007

301 43 2
                                    

"Ugh..."

(Name) mengadahkan pandangannya ke sekitar. Salah satu tangannya memegang kepalanya yang terasa pusing. Ia bahkan tidak ingat bagaimana ia bisa tergeletak di lantai seperti ini.

Ruangan tempat ia berada pun terasa lebih suram dibanding sebelumnya. Padahal semua lampu masih menyala seperti tadi, tapi rasanya jadi redup. Ada yang aneh di sini.

---

Sebelumnya

"Tsukasa?" Gumam (name) heran ketika melihat Tsukasa meraih tangannya yang berbalut sarung tangan. Menggenggam dengan lembut dan membawanya ke tengah-tengah ruangan.

Manik (name) menelusuri ruangan ini. Nampak seperti aula jika dilihat dari dekorasinya.

"Tsuka-"

"Sst... Bisakah kita menikmati malam ini dengan sedikit dansa, my lady?" Tanya Tsukasa.

"Eh?"

Otak (name) mencoba mencerna apa yang baru saja dikatakan Tsukasa padanya. Sepertinya ada yang salah dengan pendengerannya. Sayangnya sebelum ia mencernanya dengan baik, Tsukasa sudah membawanya merapat pada tubuhnya. Merangkul pinggang (name) dan menuntun tangan (name) untuk saling bertautan dengan tangannya.

Alunan musik yang terdengar dari sebuah piringan hitam itu menggiring langkah yang lembut. Entah bagaimana (name) kini tak bisa mengalihkan pandangannya pada wajah Tsukasa yang terasa berbeda dari sebelumnya.

Sosok yang terlihat seperti anak kecil itu kini terlihat lebih dewasa dan gentle dibanding sebelumnya. Mungkin itu yang membuat gadis itu tak bisa mengalihkan perhatiannya. Seolah-olah satu-satunya hal yang ada di matanya hanyalah seorang Suou Tsukasa.

"(Name)-san, can i mengatakan sesuatu?"

"Itu.."

BRAK

Dobrakan pintu itu mengalihkan pandangan mereka. Di balik pintu yang terbuka itu menampilkan sosok pria bersurai pirang dengan tatapan tidak senang. Netranya fokus pada sosok (name) yang kini berada dalam rangkulan pria yang tak dikenalnya.

"Kau?!"

"Tunggu aku (name)-chan, aku akan menyelamatkanmu dari genggaman monster itu!"

"Apa maksudmu dengan monster?!"

(Name) tidak terima ketika Kaoru mengatakan bahwa Tsukasa adalah monster. Kaoru yang mendengar itu ikut merasa tidak senang karena gadis yang ia sukai justru membela sosok seperti monster itu.

"Apa yang kamu lakukan pada gadisku?!"

Kaoru menunjuk ke arah Tsukasa dengan perasaan marah. Perlahan Tsukasa melepas rangkulannya pada (name). Menatap datar ke arah Kaoru.

Dengan gerakan tiba-tiba, Kaoru menyerang Tsukasa. Dengan kesiapan seadanya, Tsukasa menahan serangan itu.

"Hei kalian berdua!"

(Name) mencoba menghentikan perkelahian itu. Tapi ia justru tidak sengaja terkena serangan mereka hingga menghilangkan kesadarannya.

---

(Name) menelusuri kastil, mencari keberadaan kedua orang itu. Tentu saja tidak akan mudah untuk menelusuri seluruh isi kastil. Bagaimana pun tempat ini sangat luas, bahkan hanya untuk mengelilingi bangunan ini paling tidak membutuhkan waktu lebih dari 1 jam. Belum lagi dengan halamannya yang entah seberapa luas lagi itu.

Tapi mungkin (name) telah menemukan mereka.

Sebuah suara pertemuan dua benda besi itu mengalihkan (name). Suara itu terdengar dari atas. Namun (name) sendiri sudah berada di lantai paling atas.

Kalau begitu...

"Apa yang kedua orang itu lakukan ?!" Gumam (name) khawatir.

"(Name)-chan..."

Langkah (name) terhenti ketika melihat Arashi yang entah bagaimana bisa ada disini.

"Ada apa?"

"Sebenarnya.."

____________________

𝓑𝓮𝓪𝓾𝓽𝔂 𝓪𝓷𝓭 𝓣𝓱𝓮 𝓑𝓮𝓪𝓼𝓽

𝐃𝐢𝐬𝐧𝐞𝐲 || Beauty And The BeastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang