KA&MP | 07

21 4 0
                                    

Happy Reading
>•<

_____

"Totalnya jadi 847,500. Kak," ucap sang kasir seraya memberikan dua kantong keresek berukuran besar pada Affiya. Yang dengan sigap segera diambil oleh Dean.

Affiya mendengus pelan tapi tak juga mengatakan apa-apa. Saat hendak memberikan ATM miliknya untuk membayar semua tagihan, Dean sudah mendahuluinya.

"Pakai ini saja." Ucap Dean pada seorang kasir perempuan.

Affiya menggeleng, tanda menolak permintaan Dean. "Gausah Mba, pakai yang saya aja." Katanya dengan menggeser ATM tangan Dean.

Dean menunduk. Menatap Affiya yang hanya sebatas dadanya saja. Dengan menyebalkannya laki-laki itu berkata, "siapa yang nawarin kamu? Aku bicara sama Mba nya."

Dih. Nipuk pala mantan dosa gak sih?

"Tapikan ini belanjaan aku jadi yang harusnya bayar tuh aku."

"Aku juga belanja kalau kamu lupa."

"Tapi cuma pem-"

"Mba, Mas, bisa cepetan enggak? Suami saya udah nunggu soalnya," sela seseorang di belakang mereka yang tampak kesal karena bukannya segara bayar mereka berdua malah ribut. Akhirnya Affiya mengalah membiarkan Dean membayar belanjaannya. Meskipun akhirnya ia jadi memiliki hutang budi pada laki-laki itu. Dan ia termasuk orang yang tak suka memiliki hutang budi pada orang lain karena baginya itu adalah beban. Terlebih saat ia bisa melakukannya sendiri.

Affiya tersentak saat Dean menyenggol pelan bahunya. "Apa sih? Gak usah senggol-senggol bisa kan!"

Galaknya

"Pulang gak? Bengong aja," Seru Dean yang langsung pergi meninggalkan Affiya. Kedua tangannya membawa belanjaan milik gadis itu.

Affiya yang sadar jika belanjaannya dibawa oleh Dean segera menyusul laki-laki itu untuk menyerahkan belanjaanya. Namun dengan sengaja Dean mengabaikannya hingga membuat Affiya kesal dan tanpa sadar berteriak memanggil namanya.

"Shaka!"

"Apa, Rain?" Dean menahan kedutan di bibirnya begitu mendengar Affiya memanggilnya dengan nama itu.

Mendadak saja ia jadi flashback ke 5 tahun yang lalu di mana gadis itu manggil nama Shaka untuk pertama kalinya. Saat ia tanya alasannya gadis itu menjawab, "Shaka itu artinya bagus banget tahu. Dalam bahasa Sansekerta aja artinya tuh orang bijak. Sedangkan dalam bahasa Arab Shaka itu artinya murah hati. Dan aku berharap banget semoga kamu jadi orang yang seperti itu."

Sadar dengan perbuatannya, Affiya menundukkan kepala lalu mendekati Dean. "Gara-gara kamu sih, mereka jadi liatin kita," Bisiknya saat orang-orang disekitarnya melirik ke arahnya.

Sebelah alis Dean terangkat. "Loh, yang teriak kamu kenapa yang disalahin aku?"

"Terus maksud kamu yang salah itu aku gitu?" Kedua mata gadis itu melotot galak. "Jelas-jelas yang salah itu kamu. Kalau kamu langsung berhenti aku juga gak akan teriak Shaka."

Dean menghembuskan nafasnya lelah. Affiya yang sedang datang bulan sebaiknya memang harus dihindari jika tidak ingin batin tertekan.

"Iya, aku yang salah."

____


Brak

Dean, sebagai pemilik mobil hanya bisa geleng-geleng kepala saat sang mantan menutup pintu mobil dengan cara membantingnya. Sampai-sampai membuat Aira yang masih tidur tersentak. Bersyukur bayi gembul itu tidak sampai menangis.

Kisah Affiya & Mantan PacarnyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang