setitik pena

23 1 0
                                    

Sejak kecil aku terlatih untuk selalu ceria, apapun itu yang merusak harimu tertawalah.! simpan bebanmu sendiri, lalu lihat mereka yang kagum akan senyummu seakan tanpa beban menghampiri hidup.

Mata cipit dengan eyeliner segaris cukup menutupi mata ngantuk, aku berjalan menggunakan heels silver setinggi 9cm. Bukan hal yang aneh lagi menurutku berbaur dengan orang baru, terutama pemain musik wedding. Yang perlu diingat semua memiliki tujuan sama, disamping menghibur tamu undangan juga mencari receh yang siap ditukarkan oleh beras.

"ini Keponakan fuji kang akang" suara tante otomatis menarik bibirku keatas, memberi senyum sapaan pada semua pemain musik. Disini aku diperkenalkan pertama kalinya dengan grub yang sering mengajaknya nyanyi dari wedding kewedding. Alunan musik gambus yang masih sedikit asing ditelingaku

"kecil imut imut" celetuk sang pemain tabla

"kenalin niss, ini band yang sering tante ceritain. Yang sering calling tante kalau ada job tapi sayang tante jarang nerima, biasalah kalau udah punya buntut banyak drama nya"

"sok sibuk ye"

"hahaha kadang we uda siap nih, tinggal berangkat aja. direwelin, digantungin. Uda dah alamat ganti baju kaga jadi jalan"

"Siapa namanya?" suara angkuh mengalihkan obrolan tante fuji, matanya menatapku dari atas kebawah. Memperhatikan tiap inci postur miniku, bulu kudukku begidik ngerih. Apaan sih datar sekali om satu ini.

"Raya Anissa bang"

"Nama panggilan aja, mo daftar sekolah pake nama lengkap"

"et.. iya, nissa bang" aku terkikik geli, wajah datar dan angkuh bisa juga mencair lewat candaan sederhana Disusul tawa tante fuji.

Suasana baru..
itulah yang aku rasakan saat ini. Dengan lirik lagu berdominan arab dan aransement yang dibuat mendayu seperti dangdut namun tidak terlalu bercengkok membuat aku sedikit kesulitan dalam menghafal.
Gambus bukanlah lagu islami melainkan lagu cinta sesama manusia namun berbahasa arab, perlu pemahaman lirik yang utuh untuk menyanyikannya agar langsung masuk kehati pendengar. Menyampaikan lewat rasa tanpa harus tau dulu apa itu artinya.
menyenangkan bukan? belajar sambil bekerja. Begitu banyak pengetahuan yang didapat untuk job selanjutnya ditempat lain.

Hari ini cukup mengesankan. aku mau belajar hal baru, hal yang menurutku sangat asik.

"Gimana?" tante fuji menatap mimik wajah lelahku, mataku bertumpuh pada jalanan yang gelap. pukul sudah menunjuk 8 malam, tubuh mulai mengeluarkan keringat lengket.

"Gimana apanya?"

"gimana rasanya nyanyi lagu yang gak biasa?"

"Seru. Banyak ilmu yang nissa dapat, orang orangnya juga asik, mau ngajarin"

"Alhamdulillah, jadi nissa bisakan gantiin tante kalau seandainya fiya kambuh rewelnya"

"sendirian?"

"Gaklah, nanti bakal dicariin temen satu lagi, nanti tante kirim nomer kamu keleadernya biar enak ngehubungi kamu"

" kirain sendirian, nissa masih susah baca liriknya tan,"

"belajar terus dong, sering sering dengerin lagu gambus. Enak kok lagu gambus tuh. Tapi gak semua gambus juga sih yang dibawain, kayak tadi ada lagu dangdut juga, lagu pop juga ada. Jadi gak monoton satu genre"

"ajarin nissa ya tan"

"ajarin apa? kamu khatamlah genre lain. Kan uda biasa. Tinggal sedikit dipoles kuning telor mantep deh"

"nastar kali ah"

"hahaha.. kamu punya potensi nis, kamu punya Aura bintang yang kuat buat modal awal agar orang memperhatikan kamu"

"Aura bintang nissa gak kenal. Aura kasih kenal"

"Diajak serius canda mulu dibocah"

"iyak tante,. Doain nissa deh biar bisa jadi penyanyi kaya tante"

"Bisa lebih dari tante, syukur syukur kamu bisa jadi penyanyi go international"

"etdaahh... ngimpiii"

"Aamiinin nis, ucapan doa. terlebih doa itu banyak yang berasal dari ucapan"

"Aamiin Aamiin ya Allah Aamiinn"

mobil berhenti tepat didepan komplek rumah susun. Aku melambai kearah tante fuji,  ia seorang penyanyi wedding sejak gadis sampai dia sudah bekeluarga seperti ini. Menurutnya bukan uang yang dikejar tapi hobi yang tersalurkan. Mengajak puluhan orang bernyanyi bersama itu adalah kebahagiaan tersendiri baginya. Melepaskan beban yang selama ini ditutupi lewat lirik lirik lagu dan senandung instrumen yang membuat hati terasa begitu lega.

****

Aku membuang nafas kasar, tas ransel yang tergantung dibelakang pintu seakan melarang keras tubuhku bermanja dikasur, meluruskan tulang tulang yang cukup bengkok seharian. Haii...tugas fisika menunggumu nissa.!

setelah menggantung handuk dikamar mandi, nissa mengeluarkan benda persegi. Belum sampai 10detik buku itu menyentuh lantai, mulut sudah terbuka lebar menguap. Cobaan terberat. Mengerjakan fisika disaat pintu mata hanya tersisa segaris

Langkah kaki pun tak digubris nissa, tetap saja dia menulis dengan mata yang sesekali terkatup.
Angka demi angka tertulis dibuku, salah benar belakangan yang penting selesai.

DOOORR..!

Akhirnya mata nissa berhasil terbuka lebar, suara balon pecah tepat disamping telinga nya mambuat urat urat mata menegang.

"Devaaaannnnn....!!!!"

"kabuuurr" untung saja jantung nissa made in Allah, jadi tak perlu khawatir jika lcd atau speakernya rusak.
Devan sengaja memecahkan balon, anak itu memang selalu jahil, rumah ini akan selalu berantakan saat devan dan nissa bersatu pada satu tempat yang sama. Bukan hal yang tabu lagi. Selalu ada saja cara devan membuat kakaknya murka.

"maakkk!! devann!"

"ada apa sihhh!"

"devan mecahin balon dikuping nissa"

"salah sendiri lah buat PR kayak ayam lagi disembeli"

"WOII LAH, gua capek. Dan lo kerjaannya gangguin gue mulu"

"Sudahlah,.. devan jangan ganggu kakaknya dulu nak, kan kakak baru pulang capek, jangan dijailin terus ah"

"wleekkk"

"pakkk!!" nissa mengentakan kakinya ketika bapak bukannya ikut membela malah menjulurkan lidah kearahnya, disertai tawa emak dengan pukulan pelan dibahu bapak.

"terusin PR nya gih, abis itu tidur. Besok sekolah"

"Ngantuknya ilang mak"

"bagus dong, terima kasih sama gua" devan menaikan alisnya sombong, makin manjadi saja anak itu. Muak sekali

"sanaaa kekamar nissa, terusin tugasnya. Tiada hari tanpa berantem kalian nih, heran"

tidak puas jika tidak membalas, nissa melangkah cepat mencubit devan geram. Hingga teriakan devan membuat emak mengibas tangan nissa.

"Nissa! nissa! "

"bodoooo...."



bukan maksudku merebut! (real life)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang