4. Perpustakaan

13 1 0
                                        

Keesokan harinya, saat Xarles dan Jade sedang berjalan pergi untuk berlatih memanah, mereka melihat sang ayah di dalam kamarnya sedang berbaring. Sang ayah tampaknya sedang kelelahan, sebenarnya apa yang dilakukannya hingga kelelahan seperti itu?

Xarles dan Jade pun menghampiri sang ayah. "Apa ayah lelah?" Tanya Jade.

"Ya, sedikit." 

Xarles mengerutkan dahinya bingung, "Memang apa yang ayah lakukan hingga kelelahan seperti ini? Bukankah hanya bertemu dengan teman lalu membaca buku?"

"Tidak, ayah tidak jadi membaca buku. Tadi ayah diajak memancing dengan teman ayah, jadi besok ayah akan kembali kesana untuk membaca buku." Sang ayah beranjak duduk dan mendongak untuk menatap kedua putranya lalu bertanya, "Kalian akan berlatih memanah?" 

Xarles dan Jade mengangguk, "Boleh ayah ikut? Ayah ingin tahu sudah sampai mana kalian berlatih." 

"Boleh saja, tetapi kami hanya akan berlatih sebentar karena kami ingin pergi ke perpustakaan setelahnya." Ucap Xarles.

Ayah dan dua anak laki-laki yang memakai pakaian serba putih itu berjalan beriringan menuju lapangan yang berada di belakang istana, tempat mereka biasa berlatih memanah.

Sesampainya disana, Xarles dan Jade segera mengambil busur dan beberapa anak panah. Target mereka kali ini bukan satu buah apel, melainkan dua buah nanas. Mereka harus membidik tepat sasaran dalam sekali tarikan dengan dua anak panah sekaligus.

Jarak memanah untuk hari ini adalah 40 meter, jika hari ini mereka berhasil memanah 10 buah nanas maka di hari berikutnya jaraknya akan bertambah.

Melihat putra-putranya sudah berada pada tahap itu sang ayah pun berdecak kagum, "Wah, cepat sekali kalian sudah ditahap ini."

Sang ayah berdiri di anta Xarles dan Jade lalu menoleh ke nanas di depan sana yang sebelah kanan, tepatnya milik Xarles. 

Lalu sang ayah menatap Xarles yang sedang membidik, ia terlihat fokus sekali, sang ayah pun tersenyum melihatnya. Tatapannya dialihkan ke Jade yang sama fokusnya dengan Xarles. 

Xarles mulai melepaskan anak panahnya dan ternyata anak panahnya itu meleset satu. Sedangkan anak panah Jade meleset semua. Melihat kedua putranya menghela napas kecewa, sang ayah memegang pundak mereka dan menenangkan mereka, "Baru pertama kali mencoba, tidak apa." Ucap sang ayah sambil tersenyum.

Xarles mulai percobaan kedua, bidikan Xarles tepat, dua anak panahnya berhasil mengenai dua buah nanas. Sedangkan anak panah Jade hanya berhasil mengenai satu buah nanas.

Hari ini Xarles dan Jade berhasil memanah 6 buah nanas, mereka akan mengulanginya di hari berikutnya. Setelah makan siang, Xarles dan Jade pergi ke perpustakaan yang terletak di dekat istana. 

Sesampainya disana, Xarles dan Jade berpencar untuk mencari buku tentang sejarah keluarga mereka itu. 

Xarles sudah selesai mengelilingi perpustakaan bagiannya, ia menunggu Jade di dekat jendela besar. Beberapa menit kemudian, Jade menghampiri Xarles, "Aku tidak menemukan bukunya, apa kau menemukannya?" Tanya Jade.

Xarles menggeleng, "Aku tidak menemukannya." 

"Lalu bagaimana?"

"Sudah hampir senja, lebih baik kita kembali ke istana saja." Xarles berjalan lebih dulu dan disusul Jade yang berlari menyusul Xarles, itu karena kaki Xarles panjang sekali dan juga perbedaan tinggi mereka lumayan jauh.

Sesampainya di istana, mereka beristirahat sejenak di dalam kamar sembari menunggu waktu makan malam tiba. 

Mereka merebahkan diri di atas ranjang. Lelah sekali, karena perpustakaan itu lumayan luas. "Jika di perpustakaan itu tidak ada, dimana lagi kita harus mencari?" Tanya Jade.

Yervant'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang