notice : use white background please
Untuk suamiku, insinyur Taeyong Lee di pekerjaan rel kereta
Vermont, 20 November 65...
Akhir-akhir ini aku merasa alangkah lambat waktu berjalan. Terkadang aku merasa bahwa aku sudah melamun sepanjang hari, namun ketika aku melihat arloji sakuku, jarum jam masih menunjuk angka sepuluh.
Aku sendiri tidak paham sayang, apa yang membuatku masih sedemikian berduka. Aku begitu mencintai Minhyung. Separuh jiwaku serasa direnggut. Bagaimanapun juga, aku percaya kata-katamu. Aku percaya kalau Tuhan pasti memeluk Minhyung di surga.
Jaemin mulai berkata wajah sedihku mengerikan. Ketika aku bercermin, benar juga, bagian bawah mataku sedikit menghitam. Tampangku seperti nenek sihir sekarang. Aku hanya butuh kuali dengan cairan hitam yang mendidih di hadapanku. Aku rasa aku harus benar-benar bangkit kan? Kasihan kalau Jeno dan Jaemin harus selalu menghiburku.
Barangkali aku juga harus membantu menyikat kuda-kuda milik pamanku. Albatross juga sepertinya perlu dipotong kukunya. Mulai besok aku akan melakukannya. Kamu juga, janganlah kamu bersedih sebab aku bersedih. Jangan sampai melupakan tanggung jawabmu disana ya.
Baiklah, aku rasa kita tidak perlu lagi berlarut-larut memikirkannya. Ketika aku menulis ini untukmu, aku perlahan-lahan merasa lebih ringan beban di pundakku. Maka aku harap kau juga demikian. Aku mungkin masih akan menangisinya besok-besok, atau minggu depan. Namun rasanya aku mulai lebih baik mengingat surat ini akan tiba di tanganmu.
KAMU SEDANG MEMBACA
TAETEN - Love Letters (FINISHED)
Fanfiction"Tetapi kita berdua tahu, kita hanya bisa saling bertemu saat kita menutup mata. Kamu disana dan aku disini, bolehlah kamu sesekali mengunjungiku dalam mimpi. Meskipun akhirnya itu hanya akan membuat kerinduanku semakin menjadi-jadi saja." NOTICE -t...