Chapter 2

12.3K 184 32
                                    

"Huff... puff... rasanya, luar biasa..." Amelia terengah-engah setelah masturbasi.

Dia masih bisa merasakan afterglow dari tindakannya. Amelia merasa puas namun dia masih ingin lebih.

"Baiklah, baiklah... bagaimana kalau kita cari mangsa terlebih dahulu?" Amelia tersenyum manis.

Kemudian, Amelia memutuskan untuk memakai kembali pakaian yang telah dia lepas. Amelia menaikkan kembali celana dalam dan roknya ke tempat semula. Lalu, dia mengancingkan kembali kemejanya. Jaketnya dia pakai lagi, sembari merapikan posisi topi detektifnya.

Yah, bagaimana kalau kita cari Calliope.

Amelia berjalan keluar dengan santai dari kamar mandi yang terbengkalai tersebut. Dia lalu pergi dari mall tersebut, mengabaikan 'ancaman dunia' yang sebelumnya dia deteksi.

"Ah, lupakan saja. Nanti juga makhluk itu hilang." ujar Amelia tidak kepada siapa-siapa.

Cresh!

"Aduh!" Sesuatu menabrak kepala Amelia. Dia melihat itu merupakan sebuah pesawat kertas. "Siapa yang mengirimiku benda seperti ini...?"

Karena penasaran, Amelia pun membuka lipatan pesawat kertas tersebut.

"Eh? 'Ya, kau, jiwa yang merasuki tubuh Amelia Watson. Bagaimana? Menyenangkan, bukan? Pasti enak, ya, menjalani hidup orang lain, dan merusaknya. Yah, aku hanya akan menunggu jatahku sebagai entitas yang telah memberikanmu kekuatan untuk melakukannya.' Cih..."

Amelia merobek kertas tersebut dan membakarnya. Mengganggu sekali. Memangnya kalau dia yang memberikan kekuatan kepadaku, kenapa?

"Yah, kita pergi ke tempat Calliope saja!" Amelia masih terlihat kesal.

Kemudian, Amelia mengambil smartphone miliknya. Dia melihat kalau orang yang disebutkan sedang online, memberikan senyum di wajah Amelia.

* * *

Mori Calliope melihat ke komputernya, sedang mengedit video musik yang hendak dia upload ketika selesai.

Calliope adalah seorang Virtual YouTuber yang juga berasal dari Hololive English, sama seperti Amelia.

Pekerjaannya adalah malaikat maut. Calliope memiliki rambut berwarna merah muda. Matanya berwarna merah terang yang indah. Dadanya sendiri terbilang besar.

Dia saat ini sedang mengenakan pakaian kasual miliknya, celana jins berwarna biru dan jaket yang memiliki banyak warna. Terdiri dari warna hitam, merah muda, dan putih.

"Oh, aku salah lagi di bagian yang ini..." gumam Calliope tenang. Dia lalu merapikan videonya. "Nah, begini benar."

Ting-ting! Gremlin's here!

"Oh, Amelia mengirimkan pesan!" Calliope sudah memberikan notifikasi khusus untuk sahabat-sahabatnya dari Hololive. Dia membuka ponselnya dan melihat pesan dari Amelia.

<Ah, Calli! Bisa kau temui aku di Abandoned Mall Zone?>

Calliope mengangkat sebelah alisnya. Amelia jarang mengirim pesan untuk mengajak bertemu dengannya. Namun karena Amelia adalah temannya yang tersayang, Calliope percaya dengannya dan tidak mencurigainya.

<Oh, boleh. Sekarang?>

Amelia terlihat sedang mengetikkan pesan.

<Tentu! Maaf merepotkanmu, Calli. Tapi ini penting.>

Dia tersenyum kecil, dan juga mulai memainkan jarinya untuk mengetik di ponselnya.

<Aku mengerti. Aku akan segera ke sana, Ame.>

Kemudian, Calliope bersiap dan menggunakan parfumnya. Lalu, dia pergi keluar dari rumahnya.

Waktu telah berlalu dan akhirnya dia berada di lantai pertama dari Abandoned Mall Zone, tempat janji pertemuannya dengan Amelia.

Calliope tidak melihat Amelia, jadi dia melihat ke sekitar dan memutuskan untuk memberikannya pesan.

<Hei, Ame, aku sudah sampai. Kau ada di mana?>

<Ah, Calli! Tunggu sebentar, aku sedang berada di lantai atas.>

Dia melihat ke arah eskalator, dan seorang gadis berambut pirang dengan pakaian detektif sedang berlari di atasnya.

"Calli! Maaf telah membuatmu menunggu!" Amelia melambai-lambaikan tangannya. Calliope mengangkat tangannya sebagai respon.

"Tidak masalah, Ame. Jadi, hal penting apa yang ingin kau bicarakan?" tanya Calliope begitu Amelia berada di depannya.

"Um..." Amelia nampak kebingungan. Kemudian, dia tersenyum manis dan melangkah ke depan.

"Amelia? Kau kenapa?" Calliope melangkah mundur karena terkejut, namun Amelia tiba-tiba memegang tangannya. "Apa maksudnya ini...?"

"Tidak ada apa-apa, Calli. Kau bisa tenang..."

Deg, srett!

"Uhh—!!" Tiba-tiba, Amelia mencium Calliope di bibir. Tangannya mengunci badan Calliope. "Mmm, mmm...!!"

"Bwah..." Amelia melepaskan bibirnya, namun Calliope masih tidak bisa bergerak. "Maaf, Calliope Mori, tapi kusarankan untukmu agar diam dulu selama beberapa saat."

"Aku tidak mengerti, Ame! Kenapa kau melakukan ini secara tiba-tiba...?" ucap Calliope cepat. Setetes keringat mengalir di keningnya. "Hmm—!!"

Bibir Amelia menempel lagi di bibirnya, kali ini Calliope merasakannya bagian dalam mulutnya dijilati Amelia.

"Gulp, umm... kuu...!!!" Permainan lidah Amelia membuat Calliope tidak berkutik. Dia tidak tahu apa yang harus dia lakukan.

Amelia, mengapa kau melakukan ini...?!, pikirnya panik.

"Slurp... hah... ham."

Selain bagian dalam mulutnya, Amelia juga membuat lidah Calliope bergerak-gerak dengan sendirinya. Entah mengapa Calliope merasa sedikit terangsang.

Lalu, Amelia mendadak menghentikan ciuman ganasnya. Dia melihat Calliope dengan senang. Senyumannya begitu mengintimidasi.

"Calli..."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 19, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Playing With Hololive Members! (18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang