3. Halaman yang Hilang

13 1 0
                                    

Chapter 1 updated!


Xarles dan Jade kembali ke kamar mereka setelah makan malam bersama sang ayah. "Jadi besok kita akan masuk ke ruangan itu?" Tanya Jade berbaring telungkup di sebelah Xarles.

Xarles menoleh ke samping menatap Jade, "Ruangan apa?"

Jade menatap Xarles malas, "Ruangan di balik pintu emas tadi."

"Iya. Ku dengar besok ayah tidak ada di istana dari pagi hingga malam."

"Ayah akan pergi? Kemana?" Tanya Jade antusias.

"Aku tidak tahu. Sudahlah aku ingin tidur." Xarles menghadapkan badannya ke samping memunggungi Jade yang mengubah posisinya menjadi berbaring.

Keesokan harinya saat sarapan, suasana di dalam ruangan itu sangat hening hanya ada dentingan sendok yang beradu dengan piring. Memang sudah tata krama istana jika makan tidak boleh bicara sampai makanan habis.

"Hari ini ayah akan pergi, mungkin akan pulang malam atau besok." Sang ayah menatap kedua putranya yang duduk dikursi sebelah kanannya.

"Ayah akan pergi kemana?" Tanya Jade.

"Ayah akan pergi ke negeri seberang."

"Jauh sekali. Apa yang akan ayah lakukan disana?" Tanya Xarles penasaran.

"Ayah ingin membaca buku di perpustakaan sana."

"Bukankah di dekat sini ada perpustakaan, kenapa ayah memilih pergi ke tempat yang jauh?" Jade heran, bukankah di sebelah istana terdapat perpustakaan.

"Memang iya, tetapi disana tidak ada buku yang ingin ayah baca. Lagipula ayah ingin bertemu seseorang disana." 

"Seseorang siapa?" Xarles dan Jade kompak bertanya.

"Kalian ingin tahu saja." Sang ayah menatap anak-anaknya malas.

Setelah berbincang-bincang, sang ayah pergi ke kamarnya untuk bersiap sedangkan Xarles dan Jade pergi ke kamar untuk membahas tentang rencana mereka.

"Aku rasa ini akan aman karena ayah tidak ada di istana." Jade duduk di atas ranjang sembari menatap Xarles yang sedang bercermin yang menampilkan seluruh tubuhnya.

"Tapi di istana ini terdapat banyak pengawal jika kau lupa." Xarles menatap Jade melalui cermin.

"Iya benar. Lalu kita harus bagaimana?" 

"Tidak tahu. Hei lihat, bukankah aku sangat tampan?" Xarles pun bergaya di depan cermin. 

Jade menatap malas Xarles, "Jangan terlalu percaya diri."

"Jadi kita harus bagaimana?" Jade menghela napas panjang sembari membari diri di ranjang.

"Aku rasa tidak akan ketahuan pengawal, kita bukan orang asing kan?"

"Semoga saja. Apa kita akan pergi sekarang?" Jade menatap Xarles yang sedanhg berjalan mendekati ranjang.

"Nanti saja, aku malas sekali rasanya ingin tidur." Xarles membaringkan dirinya di sebelah Jade.

"Hei, ini masih pagi tidak boleh tidur. Ayo bagun!" Jade mendudukkan dirinya dan menarik tangan Xarles agar bangun.

"Huft, apa sebaiknya kita pergi sekarang saja?" Xarles pun bangun dan bertanya.

"Ayo, aku sudah tidak sabar." Jade berdiri dan menarik Xarles keluar dari kamar.

"Hei, perlahan saja." Xarles menarik tangannya yang ditarik Jade membuat langkah Jade terhenti sebentar.

Yervant'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang