bu rw minta di bantu berkeringat

79.2K 110 3
                                    

Ku tarik gas dengan pelan menyusuri jalanan beraspal yang sedang macet setiap jam pulang kantor, membuatku harus extra bersabar menghadapi semuanya.

Tujuanku bukan langsung pulang ke rumah melainkan ke tempat gym milik teman kuliah ku dulu yang memilih bisnis pusat kebugaran dengan modal dari orang tuanya.

Namaku sendiri anton, usia ku baru 25 tahun. Aku bekerja disalah satu perusahaan telekomunikasi sebagai seorang staf dengan grade yang masih rendah.

Namun aku mampu membiayai kebutuhan hidup ku sendiri bahkan bisa mengontrak sebuah rumah di dalam perumahan dengan harga yang pas dikantong.

Fisik ku cukup mendukung untuk membuat wanita melirik dengan tinggi 175cm dan berat yang ideal serta badan tegap berotot karena seringnya gym di tempat teman ku ini.

Ditambah wajah yang menurut ku ganteng namun masih jomblo sampai sekarang karena belum ada yang pas dihati.

Saat sampai di tempat gym terlihat cukup banyak orang yang olahraga baik pria maupun wanita dengan pakaian yang semuanya ketat dari bawah sampai atas.

Yang kadang membuat ku jadi hilang fokus. Terutama ibu-ibu dan tante-tante yang kebanyakan memang punya badan yang bagus yang dibiarkan terlihat.

Kebanyakan tujuan mereka gym bukan untuk olahraga melainkan hanya untuk cari nomor HP yang berlanjut kenalan dan bisa dipastikan akhirnya untuk fantasi mereka saja.

Dan itu sering aku dapat dari tante yang awalnya minta ajarin pakai alat gym sampai minta nomor WA yang jarang aku tanggapi karena mereka bukan tipe aku.

Seperti biasa sebelum memulai aku pemanasan agar otot-otot yang hanya digunakan untuk duduk dan menulis ini jadi lebih rileks guna mengangkat beban sampai beberapa kilo.

"Anton" Sapa seorang wanita saat aku sedang serius membuatku harus menghentikan sejenak gerakan untuk melihat wajah orang yang memanggilku.

Wanita itu tampak memakai kaos putih yang sudah basah dengan keringat serta celana panjang yang ketat sambil tersenyum pada ku.

"Loh bu rw, gym disini juga bu" Kata ku pada wanita yang ternyata adalah ibu RW di komplek tempat ku tinggal dan rumahnya hanya samping rumah yang aku kontrak.

Membuatku sangat hapal dan cukup akrab dengannya yang memang sangat baik juga ramah pada ku meski tau aku hanya ngontrak disana.

"Jangan panggil bu RW dong disini,  panggil Lina aja" Katanya sambil seolah mencubit pinggang ku namun kenyataannya malah membelai secara lembut dan pelan.

"Ga enak atu bu RW masak panggil nama langsung, saya panggil bu Lina saja ya"

"Terserah kamu asal jangan bu RW" Jawabnya dibuat cemberut namun terlihat cantik.

Dengan keringat yang membasahi wajahnya yang putih dan pipi yang cukup cabi karena memang bodinya agak gemuk yang malah terlihat monnnntok.

Bisa membuatku terus terbayang serta kagum meski tak terlalu tinggi namun dua gunung besar menjadi daya tarik mata ini yang tak ingin lepas dari pesonanya.

Apalagi dibelakang ditambah dengan pemandangan dari barisan bukit belakang yang sama besarnya yang entah ada lembah cekung nya atau tidak.

Karena semua keindahan itu selalu tertutup dengan penutup yang hanya bisa dilihat dari bentuk luar yang memang tak bisa disembunyikan meski sudah begitu rapat.

Dan yang lebih menakjubkan lagi adalah ketika ada getaran yang membuat semuanya seperti bergerak tanpa adanya komando karena sudah terjadi secara alami.

"Bu RW Lina udah dari tadi gym nya kok basah semua?" Tanya ku yang kembali fokus dari gambaran yang hanya bisa aku bayangkan tanpa bisa aku lihat secara langsung.

Kumpulan Cerita DewasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang