Part 3

79 13 4
                                    

(Btw aku baru sadar ada salah dalam penulisan secara PUEBI HAHAHA, harusnya koma baru mengakhirkan 2 tanda petik atas ketika tokoh bicara tapi di 2 atas aku kebalik, maaf ya guys 🙂🙏)

Setelah semua siap, Tamus pun membuka portal. Bersama Fala-Tara-Tana IV, mereka melewati portal tersebut. Beberapa ratus meter sekali. Sekali-kali terlihat penduduk sekitar, mereka buru-buru menutup wajah mereka, untungnya, baju mereka peka dan ada bagian yang menjadi masker, menutupi mereka. Melelahkan, tapi seru.

Akhirnya, mereka sampai di tempat itu. Distrik Padang Senyap.
Tamus pergi ke pos penjaga dan mengetuk pintunya. Penjaganya keluar sambil berteriak, "Horeee, pengunjung baru, selamat da-," Demi melihat muka Tamus, ia mundur beberapa langkah ke belakang.

"Tu... Tuan Tamus.... Selamat pagi," ucapnya sambil membungkuk dalam-dalam.

"Apa ada urusan penting yang ingin dibicarakan tuan? Biasanya tuan langsung pergi ke ruangan tuan," ucapnya sedikit gemetar.

"Tidak, tidak ada. Saya bersama rekan dari tempat jauh. Kami ingin berjalan-jalan sebentar, sebelum kami melanjutkan rencana kami," ucap Tamus, sengaja benar dibuat-buat seram.

Penjaga yang malang itu kelabakan, "Baik tuan, silakan, semua gratis untuk tuan dan rekannya di sini, silakan menikmati semua fasilitasnya".

"Baik, kau boleh pergi," ucap Tamus.

"Baik tuan, terima kasih," ucap penjaga tersebut cepat sambil buru-buru ke posnya, takut Tamus berubah pikiran.

Setelah berjalan beberapa meter dari pos, Fala berkata, "Wahai, penjaga tersebut sangat takut dengan kau, Tamus. Lagi pula, apa yang akan kita lakukan disini? Sangat sepi tempat ini".

"Tentu saja sepi, namanya saja Distrik Padang Senyap. Kita bisa melakukan berbagai hal tanpa dilihat disini, sambil para pelayanku memperbaiki kastil," ucap Tamus. Mereka kemudian berhenti di depan gedung tinggi bertuliskan 'TEMPAT TURIS'.

Mereka masuk kedalamnya. Di dalam sangat gelap, namun dibantu pamflet yang mereka dapat dari luar gedung, mereka bisa mengetahui arah jalan. Mereka masuk ke ruangan terdekat yang lampunya langsung menyala ketika ada orang masuk. Di sana, mereka berdiskusi.

"Kita sekarang mau melakukan ala, Tamus?" tanya Fala-Tara-Tana IV.

"Aku lapar, bagaimana kalau kita makan terlebih dahulu?" Ucap Tamus.

"Baiklah, disini ada menu klan bumi, Tamus. Bukan bubur putih. Aku mau ke sana," Ucap Fala.

"Ya, meski klan rendah, mereka memiliki makanan yang lezat, baiklah ayo," sahut Tamus.

Setelah berjalan beberapa menit melewati lorong-lorong dan tangga, merka akhirnya sampai ke sana. Di hadapan mereka ada meja penuh tombol menu dan meja otomatis yang keluar. Karena telah digratiskan oleh penjaga, mereka tinggal memilih mau makan apa.

Tamus memilih pepperoni pizza dan soda, sementara Fala-Tara-Tana IV memilih nasi goreng dan es campur warna warni. Setelah beberapa detik, makanan mereka siap dan mereka makan.

"Bukan main wahai, bahkan makanan dan minumanmu penuh warna, Fala. Aku bingung kenapa klan amtahari sangat menyukai warna. Bukankah menghabiskan tinta untuk membuat bangunan dan bajumu itu?" Tanya Tamus sambil membuka kaleng minumannya.

"Aku juga tidak tahu, kawan. Memang dari sananya. Kalau soal tinta sih tidak masalah, hutan di sana masih sangat lestari, banyak hewan mengeluarkan tinta secara berkala. Dari pada terbuang, kita kumpulkan lalu digunakan untuk kehidupan sehari-hari," jelas Fala seraya menyuapkan nasi ke mulutnya. Tamus mengangguk angguk, masuk akal.

"Setelah ini bagaimana kalau kita perawatan, Fala?" Tawar Tamus.

Fala hampir tersedak. Buru-buru minum air dari es campurnya, "Kau Tamus atau bukan? Sejak kapan kau peduli tampilan?"

Tamus tertawa, "Entahlah, aku sangat bosan. Baru kali ini dalam berabad-abad aku tidak tahu tujuan. Seperti yang dikatakan si tua Lumpu itu, jika kita ada tujuan, beribu tahun bisa terkesan pendek sekali, kebalikannya, jika kita tidak memiliki tujuan apapun, seminggu saja sudah lama sekali".

Ia melanjutkan, "Aku punya perasaan kita bisa mengembalikan kekuatan kita, dari berbagai klan yang kukunjungi, selalu saja ada hal menarik dari setiapnya. Namun, aku tahu itu masih lama sekali, kita butuh pencarian panjang, jadi kita rileks saja dulu".

"Benar juga... Hei, apa kau kira bunga matahari mekar pertama bisa mengembalikan kekuatan kita?" Tanya Fala.

"Tidak tahu... Lagipula kalaupun bisa, gimana kita akan mendekatinya? Kau sudah bukan ketua konsil dan kita sudah tidak memiliki kekuatan. Seperti pergi perang tanpa persiapan. Bunga itu pasti dijaga sangat ketat. Bayangkan saja dua manusia biasa datang ingin merebut bunga matahari tersebut ketika kau masih berkuasa. Tidak mungkin" ucap Tamus. Ia terlihat sedih.

"Pasti ada caranya kawan, paling tidak genetik umur panjang kita tidak diambil juga, masih banyak waktu memikirkannya," ucap Fala. Ia sudah menghabiskan nasi gorengnya.

"Baiklah, setelah ini mau perawatan apa dulu? Aku dengar klan bulan memiliki perawatan yang bisa membuatmu berkali kali lipat lebih muda," tanya Fala-Tara-Tana IV.

"Ah, itu hanya ada di kota Tishri. Kalau di distrik jauh seperti ini paling perawatan biasa. Baiklah, ayo kita cari sambil jalan saja," sahut Tamus seraya menghabiskan sodanya.

Note penulis:
Bagi pembaca yang sudah membaca kisah petualangan Raib, Seli, dan Ali, sungguh akan kebingungan melihat dua tokoh antagonis yang sangat ditakuti dan menyeramkan itu melakukan kegiatan remaja kebanyakan. Tapi mau bagaimana lagi, kekuatan mereka hilang dan mereka tidak lebih dari dua orang tua yang sakit hati. Biarlah mereka menikamati masa ini. Paling tidak, hanya kalian yang mengetahui mereka dalam keadaan lemah. 98% orang yang mengenal mereka masih segan dan takut terhadap mereka. Siapa tahu mereka bahagia seperti ini, atau mungkin mendapat kekuatan mereka kembali, siapa tahu? Untuk sementara, simak saja kegabutan dua orang mantan ambisi ini hehehehe.

"Karena kita punya banyak waktu, gimana kalau kita pilih yang full satu badan?" Tanya Tamus.

"Ya, aku ikut saja, nanti aku mau mengecat rambut jadi coklat tua, beberapa sudah ada ubannya nih," ucap Fala-Tara-Tana IV.

Mereka berdua pun pergi ke tempat perawatan tubuh. Disana, mereka masuk ke ruangan kecil sendiri-sendiri dan mulai diproses. Mulai dari kaki hingga ujung rambut. Wangi bunga memenuhi seluruh ruangan. Mereka menikmati sensasi dipijat, entah kapan terakhir kali mereka melakukannya. Mereka tidak sadar mantan musuh mereka, Raib dan Seli baru beberapa hari lalu melakukan perawatan di gedung yang sama, juga dengan gratis. Namun bedanya, mereka tidak melakukan seluruh tubuh.

Setelah berada di bawah teknologi laser anti aging selama 3 jam dan dengan berbagai lotion yang entah apa campurannya, mereka pun selesai. Ketika keluar dari ruangan dan bertemu satu sama lain, mereka sungguh terkejut.

"Tamus??"

"Fala??"

Serempak mereka memegang wajah mereka.

"Bukan main, wahai, kau terlihat seperti berusia 30 tahun, Tamus. Sama sekali tidak ada keriput disana, wajahmu juga tidak sepucat biasanya. Kau seperti model bahkan, hanya tinggal rambutnya yang distyle," ucap Fala kagum.

"Sama sepertimu Fala, wahai ubanmu bahkan tidak terlihat seperti uban, hanya rambut yang dicat putih," Tamus berkata.

"Bukan main teknologi sekarang. Apa yang mereka gunakan di dalam lotion tersebut?" Tanya Fala seraya melihat pamflet.

"Wahai, kita menggunakan paket paling mahal, cukup untuk hidup 3 bulan dengan nyaman hanya untuk perawatan dan kita mendapatkannya gratis! Ada untungnya juga kau ditakuti, kawan," ucap Fala-Tara-Tana IV sambil terkekeh.

"Kau serius? Pantas saja efeknya bagus sekali. Lihat, kandungan lotionnya ternyata impor dari klan matahari. Dari air mata hewan iulirk. Ini ada sejarahnya. Semenjak diplomasi klan bulan dan klan matahari beberapa tahun lalu, kedua klan aktif menjalankan impor dan ekspor. Salah satu barang impor dari klan matahari yang paling disenangi remaja namun harga selangit adalah air mata iulirk. 100 mL saja harganya bisa memberi makan 3 keluarga selama 3 hari," Tamus membaca pamfletnya.

"Bukan main wahai, baiklah ayo kita ke tempat perawatan rambut sekarang," ucap Fala.

Mereka pun berjalan ke arah ruangan khusus salon, tapi hei! Lampunya menyala! Terdengar suara hair dryer dari dalam. Tamus dan Fala-Tara-Tana IV melirik satu sama lain.

FANFIC_Kehidupan Tamus dan Fala-Tara-Tana IV setelah LUMPUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang