ONE

18 1 2
                                    


Huuh...

Suara helaan nafas lelah keluar dari bibir tipis berwarna pink milik perempuan yang kini sedang mengatur nafasnya karena berlarian cukup jauh setelah turun dari angkot yang ia tumpangi hingga kedepan gerbang sekolahnya.

"Baru aja sepuluh menit lalu nih gerbang ditutup,nanggung banget sumpahh" ujarnya dengan perasaan menyesal setelah melihat jam tangan pink yang melingkar dipergelangan tangannya.

"Kalau nunggu gerbang dibukain habis upacara bendera bisa lumutan nih disini"pikirnya sambil merubah posisinya menjadi jongkok untuk menghilangkan sedikit rasa lelahnya.

"Haduhh terbukti nih ucapan seorang emak emang beneran daebakk."ucapnya karena ingat wejangan mamanya untuk tidak begadang karena rutinan marathon drakornya setiap weekend.

"Kayaknya beneran kena adzab nih gara gara gak nurut ama mama"

"KU MENANGIS MEMBAYANGKAN BETAPA KEJAMNYA DIRIMU ATAS DIRIKU

Perempuan tadi tiba tiba berdiri sambil menyanyikan ost sinetron adzab denganl gaya ala peserta Indonesia idol sambil memberikan tatapan setajam silet pada gerbang didepannya.

"Lo gila?"

Mendengarnya ia langsung behenti bernyanyi dan menoleh kearah suara tadi berasal yang ia yakin ditujukan padanya karena saat ini tidak ada siapapun selain dirinya didepan gerbang sekolahnya yang tertutup rapat tanpa ada celah sedikitpun.

DEG...

OMOO omo aduh mama anakmu ini kenapa jadi lemah sih kalau liat cogan kek begini,tapi ehm harus tetep stay cool apalagi nih cowok ngatain gila lagi. Batin perempuan tadi saat melihat pelaku yang mengatai dirinya gila.

"Enak aja ngatain anak orang gila,kalau gila ngapain pergi sekolah coba?"protesnya tidak terima pada lelaki didepannya.

Lelaki tadi hanya diam sambil menaikkan sebelah alisnya sebagai jawabannya.

Busett gak jadi deh kalau modelan gini,percuma ganteng tapi bikin darah tingi aja,omel perempuan tadi dalam hati.

"Eh kalau ada orang ngomong tuh dijawab,malah diem aja"

"Oh lagi sariawan nih kayaknya atau jangan jangan gak sempet sikat gigi kan soalnya kesiangan jadi

"Minggir"ucap lelaki tadi memotong ucapan perempuan didepannya sambil melangkah pergi dengan tas yang hanya disampirkan disebelah bahunya.

"Ya udah sih tinggal lewat aja susah amat,jalannya aja masih lebar plus longgar juga"balas perempuan tadi yang sepertinya semakin kesal dengan lelaki didepannya.

Laki laki tadi tetap meneruskan langkahnya tanpa memedulikan ucapan perempuan tadi bahkan tidak menoleh sedikitpun dan tidak lama kemudian telah pergi entah kemana.

Namun...

"Apa gue ikut aja ya,kayaknya mending telat ada temennya deh biar nanti kalau ketahuan hukumannya kan gak berat berat amat, daripada sendirian juga disini."pikir perempuan tadi beberapa saat setelah lelaki tadi hilang dari pandangannya.

"Aduh kemana lelaki asing tadi perginya,cepet banget ngilangnya kayak vampire aja"tanya perempuan tadi sambil menoleh mencari keberadaan laki laki tadi.

"Mesti lari lagi nih biar bisa ketemu laki laki tadi."pikirnya

"Kayaknya bisa bisa habis ini bakal jadi atelt lari nih gara gara telat sekolah"ucapnya lalu bergegas mencari keberadaan lelaki tadi.

"STOPP"

Ia menghentikan langkah kakinya yang baru akan menaiki anak tangga ketiga dibalik tembok belakang sekolahnya karena sedikit terkejut saat mendengar suara perempuan dengan nafas terengah engah dan juga tangan yang memegang ujung seragamnya yang ia keluarkan.

Saat ia menoleh terlihat wajah perempuan yang tadi ia temui didepan gerbang dengan keadaan rambutnya sedikit berantakan,keringat dipelipis dan dahi,juga nafas yang tidak teratur.

Membuatnya tidak jadi melontarkan kata kata pedas karena sedikit tidak tega melihatnya.

"Tungg-u bentar huh huh"dengan posisi masih sama perempuan tadi berbicara.

"LEPAS"balas lelaki tadi dengan penekanan yang membuat perempuan tadi langsung melepas tangannya diujung seragamnya.

"Iya iya maaf,tadi reflek aja"

"Ehm gue ikut ya naik tangganya,biar nanti kalau kita ketauan kan lumayan hukumannya gak berat berat amat,ya ya plisss"tawar perempuan tadi.

"Nggak"jawab laki laki tadi dengan singkat lalu bersiap akan menaiki tangga lagi tidak tertarik dengan penawaran tadi.

"Emang ya laki laki jaman sekarang tuh udah gak ada deh kayaknya yang berjiwa seorang ksatria,selalu menghormati dan menolong orang orang yang lemah apalagi wanita yang harusnya dilindungi dan—

"Berisik, cepet naik"balas lelaki karena merasa dirinya yang dimaksud perempuan tadi.

Yess,berhasil ternyata gak susah amat bujuknya.sorak perempuan tadi dalam hati.

"Nah,gitu dong dari tadi kan enak gak ribet,bisa cepet—

"Satu...dua...

"Iya iya sabar dikit napa ini baru juga mau naik,tapi pegangin yang bener tangganya"balas perempuan tadi sambil bersiap menaiki tangga

Kalau gak sabar udah dari tadi gue tinggal.balas laki laki tadi dalam hati.

"Beneran naik nih,awas ya jangan sampai jatoh,biaya rumah sakit sekarang mahal"pesan perempuan tadi,

Setelah itu ia menaiki perlahan anak tangga sambil berdoa semoga ia berhasil karena baru pertama kalinya ia melakukannya.

Saat di anak tangga terakhir ia bisa mendengar upacara bendera sebentar lagi selesai,yang membuatnya senang karena kemungkinan ia tidak akan ketahuan jika terlambat dengan pura pura memakai atribut upacara lengkap dan bergabung dengan siswa yang lain atau bisa juga dengan alasan dari uks.

"Ini langkah terakhir nih,tinggal lompat aja"

"Semoga aja berhasil" ucapnya mencoba berpikir positive karena memang tembok yang akan ia loncati lumayan tinggi untuknya yang tinggi tubuhnya banyak orang mengira masih seusia anak smp padahal ia akan lulus sma tahun ini.

Setelah itu ia bersiap meloncat dan

"AAA...OH MY GODDD...

Mendengar teriakan tadi laki laki tadi langsung bergegas menaiki tangga untuk melihat apa yang terjadi.

Saat ia telah sampai diatas,seketika ia mengulum bibirnya menahan senyum karena melihat pemandangan didepannya.

Dengan mencoba menggerakkan badannya dan tangan yang ia julurkan untuk melepaskan tasnya yang tersangkut pada dahan pohon yang mana posisinya jika orang melihatnya saat ini pasti tertawa.

"Eh,jangan diem aja,tolongin dong pliss"pintanya dengan suara serak yang terdengar putus asa dan air mata yang sudah menggenang dipelupuk matanya saat melihat lelaki tadi berada cukup dekat dengannya.

Duh,nyusahin.ucap laki laki tadi dalam hati,namun ia tetap membantu dengan mengulurkan tangannya mencoba melepaskan ujung tas perempuan tadi yang tersangkut.

Tetapi sebelum ia berhasil melepaskannya...

BRAKKK

AWSH,ADUH

Perempuan tadi terjatuh karena dahan pohon yang tidak kuat menahan berat tubuhnya.

"Ish,perih banget ini tapi mesti pergi nih,malu banget kalau sampai tuh cowok liat muka yang kacau balau ini,mana tadi liat pas adegan nyangkut juga"batin perempuan tadi.

Kemudian ia berdiri dan mencoba berjalan sambil memegangi lutut dan kakinya yang terluka dan mengeluarkan sedikit darah lalu bergegas pergi.

Sedangkan laki laki tadi baru saja akan menawarkan bantuannya karena masih memiliki rasa kemanusian namun perempuan tadi terlihat ingin segera pergi meskipun dengan kondisi seperti itu.

Ia pun memilih hanya memperhatikan dengan pandangan yang sulits dijelaskan sampai perempuan tadi hilang dari pandangannya kemudian melanjutkan langkah menuju kelasnya. 

Sky LightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang