selembar kertas untuk cerita awal

13 1 0
                                    

nissa turun dari vespa bapaknya dengan gamis panjang, mengecup tangan lalu melangkah masuk sendiri kedalam tenda yang sudah didekor dengan bunga bunga indah. Matanya beralih pada sekumpulan pemain band lainnya dengan alat musik yang masih berbungkus diatas tanah. Disebelah tenda

"kak juni"

"Baru nyampe nis?"

"iya kak, kenapa disini,gak langsung masuk?"

"nungguin delon, tabla nya ketinggalan."

"lah bisa gitu yak? Kakak ini nyanyi juga ya kak?" juni terkikik melihat zara disebelahnya

"bukan, dia bini nya bang ali" mulut nissa membulat membentuk huruf o

"kamu nissa ya?"

"hehe iya kak"

"kecil banget, paud mana"

"dih? paud?"

"ahhaha bercanda dek, kakak ikut nih kebetulan kakak make up in pengantinnya. Tapi shubu tadi kesini duluan Sekarang udah selesai jadi ikut gabung disini aja nongkrong"

"ohh kakak kang rias ya, nissa mau dong dibikinin alis" ucap nissa sambil memperlihatkan rentetan gigi ratanya

"hahaha boleh, sekarang?"

"Ayok, dimana tapi kak? Disini gak bisa duduk"

"heh pah, nissa dan juni langsung masuk duluan aja ya sama mama, nissa mau mama permak dulu"

"Ahahaha kek baju sobek"

"enak ajaahh lu"

tiga wanita berjalan beriringan. Baru pertama kali pertemuan sudah sangat begitu akrab, dengan sifat nissa yang mudah berbaur dan sifat zara yang menyambut keakraban nissa, bak orang lama yang sudah saling kenal sangat lama. Chemestry adik kakak terpancar jelas, tak ada batasan. Bahkan suara tawa zara dan nissa membuat juni sedikit mundur.

♧︎︎︎♧︎︎︎♧︎︎︎

"lu liat tu cewek yg dipojok gak nis? pakek kerudung abu"

"Mana?"

"onoh.. sudut yang megang empon"

"kenapa emang?"

"Videoin kita mulu"

"Ya udah biarinlah kenapa emang bang"

"gak papa, boleh lah pura pura lu deketin gitu. Samperin, siapa tau ngefans sama lu"

"ett. siapa sih nissa"

"Samperin bentar deh"

"sip, nanti abis kak juni nissa samperin ngajak nyanyi bareng"

Perlahan tapi pasti nissa melangkah mendekati 3wanita yang tersenyum indah kearahnya, bersama kamera ditangannya kedatangan nissa disambut teriakan heboh dari 3 wanita itu, mengalihkan sejenak perhatian tiap makhluk. Tidak tau dari mana asal mereka yang pasti keakrabannya menular, merangkul satu sama lain hingga 2 lagu habis tanpa terasa.
Nissa kembali kepanggung, mereka bertiga cukup menaikan mood bahagia,. Membuat rasa percaya dirinya bernyanyi meningkat.
sebelum senyap, seluruh sound dimatikan sebagai bentuk menghormati adzan dzuhur, seluruh pemain termasuk nissa turun menuju meja prasmanan, mengambil santapan siang.

"Lulus gak lo?"

"ya luluslah"
suara teriakan ditengah keramaian suara suara khas wedding. Ini job pertama setelah pengumuman kelulusan nissa. Gino sang darbuka duluan menodong pertanyaan terlebih dulu, setelah pertemuan awal dengan band ini lewat tante fuji selalu nissa yang dicalling untuk menjadi salah satu vokal., meski beberapa kali terjadi penolakan karena nissa lebih dulu  ada janji dengan band lain tapi tak lekas membuat ali sebagai leader selalu menghubungi nissa, sempat terfikir jika nissa akan lebih dulu bergabung dengan band lain, kemana ia mencari suara lembut seperti nissa untuk vokal band nya.

"syukur deh, gak ada alasan nolak job lagi dong, uda diband ini aja" ucap fajri

"iya gue selaku leader minta nissa gabung secara utuh diband ini, jadi nissa ikut kita gak ambil job bareng band lain diluar"

"dan kita semua setuju nissa gabung bareng band kita sebagai vokal utama, juni vokal dua"

"Nissa mau?" Ulang sang leader yang kerap dipanggil ali tadi

"iya bang, nissa setuju"

"nissa siap ngikutin aturan aturan band ini kan? nissa harus siap muka nissa berada paling depan"

"insya Allah siap"

"Gin, lu gak mau ntuh rendang yak?"

"mau lah, enak aja loh" dengan cepat gino melahap sepotong rendang yang sengaja dipinggirkan untuk terakhir dimakan. Fajri terbahak, baru saja telunjuk dan jempolnya berkerja sama menghampiri piring gino, selalu saja mereka sibuk dengan urusannya

"gua pikir lu alergi daging"

"makanan sedep ya kali gua alergi. Pete tu gue alergi"

"halah, tiap hari lahap bener lu ngegadoin pete "

"salah liat lu, nissa yang doyan makan pete"

"eh kok nissa?"

"eh iya, gue mau ngomong serius" juni membuat mulut yang berkicau sejenak diam, mata penuh keheranan menyipit
"gue untuk sementara harus libur dulu"

"kenapa kak?" Nissa meletakan sendoknya pelan, yang ada didalam benaknya adalah obrolan barusan. Dimana dia akan dijadikan vokal dua dan nissa vokal utama.

"kenapa jun? lu keberatan jadi vokal dua? gak ngaruh kok, porsi nyanyi nya tetap sama. Yang dibeda kan hanya muka nissa mungkin lebih depan dari kita kita di poster atau dibanner selebihnya gak ada perbedaan antara lu dan nissa"

"gak gak gak. Gak ada hubungannya juga sama vokal satu vokal dua"

"terus?? Temen nissa siapa dong kak kalau kakak libur? Nissa gak sangguplah nyanyi dari pagi sampai malam sendirian"

"gue hamil, untuk sementara suami gue ngelarang dulu nyanyi nyanyi pulang malem"

hening.. ali menjauhan piringnya seakan tak berniat lagi melahap sisa makanan disana, begitupun nissa. Menatap juni penuh sendu. Baru saja dia resmi jadi vokal tetap sudah harus kehilangan patner terbaiknya.
Fajri mengunyah lebih lambat melihat kebingungan yang datang tiba tiba.

"untuk sementara doang kan?"

"iya, insya Allah setelah lahiran gue masih mau gabung bareng kalian kok, boleh kan?"

"ya mau gimana lagi lah. gue pusing lagi nyari gantian lu sementara"

"Gue ada sih kenalan li, lu mau gak? liat dulu deh ig nya. Siapa tau cocok. Dia sering disuruh nyanyi juga ditempat gue ngajar"

"duh gue males banget nyari yang masih terikat dengan pendidikan tu"

"kuliah li, kuliah kan gak begitu terikat asal bisa ngatur waktunya. Lagi pula wedding kan gak setiap hari full manggung"

"yauda mana ig nya deh. Kalau setuju langsung gue japri aja ntar"

"sementara kan bang?" dengan wajah polosnya nissa bersuara

"Tergantung juni, semoga suaminya masih ngizinin nyanyi lagi"

"Kak juni, nissa tunggu kakak kembali bareng kita lagi"

"pasti sayang"

♡︎♡︎♡︎

bukan maksudku merebut! (real life)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang