Warn : This story contain an adult theme especially sex machine, be a wise reader.
Kim Namjoon X Jeon Jungkook
[Rated 21+]
❗For safety reasons, teenager under 21th aren't allowed in this area❗
.
.
.
Sebagai saksi hidup sahabat karibnya, Seokjin merasa perlu mengulik lebih dalam keadaan Namjoon melalui Jeon Jungkook--adik sambungnya. Karena belakangan ini, pemuda berusia dua puluh tujuh tahun itu enggan berbicara kepadanya tanpa alasan yang jelas sejak peristiwa pengunduran tidak resmi Namjoon ke pada Institusi tempatnya bekerja.
Sejak saat itu, Namjoon tak ubahnya mayat hidup yang terobsesi dengan eksperimennya sendiri, ia dapat hidup di ruangan seluas 5 x 5 meter persegi tanpa makan, sinar matahari, kopi, maupun alunan mozart selama berbulan-bulan di dalamnya. Orang-orang menyebutnya Ilmuan gila yang kerap membangunkan hampir separuh penghuni apartemen kumuh tempat tinggalnya: meledakkan suatu zat korosif pada tengah malam dengan dalih eksperimen berpredikat penting penentu nasib umat manusia kelak. Pastilah orang-orang di sana mempunyai tingkat kesabaran yang amat besar mengingat betapa terganggunya penghuni yang menempati apartemen serupa. Dilihat dari segi apapun, Namjoon bukanlah ilmuan yang menghabiskan waktunya untuk hal-hal yang tidak berguna. Pencapaian gemilang dalam kurun waktu separuh dekade lalu masih sering menjadi bahasan di dalam dikusi-diskusi terbuka berupa seminar maupun rapat antar Fakultas di Universitas tempatnya mengawali karir. Kendati demikian, eksistensi dirinya bahkan tidak bisa dilupakan begitu saja. Bagaimanapun, keputusan pamitnya Namjoon dari dunia yang telah baik membesarkannya tersebut dihargai oleh semua kalangan pelajar terutama kawan-kawannya.
Tidak ada yang tahu penelitian semacam apa yang direncanakan ilmuan itu sejak pengunduran tidak resmi yang dilayangkan kepada Institusi tempatnya bekerja beberapa waktu lalu. Pengecualian untuk satu-satunya manusia yang tinggal bersamanya sedari kecil--Jeon Jungkook--pasti mengetahui hal apa saja yang sedang Namjoon lakukan dan kerjakan. Maka dari itu, Seokjin merasa perlu bercengkrama lebih erat bersama anak itu di sebuah kedai kopi, di antara meja bundar, dan di balik etalase yang memajang berbagai macam donat dengan aroma menyenangkan.
"Dia tidak ingin menemui siapapun, Hyung." Jungkook menundukkan kepala ketika vanilla latte-nya telah tandas, kedai kopi pada sore itu tidak terlalu ramai. Seokjin mengambil posisi berhadapan dengannya. "Sebentar lagi aku harus pulang, terima kasih atas perjamuannya."
Seokjin menaikkan sebelah alisnya, penuturan Jungkook bahkan sama sekali tidak menjawab keraguan-keraguan yang sudah lama mendidih. Sebaliknya, tingkah laku gelisah dan segala ketakutan yang terpatri pada wajah anak itu membuat secercah perasaan iba muncul. Kelihatan sekali bahwa Jungkook tengah berusaha melindungi Kakaknya dari siapapun termasuk sahabatnya sendiri. Baiklah, keputusannya sudah bulat untuk mengunjungi Namjoon malam ini dengan atau tanpa persetujuan dari keduanya.
"Aku akan mengunjunginya malam ini."
"Itu tidak perlu, aku sudah bilang dia tidak ingin diganggu oleh siapapun." sergah Jungkook, telapak tangannya pun menyatu; gesture memohon dengan sungguh-sungguh. Ia hanya tidak ingin jika Seokjin mendapatkan perlakuan buruk dari Namjoon jika nanti bertamu.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE BOTTOM OF KOOK
Fanfic[ONESHOT/TWOSHOT ONLY AND FREE PAIRING] Ini untuk kalian yang melibatkan Jeon Jungkook di tengah obsesi, yang memandangnya lewat fantasi dibalik tembok birahi. Ini untuk kalian yang berstigma ria bahwa pemuda itu memang pantas dikuasai. Bercengkram...