Starter!

27 3 0
                                    

BRUGH!
Mallow menghempaskan tubuhnya diatas tempat tidur berukuran King size yang berada ditengah ruangan kamarnya. Ia berniat memejamkan matanya namun otaknya tiba-tiba mengingat ayah dan ibunya di negara kelahirannya. Dengan terpaksa ia mengambil posisi duduk dan mengeluarkan ponselnya dari sakunya. Tanpa membuang waktu ia langsung mengaktifkan kembali ponselnya yang sejak ia memasuki pesawat dinonaktifkan.

"Aish.. bisa-bisanya aku lupa membeli SIM card Thailand di bandara tadi. Bisa auto miskin aku jika pakai sim card ini.." gumam Mallow kembali menghempaskan tubuhnya ditempat tidurnya.

Helaan nafas berat keluar dari bibir Mallow. Perlahan ia memilih untuk memejamkan dulu matanya namun belum sempat ia memejamkan matanya tiba-tiba ponsel ditangannya bergetar membuat tubuhnya refleks kembali duduk. Binar bahagia langsung terpancar di mata Mallow saat melihat nama kontak yang tertera dilayar ponselnya. Tak mengukur waktu lagi Mallow langsung menekan tombol hijau di layar ponselnya.

"Halo buk! Aku wes nyampe Iki lho ing Thailand.." kata Mallow semangat dengan logat jawanya yang kental. (Halo bu! Aku sudah sampai ini lho di Thailand).

"Oalah.. Untunglah ne' ngono le, wes lego ati ibu. Piye, piye, piye wong tuwo asuh mu?" Tanya seorang wanita diseberang telepon. (Oalah.. untunglah kalau begitu nak, sudah lega hati ibu. Gimana, gimana, gimana orang tua asuh mu?").

"Apik buk, uwonge apik tenan. Aku dianggap koyo anak'e dewe" jawab Mallow semangat. (Baik Bu,orangnya baik banget. Aku dianggap kaya anaknya sendiri).

"Rejeki mu apik le, Ojo badung yo ing negorone uwong. Dhadi bocah sing banggake wong tuwo yo.." (Rejeki mu bagus nak, jangan nakal ya di negaranya orang. Jadi anak yang banggain orang tuanya ya).

"Njeh buk. Oh ya, bapak mana buk kok ora ono suarane??" (Iya Bu. Oh ya, ayah mana Bu kok engga ada suaranya?).

"Biosolah bapak mu jek dolanan manuk. Ora awan ora mbengi manuk di elus-elus terus.." (Biasalah ayahmu masih mainan burung. Engga siang engga malam burung di elus-elus terus).

"Wes buk, di panggang wae manuk'e. Ben kapok bapak haha.." canda Mallow. (Sudah Bu, di panggang aja burungnya haha).

"Hus, ojolah melas bapakmu. Ndesek ing Thailand ora iso ngingon manuk. Oh ya le, wes sek yo. Pulsa ibuk wes are entek Iki kayame. Kuwe apik-apik yo ing kono.." (Hus, janganlah kasian ayahmu. Dulu di Thailand engga bisa piara burung. Oh ya le, sudah dulu ya. Pulsa ibu dah mau habis ini kayanya. Kamu baik-baik disana).

"Njeh buk, salam yo nggo bapak.." (Iya Bu, salam ya buat ayah).

Tut..Tut..Tut!
Sambungan telepon pun terputus. Perasaannya kini jauh lebih tenang setelah bisa mendengar suara ibunya. Ia pun kembali merebahkan tubuhnya dan melepas sepatunya asal dengan bantuan kakinya. Setelah berhasil melepaskan sepatunya ia menaikkan kedua kakinya keatas tempat tidur juga.

"Ah~ kasur dirumahku tidak seempuk disini.." gumam Mallow sembari merentangkan tubuhnya membentuk huruf X sebelum ia benar-benar memejamkan matanya.

-———-———-———-———-———-—

Diiringi dengan angin yang berhembus lembut sepasang pria dan wanita tampak berdiri saling berhadapan dibawah sebuah pohon yang terletak area hijau salah satu Universitas ternama di Thailand.

"Marsh..." lirih wanita itu memanggil pria didepannya.

"Apa yang sebenarnya ingin kamu katakan, Catty?" Tanya pria bernama Marsh itu.

Wanita bernama Catty itu menghela nafas berat "Maaf, sepertinya kita harus mengakhiri hubungan kita sekarang..."

Waktu disekitar Marsh mendadak seolah terhenti, tubuhnya mendadak membeku tak percaya dengan apa yang baru dia dengar dari mulut kekasihnya itu.

MarshMallowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang