Part 9

9 3 0
                                    

Esok paginya, Fala-Tara-Tana IV terbangun mendengar suara Faraaraf bersenandung. Tamus di tempat tidur seberangnya masih tertidur pulas. Fala pun keluar bagian tendanya dan melihat Faraaraf yang sedang menyiapkan sarapan.

Fala berdiri di sana beberapa menit, hanya terpaku. Bangun tidur saja Fara cantik. Fala-Tara-Tana IV sudah sering melihat wanita cantik di hidupnya seperti artis-artis tersohor, namun Fara berbeda. Fara cantik luar dan dalam. Benar-benar menyegarkan. Fala belum pernah merasakan rasa suka yang begitu dalam untuk seseorang.

Fara yang masih gesit bekerja menoleh, "Selamat pagi, Fala. Sejak kapan kamu di situ? Sudah lapar?" Tanyanya tertawa.

"Sini duduk, Fala. Makanannya sebentar lagi siap," ucap Faraaraf.

Fala patah-patah duduk di meja makan. Ia masih memperhatikan Faraaraf. Setelah beberapa menit, Fara sudah memberikan bubur untuk Fala.

"Tenang saja, Fala. Ini bukan bubur klan bintang itu," ucap Fara tertawa, "Ini bubur klan bumi, dengan ayam, saus, kerupuk, dan lainnya,"

Fala-Tara-Tana IV pelan-pelan memasukkan buburnya ke dalam mulutnya. Ia masih menatap ke arah Fara. Tidak fokus.
Tiba-tiba, ia memuntahkan makanannya. Mulutnya terasa terbakar. Panas sekali!

"Eh... Maaf Fara, aku tadi tidak fokus, aku lupa buburnya masih panas sekali," ucap Fala-Tara-Tana IV. Ia membungkuk ke bawah meja, hendak membersihkan muntahannya.

"Tidak apa, Fala. Biar aku yang membersihkannya," Fara dengan cepat mengangkat bubur yang jatuh itu dengan teknik kinetiknya, memasukkannya ke plastik hitam yang eco-friendly dan membuangnya dekat pepohonan luar. Plastik eco-friendly dengan teknologi klan bintang memang mudah terurai. Faraaraf kemudian menatap ke arah Fala.

"Apakah mulutmu terbakar, Fala? Coba aku lihat," ucapnya memegang pipi Fala, membuka mulutnya. Ia mengambil senter medis dari tasnya dan melihatnya. Sesekali ia harus memperbaiki posisinya dan melihat mulut Fala lebih dalam lagi. Jantung Fala-Tara-Tana IV berdegup kencang. Dekat sekali jaraknya. Ia bisa mencium wangi bunga dari Faraaraf. Beberapa helaian rambut Fara terkena wajahnya.

"Ohh, ini tidak apa-apa, kamu harus lebih hati-hati, Fala," ucap Fara tersenyum.

"Sini, aku suapin aja supaya tidak kejadian seperti itu lagi," ucap Fara tersenyum. Ia meraih mangkuk Fala-Tara-Tana IV dan menyendoknya. 

Muka Fala-Tara-Tana IV memerah. Ia hanya bisa menurut dan memakan apa yang diberikan Faraaraf. Fara menyuapinya dengan sabar. Senyuman tidak pernah lepas dari wajahnya.

"Wahai, pagi-pagi sudah mesra," sahut sebuah suara.

Tamus! Ternyata dia sudah bangun. Ia datang dan duduk di sebelah Fala-Tara-Tana IV. Fara meletakkan mangkuk Fala-Tara-Tana IV yang sudah habis dan tersenyum ke arah Tamus.

"Kau mau makan, Tamus?" Tanya Fara.

"Boleh, ini apa? Bubur klan bintang?" Tanya Tamus.

"Oohh, bukan, ini bubur klan bumi, kau pasti suka, aku ambilkan, ya," ucap Fara tersenyum. Dengan gesit ia mengambilkan seporsi untuk Tamus yang memakannya dengan lahap.

"Fara, bagaimana kau memiliki semua bahan makanan ini?" Tanya Tamus.

"Aku memang menyimpan kotak anti kadaluwarsa di tasku, Tamus. Ada makanan untuk beberapa minggu ke depan," jawab Fara.

"Benar-benar, kau hebat sekali, Fara," ucap Tamus.

Faraaraf tersenyum, "Kehormatan mendengarnya dari kau, Tamus". Ia kemudian mengambil seporsi untuk dirinya sendiri dan memakannya dengan cepat.

"Rencananya hari ini kita sepertinya membuat senjata, Fara," ucap Tamus setelah selesai makan buburnya.

"Ohh, baiklah, kalian memang mungkin akan membutuhkannya sebagai back up sampai ada cara mengembalikan kekuatan kalian," sahut Fara.

FANFIC_Kehidupan Tamus dan Fala-Tara-Tana IV setelah LUMPUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang