Sesampainya di toko itu terlihat banyak orang berkunjung ke tempat itu dengan pakaian rapih bak seorang akan kencan buta. Ternyata antrean itu Panjang sekitar 48 orang mengantre. aku mendapat antrian nomor 50 pas. Ternyata ditulis aku harus berpasangan dengan seseorang. Dan memang disana mengantre dengan selang-seling pria-wanita. Sungguh aneh, ataukah ini kencan buta?. Kok sebanyak orang mempercayainya begitu juga aku?. Minum jamu tetapi yang mengantre sebanyak ini.
Aku mencoba bertanya kepada seorang wanita yang bau harumnya wangi bak bayi. "Mba maaf, mba disini mau beli jamu?"
"Oh, saya bukan mau membeli jamu. Saya kesini mau melamar kerja sebagai tukang jamu"
"Oh begitu? Tapi disini juga jual buku?"
"Nah itu mas, saya juga heran. Toko jamu kok di tengah toko buku seperti ini"
"Mba juga dapat perintah berpasangan?"
"Iya nih mas, masnya sudah dapat pasangan?"
"Kebetulan belum, mau dengan saya?"
"Boleh juga" ujarnya dengan rasa malu.
Setelah urutan kami dipanggil. Kami diwajibkan memilih selembaran masing masing satu. Kami memilih yang ada gambar angsa-nya setelah kami memilih, kami dipersilahkan untuk duduk berhadapan. Benar benar seperti kencan buta!. Apakah benar benar kencan buta?. Gawat aku malu sekali. Ini pertama kali aku mengikuti kencan buta. Setelah sekian lama menunggu. Jamu itu datang di meja kami. Kami belum boleh meminumnya. Kami dipersilakan untuk membaca selembaran itu. Selembaran yang kami pilih tak terlalu tebal. Mungkin ini hanya sekumpulan sedikit kalimat. Aku mencoba membacanya. Tertulis intruksi membaca.
Intruksi membaca
1. Pilih salah satu peran, jika anda pria pilh pria jika anda wanita pilih wanita
2. Baca dialog tersebut dengan mesra
3. Gestur boleh tidak dilakukan
Belum juga kami memulai banyak. Di meja lain yang mengbrol dengan tertawa riang. Apakah itu efek dari jamu tersebut? Apakah memang selembaran ini yang mempengaruhi. Masing masing pasangan ada yang sudah keluar dari bagian belakang toko buku ini. Mereka keluar dengan mesra. Dengan mesra? Ya. Sangat mesra.
Sekarang ku baca bagian ku dan kudengarkan bagiannya.
'Berjamu'
Wanita : "Halo? Kami dari toko buku suka jaya"
Pria : "Waduh, kayaknya salah sambung deh mba?"
Wanita : "Oh anda mencari jamu penghilang rasa sedih?"
Pria : "Iya mba, ini betul nomornya?"
Wanita : "Iya mas. Kebetulan produk kami tidak bisa dikirim melalui kurir maupun pos mas. Jadi bisanya langsung ditempat. Masnya bersedia ke toko kami? Kalo iya, saya kirim alamatnya melalui pesan ya"
Pria : "Oh boleh kalau begitu"
Selesainya dialog pertama kami berdua heran. Dan tertawa malu bersama. Ini seperti dialog pagi tadi. Dan lawan main ku mba yang tadi pagi juga. Aku belum sempat berkenalan dengannya. "kalo boleh tau mba Namanya siapa?"
"Namaku asri"
"Asri, namaku suta"
Kami berdua malah makin akrab. Memang benar ini adalah toko penipuan yang buat kami merasa bahagia. Aku juga baru sadar. Ternyata suara yang tadi pagi telepon adalah suara Asri.
"Berarti yang tadi pagi itu kamu?"
"Iya, dan itu juga kamu?"
"Iya"
Kami berdua makin dekat dan mencoba membaca nya kembali.
Wanita : "Selamat datang di toko buku suka jaya, sayangnya kami tidak menjual buku. Tetapi penghapus rasa sedih. Setelah ini tuan punya agenda tertentu?"
Pria : "Punya, saya akan berjalan ke taman bersama seseorang yang baru saya kenal"
Wanita : "Baiklah, boleh kah saya berkenalan dengan tuan?"
Kami berdua tak kuat melanjutkan dialog yang lain. Rasanya malu sekali. Pipi Asri memerah merona. Dan aku menutup wajah dengan selembaran itu. Rasanya ingin keluar tetapi tak ingin dipisahkan oleh Asri. Apakah aku telah jatuh cinta sekitar lima belas menit menunggu?. Aku memang belum punya pasangan semenjak aku lulus dari kuliah. Aku memutuskan melajang sampai diriku merasa aman. Dan sekarang ku rasa sudah aman dan ku izin kan diriku untuk memiliki seseorang pendamping. Dalam benakku aku selalu ingin mempunyai pasangan ketika aku melihat teman temanku sudah bersama miliknya.
Tanpa basa basi. Aku pegang tangan dia. Saking malunya dilihat orang dan tatapan si Asri. Kami pergi keluar dan membayar yang tertera pada menu yang ditempel di dinding. Kuletakan uang bayaranku dan uang bayaran Asri. Kami berdua benar benar bingung kemana pergi. Di depan mata kami terlihat taman yang indah. Ku coba memasukina bersamanya. Bergandengan dengan aku di depan, Asri dibelkang. Rasa campur aduk. Terbebas dari nyatanya dunia yang penat. Bertemu seseorang yang baru dikenal dan entah siapa latarbelakangnya.
