Chapter #2 - PTSD.

705 68 4
                                    

Gelap. Semuanya gelap.

Levi membuka matanya perlahan. Ia terkejut dengan apa yang ia lihat dengan mata kepala-nya sendiri.

"Erwin?" matanya samar-samar menatap ke arah komandannya itu. "Eh? Dimana aku?"

"Oy Levi! Kali ini kamu harus membantuku menangkap titan, kalau bisa titan abnormal. Itu pasti sangat menyenangkan!"

Levi menatap seseorang yang berbicara sangat lantang padanya, bahkan menyuruhnya untuk membantu menangkap titan.

"Hange?! Bukankah kau...? Mengapa kau baik-baik saja?"

Hange terheran-heran dengan pertanyaan yang dilontarkan oleh rekannya itu. "Cuih. Menyebalkan sekali. Kamu bertanya mengapa aku baik-baik saja? Seakan akan aku akan mati!"

Levi sangat bingung dengan keadaan di sekelilingnya. Mengapa? Mengapa pasukan pengintai berkumpul di depan tembok, seakan-akan menunggu temboknya akan terbuka? Bukankah tembok sudah tidak ada lagi?

Ia melihat sekeliling lagi dengan seksama. Tunggu dulu, mengapa ada Eld, Oluo, Petra, dan Ghunter? Squad Levi paling elite yang ditugaskan khusus untuk membunuh para titan? Bukankah mereka semua sudah gugur?

"Hange, apa yang akan kita lakukan?"

"Tidakkah kamu lihat? Kita akan melakukan ekspedisi keluar tembok! Sekarang kita ada di depan tembok trost!"

"Ekspedisi keluar tembok? Untuk apa? Bukankah titan sudah musnah?"

Kali ini, Hange benar-benar dibuat bingung oleh perkataan Levi. Ada apa dengannya?

"Eh? Lihatlah kamu sangat mengigau! Kita bahkan belum tahu apa-apa mengenai rahasia titan! Bagaimana bisa mereka musnah?!"

Levi langsung melihat sekelilingnya lebih teliti lagi, ia sangat tidak percaya dengan apa yang telah ia lihat. Seketika matanya langsung berkaca-kaca.

Kalian semua, kalian semua masih hidup? Aku sangat senang melihat kalian semua baik-baik saja. Hanya itu yang ada di dalam pikirannya.

Levi merintikkan setetes air matanya di atas kuda yang ia tumpangi, Hange yang berada di sebelahnya pun langsung menyadari tetesan kecil air mata Levi dan menertawakan rekannya.

"Ahahaha! Yo! Levi! Aku tidak tahu kamu bisa menangis!"

"Aku sangat merindukan kalian semua..."

Hange yang awalnya hanya bergurau dengan perkataannya pun langsung terdiam. Bahkan kali ini, ia dengan serius menatap wajah Levi.

"Yoo... Levi.. Ada apa denganmu? Apakah kau baik-baik saja?"

"Aku sangat senang melihat kalian semua hidup. Aku harap hal ini bukan mimpi, bahkan aku tidak ingin terbangun dari mimpiku."

"Eh? Mimpi? Levi! Apakah kamu sedang sakit hari ini? Aku akan memanggil bala bantuan setelah kita melakukan ekspedisi ini!" Hange lagi-lagi membuat candaan kepada Levi.

"Kali ini kita akan melakukan ekspedisi diluar tembok ke 49. Tembok akan segera dibuka!" Teriakkan itu! Sudah sedari lama ia tidak mendengarnya lagi. "Ekspedisi akan dimulai, kita jalan!"

Pasukan Pengintai pun langsung menggerakkan kuda mereka, dan pergi keluar tembok. Meskipun Levi sangat bingung diawal, ia tetap tegas menggerakkan kudanya. Dengan lincah, ia mengendarai kudanya dengan sangat cepat yang bahkan menyusul Hange dan Mike saat itu.

"Erwin, apakah itu kau?" ucap Levi di dalam benak hatinya.

Dengan sigap, ia ingin mendatangi komandan yang sangat ia hormati. Namun, ketika ia melewati terowongan yang memisahkan antara Distrik Trost dan Tembok Maria, ia merasa bahwa terowongan ini sangat kelam.

The End Of The World (RivaMika) 18+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang