surat dari washington

278 46 18
                                    


notice : use white background please

















































Untuk suamiku, Taeyong Lee, di Omaha, pekerjaan rel kereta.





Washington D.C 1 Agustus 65...


Nampaknya pengiriman berjalan cukup lambat akhir-akhir ini, maklum, cuaca begitu ekstrem. Suratmu terlambat sampai dua pekan. Betapa lega hatiku saat mendengar tukang pos di depan rumah. Jaemin sampai mengejarku sebab aku berlari-lari menyongsong suratmu.

Aku pikir kamu akan mengirimkan telegram saja, seperti waktu itu, ternyata ada surat. Aku sangat menantikannya. Bukankah mesin pengirim pesan juga sangat membantu? Dalam hitungan menit aku bisa mengetahui kabarmu di sana, tetapi aku rasa, kode morse atau sepotong dua potong kalimat saja tidak cukup untuk menyampaikan betapa aku menginginkan kamu di sisiku sekarang juga.

Tetapi itu tidak apa-apa, mengirim pesan seperti itu mahal kan? Surat tidak apa-apa. Aku bisa bersabar menunggu satu pekan atau dua. Asalkan aku melihat goresan tintamu di atas kertas. Bolehlah membayar segala kerinduanku untuk suamiku tersayang.

Jangan terlalu banyak memikirkan aku, fokuslah meneropong dan mengukur jalan, bukankah itu yang penting? Aku sehat-sehat saja. Bayinya semakin rajin bergerak dan menendang-nendang. Apalagi kalau aku sedang berada di depan perapian. Barangkali panas bara api membuatnya kegerahan di dalam sana. Kadang-kadang perutku jadi agak nyeri, tetapi rasanya tetap luar biasa. Aku bahagia tak terkira.

TAETEN - Love Letters (FINISHED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang