𝑳𝒊𝒎𝒂

905 116 89
                                    


Oʀɪᴅɪɴᴀʀʏ
ʰʸᵘⁿˡⁱˣ

••• ℂ𝕒𝕞𝕡𝕦𝕣-ℂ𝕒𝕞𝕡𝕦𝕣 •••

Saat ciuman keduanya sudah terlepas. Felix merapihkan rambut Hyunjin dengan lembut. Sedangkan Hyunjin mengelus pipi lawannya lamat-lamat, menyapu bintang-bintang indah itu dengan jemari panjangnya.

"Jadi, ini cara kau merindukan seseorang?" Hyunjin berbisik.

Felix memiringkan kepalanya. "Kau tidak baca? Aku tulis 'aku merindukan ciumanmu.'" kata Felix tetap seperti nada biasanya- datar.

Hyunjin mengendurkan pelukan mereka. "Jadi? Kau merindukanku karna nafsu?"

Felix mengendus kesal. Telunjuknya menunjuk kearah kening Hyunjin.

"Sekarang aku tau kenapa kau di sebut berotak hiasan." Hyunjin tersinggung hingga bibirnya merengut kebawah.

"Aku ingin tau, apa kau sudah mencintaiku- dari ciumanmu."

Ah..... Lee Felix! Adik kesayangan Lee Minho ini benar-benar berhasil mengejutkan Hyunjin setiap saat.

"Kau- selalu tidak bisa di tebak."

"Apa itu suatu yang buruk?"

"Tentu saja!"

"Apa aku harus minta maaf?"

Hyunjin menyatukan kening keduanya. "Tidak, harusnya aku minta maaf. Atas segalanya. Terimakasih Felix kau sudah berani mendatangiku terlebih dahulu. Dan maafkan aku yang tidak bisa mengerti dirimu." Bisik Hyunjin dan mencium pipi Felix lama.

"Jadi, apa yang kau rasakan, dari ciuman tadi?" Tanya hyunjin.

"Aku tidak mau jawab. Kau yang harus memberi jawabannya."

Lalu Hyunjin terkekeh gemas. Ia kembali mengecupi wajah Felix bertubi-tubi dan berakhir pada keningnya.

Lalu mendekat pada telinga Felix.

"Aku mencintaimu." Bisiknya pelan dan kemudian mengecup cuping Felix. Lalu Hyunjin tertawa, membuat Felix juga tertawa merasa geli apa yang sedang mereka lakukan.

Hyunjin berhasil, berhasil melihat tawa seindah matahari itu.

Namun, kali ini Hyunjin menjadi rakus dan egois. Ia ingin melihat senyum- tawa itu lagi dan lagi tanpa ada limitnya. Hyunjin ketagihan, ketagihan atas rasa bahagia melihat Felix, ketagihan memikirkan Felix, ketagihan menerima kejutan sifat Felix,

Ketagihan Felix seutuhnya. Sekarang ia ingin memiliki Felix, untuknya seorang.

Hyunjin menyerah.

Menyerah pada dirinya dan pada rencana awalnya yang menjebak.

Memang jalan meniduri Felix karna tertantang adalah jalan yang salah, dan malah menjatuhkannya pada jurang, jurang mencintai Felix yang tidak ada habisnya

Otak hiasan Hyunjin baru menyadari, seberapa sulitpun menghindari perasaannya pada Felix, akhirnya selalu sama.

Tubuh, pikiran, perasaan, instingnya akan  dengan sendirinya meringkuk dalam pelukan cintanya pada Felix.

Oʀɪᴅɪɴᴀʀʏ 'ʰʸᵘⁿˡⁱˣ'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang