badboy vs sadgril 04

23 7 0
                                    

"Ga bisa gitu dong rin, Ara itu anak kamu juga, kamu harus adil dong dengan ara". Ucap Aryo menyakinkan istri keduanya ini.

" Aku ga mau ya mas punya anak seperti itu, akutuh malu sama teman teman ku, pokoknya anak aku cuma tiga arsya, Ibnu dan natasya" Ucap Riana karna ia merasa malu punya anak yang ga bisa per penampilan dan ia juga tak ingin ada saingan untuk anak perempuannya di rumah itu.

"Trus gimana dengan arsya kan dia
Anak aku juga, abang kandungnya ara sendiri".

" Arsya itu berguna untuk menbantu kamu mengerjakan pekerjaan kantor, nah amora kerjaannya apa? Hanya bikin malu dan membuat keluarga ini serasa tidak sempurna karna dia".

Sejak menikah dengan Aryo, rianan emang udah lama ga suka dengan ara, selama ini ara hanya di urus sama bibi nya di Bandung .

Sedang kan ayah nya harus pulang balik bandung jakarta, karna urusan bisnis.

Istri keduanya ini menetap di jakarta yang membuat Aryo harus pindah kerja kejakarta atas permintaan istri keduanya ini.

Sedang kan arsya dia sibuk membantu Aryo, dengan urusan kantornya yang super duper padat.

Setelah menyelesaikan S2 nya di Singapura, dan mengetahui ayahnya udah menikah lagi, dan menetap di jakarta tepatnya di rumah ibu sambungnnya ini arsya memutuskan tinggal di sebuah apartemen.

Tanpa harus pulang kerumah menemui adik kecil nya yang selalu ia belikan ice cream sehabis pulang sekolah dahulu.

Bukan hanya ara dan Aryo merasa kehilangan sok sok ibu dan istri bagi nya, tapi arsya juga merasa sakit dan tertekan dengan semua itu.

"Terus sekarang mau kamu gimana ha" Tanya Aryo yang tak mengerti lagi dengan jalan pikiran istrinya ini.

"Suruh ngekos, ngontrak atau apa kek yang penting jauh jauh dari sini". Ucap Riana tanpa ada rasa keibuan nya untuk ara.

"Segitu benci nya kamu dengan ara ya rin, sampai setega ini kamu ke dia" Ucap Aryo yang heran dengan Riana.

"Mas udah cukup ya, aku ga mau debat lagi sama kamu, sekarang inti nya kamu pilih anak kamu itu atau aku ha".

" Kalau kamu pilih dia tinggalin aku dan anak anak juga, jika kamu pilih aku suruh ara pergi dari sini " Ucap Riana yang membuat Aryo frustasi.

Aryo mengacak acak rambut nya lalu duduk di atas sofa di ruang tamu tersebut.

Ia merasa jenuh dan lelah, tak hanya tenaga pikirannya pun sama, badanya panas dingin dan dada nya terasa sedikit sesak.

"Gapapa kok yah, ara bisa ngekos ayah tenang aja ".

Tanpa di duga air mata yang sedari tadi dia tahan  jatuh dalam seketika dan cepat cepat ia menghapus air mata itu di pipinya yang lembut dan putih bersih itu.

Iya dari tadi ara emang ada di sana dan menyaksikan berdebatan mereka, ara tak sengaja mendengar keributan di dalam rumah itu saat ia akan memasuki rumah saat pulang sekolah.

Dan ara sengaja tak bersuara dan hanya menyaksikan  pertengkaran mereka berdua sampai selesai.

Ara bejalan ke arah Aryo dan Aryo langsung berdiri dan memeluk erat anak bungsu nya itu.

"Maaf kan ayah ya dek" Ucap Aryo merasa bersalah pada anak nya itu.

"Kamu tak seharusnya mendengar ini semua".

Ara melepaskan  pelukan Aryo " Ara gapapa kok yah ga tinggal disini ara mau kok pindah dari sini asalkan bi asih ikut ara ya yah? " Ucap ara lembut pada Aryo.

Mungkin ara berusaha menguat kan Aryo, tapi dengan kata kata ara yang lembut tadi jauh dalam lubuk hati Aryo ia sakit mendengar itu.

"Iya dek boleh kok, kamu tinggal sama bi asih" Ucap Aryo sambil memeluk ara lagi.

"Tuh koper kamu, udah saya ambilin" Pelukan mereka berdua terhenti saat mendengar dan melihat koper yang penuh milik barang ara ini berada di hadapan mereka.

"Bi ,,, bi asihh" Aryo mencoba memanggil bi asih supaya mau ikut bersama ara dan menemani ara.

"Iya tuan" Sahut bi asih.

"Ikut ara ya bi, jaga dia". Ucap Aryo sambil mengelus elus lembut kepala ara .

" Ouh iya tuan, saya ambil barang barang saya dulu " Ucap bi asih sambil bergegas ke ka kamar nya.

Selesai bi asih membereskan barangnya, Aryo ikut mengantarkan  Ara dan bi asih mencari tempat tinggal.

"Dek kamu mau tinggal di mana" Tanya Aryo sambil nyetir mobil.

"Di apartemen aja mau" Tanya Aryo lagi.

"Ngak deh yah, kita tinggal yang kayak rumah rumah sederhana itu aja, soalnya ara takut kalo tinggal di apartemen ". Sahut ara.

karena dia memiliki pengalaman yang buruk saat nginap di apartemen di waktu SMP dulu bersama teman temannya.

"Terus kamu mau tinggal dimana" Ucap Aryo yang ber expresi sedikit bingung dan kasihan melihat nasib putrinya ini.

Sambil melirik kanan kiri kanan kiri, akhirnya Aryo ingat, bahwa dia waktu itu sempat beli rumah di dekat sekolah ara sekarang , yaa sekitar 15 menitan lah dari rumah itu ke sekolah.

"Ouhh iyaa, ayah baru ingat ayah waktu itu beli rumah, yaudah kamu tinggal disana aja ya dek" Ucap Aryo dengan wajah sedikit merasa bahagia.

"Iya yah " Sahut ara.

"Ngapapa kan bi" Tanya ara karna takut nanti bibi nya ngak nyaman.

"Iya non, ngapapa asalkan non ara bahagia bibi ikut bahagia " Ucap bi asih dan lansung memeluk ara yang duduk bersebelahan dengannya.

Ara pun tersenyum dan membalas memeluk bi asih dalam dalam, karna ia udah menganggap bi asih seperti ibu nya sendiri.

Mereka sampai di rumah itu, rumah ini sederhana dan minimalis tapi kelihatan mewah dan elegan.

"Gimana dek kamu suka ngak dengan rumahnya " Ucap Aryo menunjuk rumah ninimalis yang bertingkat dua itu.

"Iya yah ara suka kok, lagian ara lebih suka yang kecil kecil dari pada yang besar besar " Ucap ara sambil cengigisan .

Ia melakukan itu agar ayah nya tak khwatir lagi dengan nya, lagian memang benar selera ara emang sesederhana itu kok.

"Yaudah ayah pergi dulu ya hati hati" Ucap Aryo sambil mengecup kepala putri nya dan ara pun kembali menyalami punggung tangan ayah nya itu.

Setelah melihat mobil ayahnya sudah tak kelihatan lagi, ara dan bi asih pun masuk ke dalam rumah itu.

"Yok bik, kita beres beres"ucap ara sambil sedikit tersenyum.

Dimana di balas anggukan oleh bi asih.

Ara merasa senang karna ia memang tak suka keramain , ia lebih suka sendiri sendiri dan menjauh dari yang namanya orang orang, karna dengan itu ia merasa hidup nya lebih tenang dan tentram .

Tapi hanya sedikit membuat nya sedih karna dia tak bisa selalu dekat dengan ayah nya.

Selagi ayahnya bahagia dia pun akan bahagia #prinsip utamannya.

Hai Haii 🖐🖖

Kalian bosan ngak konflik mulu kan?
Yaudah deh next in sya Allah konflik nya mulai reda deh 😴😸

Aku pun capek konflik muluuu.

Yodah deh

Pay bayyy 🙌🙌   ehh lupa jan lupa vote and komen ya gaihss

Follow my ig

@hatifaoktaviani








ARKENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang