페이지 01.

116 10 0
                                    

hai, see again with me, be happy...

10 Tahun berlalu...
"Ibu, aku merindukanmu," kata pemuda manis sekaligus tampan berambut blonde, matanya berlinang ait mata sedangkan tangan kanannya memegang sebuah nisan.

Beberapa saat berlalu, ia pergi, berjalan sambil menunduk menahan air mata yang terus berjatuhan. Ia berhenti di Halte bus nomor 24 di kota Seoul, di bahunya bertengger tas hitam serta sebuah botol air mineral yang ia beli sebelumnya.
Tak lama, bus berhenti di depannya, dengan sigap ia berdiri dan memasuki Bus tersebut. Ia duduk sendiri di bangku belakang, menatap sekitarnya dengan tatapan kosong tak mengenal mereka yang ada di Bus.

HEALING LOVE

Di kampusnya, pemuda tadi sedang duduk di dalam kantin bersama dua orang pria lainnya, mereka berbicara sambil tertawa jika salah satu dari mereka membuat lelucon.
"Eric, bagaimana keadaanmu?" tanya seseorang dari belakang mereka bertiga. 3 orang pemuda di depannya menatap orang tersebut.
"Aku baik baik saja, terimakasih," jawab si rambut blonde sambil tersenyum dan di balas senyuman oleh pemuda jangkuk tersebut. Pemuda jangkuk itu merangkul pinggang salah satu dari mereka bertiga sambil memasang senyum tampannya.
"APA SENYUM SENYUM HAH?" kata laki laki yang di peluk itu.
p

ria jangkung itu hanya terkekeh lalu duduk di samping laki laki yang masih ia peluk.
"Eric, bagaimana kuliahmu? Apa mereka masih senang membullymu?" tanya pria jangkung, dengan seenak tangannya mengambil minuman di meja yang bahkan entah punya siapa.
"Itu punyaku," kata pria yang memegang berger di tanggannya, pria itu merebut cup Coffeenya lalu meletakannya jauh dari si jangkung.

Yang ditanya hanya menunduk, membenarkan pertanyaan pria jangkung di depannya.
"Apa benar?" tanya pria itu lagi, sedangkan Eric hanya mengangguk lesu.
"Haish, dasar, belum saja aku keluarkan dari Universitasku ini," katanya dengan nada yang sedikit menyombongkan diri.
"Ini Universitas kakekmu tuan Younghoon yang sombong," kata pria berambut coklat sambil menoyor dahi pria bernama Younghoon.
"Sebentar lagi juga akan menjadi milikku," katanya tanpa rasa bersalah, sedangkan ketiga orang di depannya hanya menatap malas akan sifat sombong dari Younghoon.

Tak lama, seorang wanita berambut panjang menghampiri mereka ber-empat ia duduk di samping Younghoon dan memeluknya layaknya sepasang kekasih.
"Hei apa apaan kau ini? Mau aku jambak rambutmu hah?" kata pria rambut coklat ketika melihat Younghoonnya di peluk orang lain.
"Biarin saja, Younghoon kan kekasihku," ejek wanita tersebut, si rambut coklat bangkit, ia berjalan ke belakang wanita tersebut, tanpa aba aba, ia menutupin wajah wanita itu dengan cheesecake yang baru saja ia pesan. Jelas semua orang yang ada disana terkejut, termasuk Younghoon, Eric, dan pria gembul di sebelahnya.
"APA APAAN KAU INI HAH?" bentak wanita tersebut, wajahnya sekarang dipenuhi oleh krim butter yang berasal dari Cheesecakenya.
"Sudah kuperingati, kau yang melarang, dan inilah akibatnya," kata pria rambut coklat itu lalu kembali duduk di tempatnya semula. Sedangkan wanita itu pergi dengan tergesa gesa.
"Waw, pacar maungku sungguh hebat," kata Younghoon sambil tersenyum.

HEALING LOVE

jam 5 sore kelas Eric sudah selesai, ia berjalan sendiri di lapangan, sampai dua orang pria tinggi menghampirinya.
"Hei miskin, dimana teman temanmu? Apa sudah tidak mau berteman denganmu karena kau ini orang miskin?" kata salah satu pria itu, lalu keduanya tertawa. Tanpa aba aba, pria satunya menuangkan Lattenya di kepala Eric. Eric hanya memejamkan matanya sambil menunduk lalu pergi berjalan ketika dua orang pria di hadapannya sudah pergi terlebih dahulu.

Dengan keadaan kepala dan baju yang sedikit basah, ia terus berjalan sambil menunduk, tidak memperdulikan tubuhnya yang sudah terasa lengket akibat Latte yang di tumpahkan dua pria tadi.

Sampai ia berhenti di rumah kecil di pinggiran kota, kakinya berjalan memasuki halaman rumah tersebut, sampai di depan pintu berwarna coklat, ia mengambil sebuah kunci dari sakunya dan membuka pintu tersebut. Di dalam, ia hanya menatap kosong seisi rumah tersebut, andai kedua orang tuanya masih hidup, rumah yang sekarang sepi pasti akan ramai. Namun nasib menolaknya, ayahnya mengalami kecelakaan tunggal hingga motor yang ia kendarai masuk jurag di tepi gunung saat usianya masih 2 tahun, dan ibunya meninggal karena sakit kanker yang sudah meluas.

Tanpa sadar, air matanya mengalir, ia memeluk foto dirinya ketika masih kecil bersama kedua orang tuanya.
Tak ingin larut dalam kesedihannya, ia bangkit dan mulai membersihkan dirinya, mengganti pakaian dan menyiapkan makan malam untuknya.
Saat asik memasak tiba tiba ponselnya berbunyi, ia mengambil ponselnya lalu menerima telpon yang masuk.
"Iya? Ada apa menelfonku?" tanyanya.

"Seperti itu? Baiklah, aku tunggu ya," katanya sabil tersenyum lalu melanjutkan memasaknya ketika telpon sudah terputus.

TO BE CONTINUED
annyeong, siapa yang masih stay sama aku? Nobody? Okay i'm fine, i'm fineapple.
Maaf masih belepotan dan sorry for typo.
Can i get a vote?

18 Juni, 2021

05.16 WIB

HEALING LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang