25. Still With You - Song Fic Edition (M)

4.7K 183 26
                                    

Seulas senyum, melebar bahkan hingga kedua matanya menutup sempurna. Dia indah, sang primadona. Memang ayal, bahkan nampak seperti tak nyata. Tapi, sejatinya begitu jelas. Jika ini fairytale, dia mungkin adalah titisan peri. Nyatanya dia hanyalah manusia biasa kelewat sempurna. Hanya karena Tuhan menciptakannya dengan semua bahan terbaik yang pernah ada. Pahatannya terlalu sempurna, hingga siapapun tak mampu menemukan kecacatan.

Jungkook menghentikan langkahnya ketika netranya tak sengaja melirik sosok yang menyita perhatiannya—bahkan mundur dua langkah dari posisinya, hanya untuk memastikan bahwa penglihatannya tidak salah. Dia menarik sudut bibirnya secara refleks, netranya berubah teduh begitu menatap sosok yang duduk dikursi malas dengan earphone menyumpal telinganya. Matanya terpejam dengan sudut bibir tertarik lima senti.

Indah.

Primadonanya indah.

Jungkook menyandarkan bahu kanannya didinding, kedua tangan terlipat didepan dada, satu kaki digunakan sebagai tumpuan, kepalanya miring dan bersandar pada dinding. Didalam kepalanya, muncul pertanyaan mengenai sekiranya apa yang tengah didengarkan sosok itu hingga senyumnya lebar begitu.

Begitu netra indah sang primadona terbuka, pandangan mereka bertumbukan, Jungkook melempar senyum tak kalah manis dari si Primadona. Lantas menegakkan tubuh dan berjalan mendekat sementara sang Primadona menanti.

"Sayangku sedang apa?" Jungkook bertanya, tak bisa menahan diri untuk penasaran.

Seokjin melepas sebelah earphone-nya lantas menjawab, "....."

Jungkook ternganga, dia mendadak hilang fokus begitu suara indah Seokjin melantunkan lagu miliknya yang dirilis tepat satu tahun setelah lagu milik Seokjin dirilis. Memang niatnya dibuat seperti itu.

Jungkook mengulas senyum lagi, entah mengapa hanya mendengar Seokjin menyanyikan lagu miliknya membuatnya senang. Senang karena lelaki itu juga menikmati lagunya.

"Suaramu indah. Aku menyukainya. Sangat menyukainya." Seokjin memuji dengan sepenuh hati

Jungkook tersipu. Meski bukan pertama kalinya mendengar pujian, apalagi kekasihnya sendiri yang memujinya atas kehebatan yang dimilikinya, tetap saja bagi Jungkook itu semua terasa baru dan Jungkook selalu sukses dibuat tersipu.

Jungkook mengusap tengkuknya gugup, namun dengan mudah mengatur emosinya. Dia menyisir rambutnya dengan jemari dan Seokjin terkekeh pelan melihatnya.

"Jungkookie juga tampan." Bisiknya dan Jungkook mendengarnya dengan jelas.

Jungkook menundukkan tubuhnya, kedua tangannya menumpu diatas lengan kursi hingga wajahnya sejajar dengan wajah manis Seokjin. Dia tak perlu bicara banyak, karena sejatinya mereka tahu apa yang harus mereka lakukan ketika mereka menginginkannya. Seokjin menyumpal sebelah telinga Jungkook dengan earphone yang masih mengalirkan suara merdu Jungkook. Lagu itu bahkan sudah diputar puluhan kali hari ini. Seokjin sengaja melakukannya karena suara Jungkook adalah candu.

Jarak terkikis perlahan hingga hembusan napas dapat terasa menerpa begitu lembut dikulit wajah mereka satu sama lain. Jungkook mengulas senyum lagi sebelum meraup bibir bawah Seokjin yang juga melakukan hal sebaliknya. Seokjin menarik leher Jungkook untuk memperdalam ciuman, bahkan tak segan menjambak anak-anak rambut Jungkook yang sudah mulai memanjang. Dia tak menghindar sewaktu Jungkook menahan rahangnya agar lebih menengadahkan kepala hingga Jungkook lebih mudah melakukan keinginannya.

Seokjin tersenyum dalam ciumannya, dia menarik lagi leher Jungkook ketika lelaki itu melepas ciuman demi mengais oksigen untuk memenuhi paru mereka. Bahkan tak memprotes kala Jungkook mengekstensikan lehernya dengan maksimal dan dengan senang hati menerima ciuman Jungkook yang kian menguat.

Behind The Stage (EXTREMELY SLOW UPDATE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang