenti mengejarnya.

" S-sakit " Ucap Dita sambil memegang dada kirinya. Dya pun berjalan menghampiri Dita yang kesakitan.

" Kak Dita kenapa? Kakak sakit? " Ucapnya khawatir.

"S-sesak, ah" Dya yang melihat kakaknya kesakitan itu pun tak tega dan menangis seraya berteriak memanggil kedua orang tuanya.

" Mama Papa hiks.. hikss tolonginn kak Dita Ma Pa hiks.. " Teriaknya mengundang atensi kedua orang tuanya beserta beberapa maid yang mendengarnya.

" Astaga, Dita kamu kenapa nak" Elina ibu empat anak itu berucap dengan nada khawatir di dalamnya.

" S-sakit Ma... Hiks.. hikss" Ucap Dita menahan sakit juga tangis.

" Joko! Siapkan mobil! " Teriak Saputra Papah mereka. Dibopong nya tubuh mungil sang anak menuju mobil, untuk segera ke rumah sakit. Elina pun mengikuti sang suami dibelakang.

" Hiks.. Hiks... Kak, kak Dita gak kanapa - kenapa kan hiks.. " Tanya Dya pada kakak-kakaknya.

" Hust, udah nggak papa, kak Dita nggak kenapa - kenapa, udah ya nangisnya" Ucap Dara seraya menarik sang adik kedalam pelukkan nya mencoba menenangkan Dya yang menangis takut.

" Kak kita nggak mau nyusul mereka? " Tanya Ana adik pertama Dara.

" Iya, kita kerumah sakit sekarang"

🍁🍁🍁🍁

Kini sepasang suami-istri itu tengah gelisah dan khawatir. Tentang anak mereka yang kini tengah di periksa dokter di UGD sejak tiga puluh menit yang lalu. Namun masih belum ada tanda-tanda bahwa mereka telah usai menanganinya.

Saputra Atmadja dan Elina Rahmawati. Dua manusia saling cinta ini tengah duduk dengan keadaan yang campur aduk. Berharap bahwa putri kecil mereka tidak mengalami hal yang tidak diinginkan.

" Pah, Dita nggak bakalan kenapa - kenapa kan? " Tanya Elina dengan suara parau menahan tangisnya. Sang suami yang melihatnya pun tak tega, didekapnya hangat sang istri berharap bisa menenangkan ketakutannya.

ANINDYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang