005

322 54 1
                                    

Seulas cahaya matahari mengusik tidur sang gadis yang masih dalam posisi yang sama. (Name) membuka matanya dan mengedipkannya beberpa kali untuk menyesuaikan cahaya yang masuk ke matanya.

"Oh iya, kemarin aku dikurung disini," Gumam (name) yang baru ingat apa yang terjadi padanya kemarin.

"Ohayou (name)-chan~"

(Name) menoleh pada lilin, Arashi, yang tersenyum menyapanya. Tapi gadis itu hanya membalasnya dengan anggukan kecil.

"Chou uzai, cepatlah ganti pakaianmu gadis bodoh!"

"Jangan sampai aku memotongmu dengan gergaji," Ucap (name) yang merasa kesal karena mulut lemari, Izumi, yang sama sekali tidak bisa lebih baik.

"Maa maa~ pakaian gantimu sudah disiapkan kok (name)-chan," Ucap Arashi.

(Name) melihat sebuah dress yang di gantung di sebelah pintu. Dress itu terlihat sangat rapi dan mewah. Mengingat dirinya yang hanyalah gadis biasa dengan kehidupan pas-pasan rasanya aneh jika ia harus berdandan dengan gaun seperti itu. Walau ia akui gaun itu sangat indah.

"Ara~ tenang saja, kami akan membantumu berdandan," Ucap Arashi.

"Eh? Gimana caranya?"

---

(Name) masih merasa bingung kenapa matanya harus ditutup setiap ia keluar dari ruangan. Tidak, lebih tepatnya setiap ia akan bertemu dengan sang pemilik kastil.

Padahal katanya ia harus makan bersama dengan pemilik kastil. Tapi kalau matanya ditutup begini gimana cara makannya.

"Apa aku tidak bisa membukanya? Bagaimana caranya aku makan dengan mata tertutup?" Tanya (name).

"I will menakuti you, if you liat wujud me,"

"Bagaimana kamu tahu aku takut atau tidak jika aku tidak melihatnya?"

"Baiklah, you can buka mata,"

(Name) pun akhirnya membuka kain penutup matanya. Hal pertama yang ia lihat adalah sosok yang..... Apa itu?

Entahlah (name) tidak tahu harus menggambarkannya seperti apa. Anjing? Ada kemiripan, tapi tidak sepenuhnya terlihat seperti anjing. Serigala? Keknya beda jauh.

Mungkin setengah-setengah.

"Aku tidak menduga suara yang terkesan manis itu punya fisik yang seperti ini," Komen (name) dengan ekspresi biasa saja.

Memang benar, suaranya terdengar manis walaupun (name) tidak berekspetasi pemilik kastil adalah orang yang berwajah sempurna. Mengingat bagaimana suramnya kastil ini ketika melihatnya dari luar.

"You tidak takut?"

"Aku sudah sering berhadapan dengan hal yang lebih menyeramkan dari ini,"

Sebagai anak dari keluarga pas-pasan. Tentu saja (name) tidak semanja itu untuk dilayani 24 jam penuh sepanjang hari layaknya tuan putri atau bangsawan yang bahkan memakai baju pun harus dilayani. Bertemu dengan hal-hal yang menyeramkan di hutan, (name) sudah beberapa kali melihatnya.

"Ngomong-ngomong aku belum tahu namamu,"

"Suou Tsukasa,"

"Ok"

Rasanya seperti ada yang terbalik di sini.

---

Setelah selesai acara jamuan. (Name) diizinkan untuk melihat-lihat kastil ditemani Arashi yang kini berada di genggaman (name).

"Ara ara~  (name)-chan sepertinta memikirkan sesuatu?" Tebak Arashi ketika memperhatikan wajah (name).

"Entahlah, kalau boleh tahu, apa memang wujudnya seperti itu?" Tanya (name).

"Tuan? Hmm.. Tidak juga,"

"Maksudmu?"

"Tuan menjadi seperti ini karena ada alasannya dan akan kembali seperti semula jika hal yang ia butuhkan sudah terpenuhi,"

(Name) tidak begitu paham apa yang dimaksud oleh lilin itu. Lagipula hal seperti itu bisa jadi tidak ada hubungannya dengannya. Jadi lebih baik tidak memikirkannya terlalu dalam.

Ia bahkan sekarang tidak tahu apa yang akan dilakukan Suou Tsukasa setelah menahannya di kastil ini. Tapi jika dilihat-lihat, sepertinya laki-laki itu tidak akan melakukan hal buruk.

"Mungkin hanya perasaanku saja,"

____________________

𝓑𝓮𝓪𝓾𝓽𝔂 𝓪𝓷𝓭 𝓣𝓱𝓮 𝓑𝓮𝓪𝓼𝓽

𝐃𝐢𝐬𝐧𝐞𝐲 || Beauty And The BeastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang