# 01 #

105 9 4
                                    

"APAAN SIH ANJIR KAGA ADA KEBAKARAN JUGA" balas Seulgi.

Kemudian ia menunjuk ke arah Rose yang tengah sibuk berkutat dengan ponselnya. Jennie, ia terdiam sejenak lalu tertawa terbahak-bahak. Jisoo hanya bisa menggelengkan kepalanya, sepertinya dia sedang kumat.

Irene kembali dari pintu depan, memasang ancang-ancang untuk lompat ke arah sofa.

"Lisa mana? Yeri juga kaga ada"

Pertanyaan Joy membuat Irene berhenti. Memperhatikan sekitar mereka, Yeri dan Lisa sama sekali tidak kelihatan. Ini aneh, tak biasanya mereka hilang saat mati lampu tadinya.

Baru saja ingin ke dapur, Wendy di tarik oleh seseorang di balik meja makan. Nampaknya orang itu sedang ketakutan, pergerakannya juga terlihat mencurigakan.

Ia bertanya, karena wajah orang itu samar-samar di dapur yang super gelap itu. Namun ia tak menjawab pertanyaannya, hanya mengisyaratkan untuk ikut bersembunyi dengannya.

Wendy mengiyakan.

TAP TAP TAP....

Suara langkah kaki melewati penjuru dapur, tangannya kembali di tarik oleh orang itu. 

'kau pikir bisa menjauh?... heh, tidak mungkin. Lalisa"

---

Terdengar suara orang berlari dari arah dapur, mereka serentak menoleh ke arah sana. Ternyata itu Yeri. 

"Lisa kemana? kok gaada sama lu yer?" tanya Joy memperhatikan sekeliling.

Yeri tak menjawab, hanya menggelengkan kepalanya pertanda ia juga tak tahu dimana keberadaan Lisa sekarang. Joy mengangguk kemudian beralih mencari Wendy.

Seulgi ikut memperhatikan sekitar, "Wendoy kemane?" Tanya nya.

Kini mereka semua berpencar untuk mencari keberadaan Wendy dan Lisa. Terkecuali Jennie dan Rose yang masih sibuk dengan ponsel mereka masing-masing.

Rose tertawa kecil melihat teman-temannya sedang mencari Lisa dan Wendy.

"mereka gamau ngecek cctv aja apa? ribet bat hahaha"

Irene mendengar ucapan itu, segera naik ke lantai 3 untuk memeriksa ruangan cctv. Namun nihil, semua cctv mati bersamaan saat lampu asrama mati. Sepertinya ada yang sengaja melakukan ini.

--

Kini Jisoo sudah berada di dapur, lebih tepatnya di sebelah meja makan. Saat mengecek meja makan, tak sengaja ia memegang sesuatu yang bulat dengan penutup layaknya kompas. Di benda itu juga terdapat merk dan rantai emas kecil.

"Ini apaan dah?..." Gumamnya. Ia sama sekali tidak tahu apa benda itu.

"Ck. lupa bawa hp"

Ia segera berlari menuju ruang tengah, dimana semua teman-temannya sudah berkumpul melingkari meja. Segera mengambil ponselnya kemudian menyalakan senter.

Wajahnya berubah bingung. Benda itu tidak pernah ia lihat selama tinggal di asrama ini sebelumnya. 

"Ada yang tau ini apa? kayak kompas tapi ada angka-angkanya"

Semuanya menoleh ke arah Jisoo yang sedang menyinari benda itu. Tampak dari wajah mereka tak ada satupun yang tahu apa yang di maksudnya. Jisoo hanya mendengus kesal. Disatu sisi ia penasaran benda apa itu, di sisi lainnya ia juga takut itu merupakan benda mistis.

"Yaudahlah gada yang tau kan, gua tinggalin disini yak. Gua mau bobo, udah tengah malem juga" Ucapnya di balas anggukan yang lain.

Irene memerintahkan semuanya untuk kembali ke kamar masing-masing dan segera tidur. Sementara pencarian Wendy dan juga Lisa akan mereka lanjutkan esok hari.

Kini hanya tersisa Rose dan Jennie di ruang tengah. Mereka menatap sinis ke arah benda yang mereka anggap keramat itu. 

Dengan hati-hati Jennie mengambil benda itu untuk mereka perhatikan secara detail. Tapi benda itu sama sekali tidak memiliki sesuatu yang menarik untuk di teliti.

Mereka memutuskan untuk kembali ke kamarnya dan tidur hingga esok tiba.

--

Seseorang terbangun dari tidur nyenyaknya, ia berniat untuk mengambil minuman di kulkas karena tenggorokannya terasa kering.

Setelah selesai menikmati soft drinknya, ia mengambil benda yang Jisoo bicarakan untuk ia teliti. Menurutnya benda itu memiliki sesuatu yang berhubungan dengan hilangnya Wendy dan Lisa tadi.

Setelah beberapa jam terduduk di kursi belajarny, akhirnya ia menemukan sesuatu yang sangat menarik untuk di bahas esoknya. Sebuah fakta mengenai benda tersebut.

Ia tersenyum miring melihat benda keramat itu, "kayaknya gue tau siapa" Gumamnya.

WINTER CLOCKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang