EPILOG

6.6K 381 169
                                    

"Happy Reading"


Jangan lupa spam komen ya banyak yaa!!!



Mau tanya dulu nih sebelumnya, kalian tau cerita ini dari mana?



Seorang remaja laki-laki yang masih menggunakan seragam sekolah lengkapnya berjalan pelan ke arah gundukan tanah. Dia berjongkok tepat di samping dua pemakaman itu sambil tersenyum tipis dan meletakkan dua buket bunga masing-masing diatasnya.

Senyumnya perlahan memudar digantikan oleh raut wajah menahan tangis. Tidak terasa sudah bertahun-tahun sejak kepergian seseorang yang sangat berarti dalam hidupnya.

Rasanya sangat menyakitkan jika mengingat setiap kenangan indah yang nenek dan tantenya ceritakan mengenai kebersamaan antara dia dan orang tua angkatnya dulu.

"Deva dateng Pah..... Hari ini aku diterima jadi ketua osis disekolah. Papah bangga gak?"

Ya, anak remaja laki-laki yang masih menggunakan seragam sekolah lengkap itu adalah Vasya Abiyya Ivander. Bayi yang dulunya sering menebar senyum manis itu kini tumbuh menjadi sosok laki-laki tampan seperti Vano.

"Jagain mamah di sana ya Pah. Mamah bilang dia rindu papah sampe harus ninggalin aku sendiri disini" Air mata Vasya jatuh mengalir pada pipi putihnya.

Dia tidak hanya kehilangan Vano saat masih bayi, tapi juga harus merasakan kehilangan kasih sayang seorang ibu saat Jisya harus menghembuskan nafas terakhirnya di saat umurnya menginjak usia sembilan tahun.

Mamahnya kalah dalam melawan penyakitnya hingga harus pergi selamanya kembali pada sang pemilik segalanya.

Sepertinya cinta mamah dan papahnya begitu besar hingga mereka tidak sabar bersatu kembali. Bahkan mamahnya seperti sudah mendapatkan sebuah firasat jika memang akan bersatu dengan papahnya di takdir lain, hingga memutuskan tidak memikirkan tentang kisah asmaranya di dunia selama mengurus Vasya.

Setiap kali ditanyai soal pernikahan Jisya selalu menjawab, "Saat ini Deva sudah lebih dari cukup untuk mengisi hidup aku"

Yang Deva ketahui sesuai cerita yang dia dapatkan dari orang terdekatnya, Jisya dan Vano harus terpisah karena tidak mendapatkan restu. Apalagi saat Vasya tau Vano meninggal dunia akibat keegoisan dari orang tua papahnya. Vasya benar-benar membenci keluarga papahnya sejak mengetahui kebenaran itu.

Tapi lihatlah sekarang, Tuhan memainkan takdir dengan begitu epiknya. Dia mengambil kedua orang tuanya dan menyatukan mereka kembali di alam yang sama seolah menegaskan pada dunia bahwa kini cinta keduanya Bukan Cinta Terlarang.



Flashback


"Deva jangan lari-lari sayang, nanti baju kamu kotor"

Anak laki-laki yang dipanggil namanya menghentikan langkah lalu menunduk merasa bersalah. "Maaf Mah.... Deva cuma main bentaran sama, Cia"

Jisya mengelus puncak kepala sang anak sambil tersenyum lebar. "Mamah maafin, lain kali jangan lari-lari selesai mandi"

"Siap ibu bos!"

Semua tampak menyenangkan saat Vasya masih ditemani oleh mamahnya. Hingga akhirnya pada hari dimana dia pulang sekolah membawa sebuah buku berisi nilai ujiannya untuk diberitahu pada Jisya seperti biasa, sebuah kejadian tidak terduga diterimanya.

BUKAN CINTA TERLARANG {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang