1. Pria Tua

49 3 0
                                    

Pagi hari ini Xarles dan Jade sedang bersiap untuk berlatih memanah di lapangan luas yang terletak di belakang kastil. Jika sebelumnya mereka menggunakan boneka sebagai target, maka hari ini mereka menggunakan buah apel sebagai target.

Sret!

Meleset. Anak panah Xarles meleset, bukan terkena apel melainkan masuk ke dalam hutan sana. Di belakang istana memang ada sebuah hutan yang cukup besar. 

Xarles berjalan masuk ke arah hutan untuk mengambil anak panah itu. Setelah menemukannya dan hendak kembali, tiba-tiba didepannya ada seorang pria tua yang entah darimana asalnya sedang menatapnya dalam. 

"Apa ada yang bisa ku bantu?" Tanya Xarles menatap pria tua didepannya bingung. 

"Apa kau ingin tahu sesuatu?" Bukannya menjawab pertanyaan Xarles, pria tua itu malah bertanya kepada Xarles. 

"Tahu apa?"

"Kau tahu? Kau sebenarnya memiliki kakak perempuan dan laki-laki, mereka kembar."

Xarles sangat bingung sekarang. Pria tua ini siapa? Darimana ia datang? Dan memangnya siapa ia sampai tahu jika dirinya memiliki kakak, bahkan dirinya sendiri saja tidak tahu jika memiliki seorang kakak.

Jade penasaran kenapa kakaknya itu lama sekali, memangnya jauh sekali? Tapi dia bisa melihat kakaknya itu sedang mengobrol dengan seseorang. Dia tidak bisa melihat orang itu karena tertutup oleh badan kakaknya dan pohon disana.

Karena Jade sangat penasaran, ia menghampiri kakaknya. "Xarles, kenapa lama sekali?" Tanya Jade sesampainya disana. "Dan siapa ini?"

Xarles membalikkan badannya untuk melihat Jade, "Aku akan memberi tahumu nanti." Ia membalikkan badannya lagi menghadap kakek tua itu. 

"Aku tidak tahu harus percaya padamu atau tidak, tapi terima kasih atas informasinya, aku pergi dulu." Xarles menarik tangan adiknya untuk pergi dari sana, Jade hanya bisa pasrah tangannya ditarik menjauh dari hutan. 

Ketika Jade menolehkan kepalanya ke belakang untuk melihat pria tua itu, ia melihat pria tua itu tersenyum dan berjalan masuk ke dalam hutan lalu menghilang.

Sesampainya di tempat latihan memanah mereka, Xarles mengambil busur panahnya kembali dan kembali membidik buah apel yang berada agak jauh dari tempatnya berdiri.

Jade berhasil memanah 20 buah apel, sedangkan Xarles hanya berhasil 6 buah. Jade bingung dengan kakaknya itu, biasanya Xarles berhasil membidik banyak target bahkan lebih banyak darinya. Tapi kenapa kakaknya menjadi seperti ini?

Mereka masuk ke dalam istana setelah berlatih selama kurang lebih 1 jam. Biasanya setelah berlatih memanah, mereka beristirahat selama 2 jam lalu berlatih menunggang kuda.

Saat ini mereka tengah makan malam di ruang makan. Suasana saat ini sangat hening, hanya ada suara dentingan sendok dan piring yang beradu. Suara itu berasal dari ayah dan Jade saja sebenarnya, karena Xarles hanya menatap makanannya saja dengan ekspresi tidak nafsu.

"Ada apa Xarles? Kenapa tidak dimakan?" Taya sang ayah melihat anaknya yang beada disebelahnya.

"Tidak ada apa-apa, aku hanya sedang tidak nafsu makan." Keanehan apalagi ini, biasanya Xarles makan paling lahap. 

"Kenapa sejak tadi siang kau terlihat aneh?" Tanya Jade yang heran dengan kakaknya itu. 

"Tidak ada apa-apa." Jawab Xarles tanpa melihat keduanya.

"Oh ya, kau bilang tadi akan memberi tahuku." Jade baru ingat jika Xarles akan memberi tahunya tentang kejadian yang saat ada kakek tua menghampirinya.

Yervant'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang