Hamparan rumput terlihat begitu segar dengan warna hijau nya, cuaca pagi pun cerah. Pagi ini Taeyong tengah duduk sendirian ditemani dengan segelas cokelat panas di belakang rumah membernya, Johnny. Pikirannya tertuju pada kejadian semalam, entah kenapa ia merasa penasaran.
"Masih pagi, jangan melamun" celetuk seorang laki-laki duduk di sebelahnya.
"Aku tidak melamun" ucap Taeyong sambil menyesap cokelat panasnya.
Mark melihat Taeyong dengan tatapan yang sulit di artikan, "Hyung, kemarin malam kau terlihat bahagia tapi kenapa sekarang kau terlihat memikirkan sesuatu?".
"Setiap hari pun aku selalu bahagia dan aku tidak memikirkan sesuatu".
"Kau tidak bisa berbohong, terlihat jelas kau sedang memikirkan sesuatu" Mark menyilang kan kakinya.
Taeyong menyimpan gelasnya di meja lalu menoleh ke arah Mark, "Kau lihat tidak semalam?" Mark menggeleng.
"Saat berangkat Anna terlihat memakai pakaian biasa saja, tapi ketika pulang ia memakai pakaian kurang bahan" jelas Taeyong memelankan suaranya.
"Maksudnya? Kurang bahan? Sexy?" tanya Mark pelan. "Kenapa hyung begitu memperdulikannya?" sambungnya.
Mendengar pertanyaan Mark, Taeyong diam beberapa detik. "Tidak, menurutku ada yang aneh. Lebih anehnya lagi Anna di antar jemput oleh seorang laki-laki".
"Hyung cemburu?" tanya Mark enteng.
Taeyong terkejut dan hampir mengeluarkan bola matanya, "Ish! Kenapa pikiranmu terlalu jauh?".
"Justru pikiranku simple, kenapa kau merepotkan diri dengan hal yang tidak seharusnya kau pikirkan" bisik Mark tepat di telinga Taeyong.
Setelah mengatakan itu, Mark pergi begitu saja meninggalkan Taeyong sendiri.
Geurae, kenapa aku memikirkan hal yang seharusnya tidak aku pikirkan?. Batin Taeyong.
"Anna Luvena! Liza Vienna! Fasya Jade!".
Taeyong mendengar teriakan yang begitu melengking berasal dari samping rumah Johnny, ia langsung beranjak lalu mencari membernya.
"Doyoung, ada apa?" tanya Taeyong.
"Anna, Liza dan Fasya pergi ke club padahal sudah-" perkataan Doyoung terpotong karena Taeyong sudah pergi keluar rumah.
"Aku belum selesai bicara!" teriak Doyoung di dalam rumah.
Taeyong tidak menghiraukan teriakan Doyoung, ia berjalan cepat menuju ke rumah Anna. Sampainya disana mata Taeyong disuguhkan dengan pemandangan yang tidak ia duga, Anna dan kedua sahabatnya duduk tertunduk di lantai sedangkan Johnny terlihat berusaha menenangkan ibunya.
"Jelaskan" lirih Mom Suh.
Mendengar itu Fasya mendogakkan kepalanya, sedangkan Anna dan Liza tidak berani untuk menatap mata Mom Suh dan Johnny.
"I'm so sorry, Mom" cicit Fasya kembali menundukkan kepalanya.
"Kenapa kau meminta maaf?" tanya Johnny.
Mereka bertiga kembali terdiam, sampai akhirnya Taeyong yang sedari tadi berdiri di ambang pintu berjalan menghampiri mereka. Mom Suh menatap kedatangan Taeyong, ia tersenyum.
"Ada apa?" tanya Taeyong.
Mom Suh menghela napas, "Aigoo.. lihat lah pakaian mereka bertiga, Taeyong".
Taeyong melihat satu persatu Liza dan Fasya, matanya terkunci menatap Anna. Pikirannya kembali terlempar saat kejadian semalam, dimana mereka bertiga pergi dengan pakaian biasa lalu pulang dengan pakaian seperti ini. Namun, yang lebih parahnya ialah mereka bertiga di antar jemput oleh seorang laki-laki secara berpasangan dan pulang dalam keadaan mabuk. Ia melihatnya dengan mata kepalanya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Can we stay Together?
Fanfiction"Aniya! Anna! Jangan tinggalkan aku! Aku mencintaimu dan kau milikku!". Teriakan itu begitu melengking di telinga Anna, ia tidak boleh egois karena itu akan merusak karir laki-laki yang dicintainya itu. Akankah kita tetap bersama?. ⚠️ HALLUCINATION...