«Chapter 6»

144 21 0
                                    

Anyeong, eonnie kambek ☺ jangan lupa vote sama follow akun ini, selamat membaca~~!



Renjun terbangun disebuah ruangan berwarna putih."hah? Ini dimana?"tanya renjun. Tak lama, terdengar sebuah langkah kaki.

"s-siapa?"tanya renjun lagi. Dia melihat seorang yeoja dengan tinggi sekitar 160 cm berjalan kearahnya. Rambut pendek berwarna pirang dan gaun putih yang dikenakannya.

"renjun, kamu kok bisa disini?"tanya yeoja itu."k-kakak.. Kak wendy!!"renjun berlari kearah kakaknya. Namun yang aneh, dia tak bisa mendekat kearahnya. Seperti ada yang menahan.

"kakak! Kak.. Renjun kangen, hiks.. Kakak jangan pergi lagi"isaknya."kakak sayang sama renjun kan?"tanya renjun.

"jun, kakak sayang sama kamu, tapi kakak gak bisa tinggal bareng sama kamu lagi. Kakak udah-- pokoknya kakak gak bisa"ucap wendy dengan air mata yang mengalir.

"kak, renjun mohon, hiks.. Renjun gak mau sendirian lagi.. Hiks.."isak renjun sembari memohon.

Wendy menatap adiknya yang menangis. Sebenarnya dia ingin tinggal bersama renjun, namun takdir telah berkata lain. Dia tak bisa tinggal bersama adiknya.

"jun, kakak bakal dateng kemimpi kamu kayak sekarang ini, setiap jam 00:00"

Setelah wendy mengatakan itu, renjun tiba tiba terjatuh dilubang hitam yang sangat besar.

Pandangannya langsung menghitam seketika..



Kali ini renjun diruangan yang sejuk dan berwarna biru dan putih. Dia melihat kesekitar. Ada seorang yeoja masuk kedalam. Dia tak bisa melihat yeoja tersebut, tempat tidurnya kini ditutupi oleh kain berwarna hijau (gorden)

Yeoja itu membuka kain itu dan menatap renjun."eh? Anda sudah sadar ya? Apa perlu kami panggil keluarga anda untuk kemari?"tanya yeoja itu. Mari kita sebut dia sebagai suster mina.

"tolong panggil haechan, hpku mana?"tanya renjun. Suster mina segera memberikan ponsel renjun yang dititipkan oleh doyoung.

"ini"ucap suster mina sembari menyodorkan ponsel milik renjun."ah, terima kasih"ucap renjun. Suster mina hanya tersenyum ramah.

Renjun mencari kontak bernama 'lee haechan♥' diponselnya."ah, ketemu!"renjun segera menelfon haechan.

In the call

Haechan!|
Lo dimana? Tolong temenin gw dong, gw lagi dirumah sakit|

|gw tau kali, lama banget dah pingsannya

Hah? Emang gw pingsan berapa hari?|

|2 hari jun..
|dan ini hari ke3

Yaudha cepetan lo susul gw! Gw gamau sendirian anjir|

|woke, gw otw sekarang

Oke, makasih|

Call end

Renjun menghela nafasnya pelan, dia memijat pelipisnya yang tengah merasa pusing.

Tak tau harus bagaimana lagi, renjun berfikir, apa yang terjadi padanya kemarin? Dan kenapa dia bisa pingsan selama 2 hari? Ah sudahlah! Renjun ingin mati saja rasanya.

B

eberapa menit kemudian, haechan datang dan langsung memeluk renjun dengan erat.

"jun.. Lo gapapa kan? Ada yang sakit gak?"tanya haechan sembari memeluk renjun."gw dapet kabar dari doyoung, katanya dada lu sesak gitu, gw khawatir banget njim"ucap haechan.

"gapapa kok, ada yang mau gw ceritain sama lo"ucap renjun dengan wajah yang memerah entah karena apa.

"jadi.. Sebebernya... G-gw... Punya kanker jantung..."ucap renjun dengan air mata yang membasahi pipinya. Haechan yang mendengar itu langsung lemas dan terduduk dibangku yang berada disebelah banker renjun.

"kenapa lo gak pernah bilang jun? L-lo gapernah ngasih tau apapun kekita. Jeno, jaemin, chenle, jisung, mark, sama gw... gapernah tau lo penyakit itu jun!"ucap haechan sedih.

"maaf chan, gw gamau kalian khawatir sana gw, gw cuma mau kalian gak mikirin gw terus, gw minta maaf, tolong jangan kasih tau ketemen temen"ucap renjun.

Haechan memalingkan pandangannya."gw bakal kasih tau ini kejeno jun, gw gaakan ngebiarin rahasia ini gw pendem sendiri, lo-- lo gabisa gini terus"sedihnya.

"tolong chan, gw mohon.. Gw gabisa nyimpen rahasia ini terlalu lama, gw pengen ngomong.. Tapi gabisa.. Sekarang gw udah kasih tau semuanya, gw mohon jangan chan"mohon renjun.

"jun, lo memang ngasih tau semua rahasia lo kegw, dan gw juga gak ngasih tau ketemen temen, tapi sekarang... Gw udah gak bisa jun! Udah terlalu lama gw mendem ini sendirian! Gw gak bisa!"

"chan.. 1 kali ini aja.. Gw mohon.."renjun sudah menangis dan mengeluarkan air mata. Wajahnya seperti dibasuh oleh air sekarang.

"maaf jun, gw gabisa, gw pergi dulu"ucap haechan, lalu mulai berjalan kearah pintu.

"haechan! Gw mohon chan!! Hiks.. Jangan!"isak renjun. Renjun tak bisa mengejar haechan karena kepalanya yang sangat pusing.

Lagi lagi pandangannya menggelap, dia tak bisa melihat apapun sekarang.. Renjun yang malang..



renjun terbangun,, disana.. Ada darah?! Dia menghampiri darah itu perlahan.. Tiba tiba..

DOR!!

Sebuah tembakan melesat kearah renjun. Dia terjatuh.. Rasa sakit yang ada didadanya begitu perih dan panas.. Perlahan dia menutup matanya.. Dan.. Dia terbangun dari mimpinya..



"mimpi apa lagi ini?! Gw udah muak!! Gw gamau dimimpiin sama hal hal yang gajelas! Tuhan.. Sebenernya gw ini kenapa sih?!"batin renjun.

Tak lama, doyoung datang."renjun!"dia memeluk renjun yang tengah memikirkan mimpinya.

"jun... Akhirnya.. Ada yang sakit gak?"tanya doyoung. Renjun menggeleng sebagai jawaban.

Doyoung merasa lega."yaudah, aku udah bawain kamu makanan, dimakan dulu ya? Ini ada bubur ayam sama teh anget"ucap doyoung.

Renjun pun mengangguk. Akhirnya, sedikit demi sedikit, renjun memakan bubur yang dibelikan oleh doyoung, ingin sekali dia mengatakan bahwa buburnya hambar, namun dia tak ingin doyoung menjadi sakit hati karena ucapannya.

Beberapa menit telah berlalu, renjun kini tertidur pulas. Doyoung tertidur disamping renjun, tepatnya tidur dibangku.

Renjun dengan mimpi buruknya dan doyoung dengan mimpi indahnya. Ketika dua manusia ini digabungkan, tidak akan ada lagi mimpi buruk ataupun mimpi indah, gelap, gelap dan hanya gelap.



Ingatlah teman teman...

"Hidup adalah gunung. Tujuanmu adalah untuk menemukan jalanmu, bukan untuk mencapai puncak."
- Maxime Lagace

Semoga kalian mengerti, eonnie sayang sama kalian semua ♥ jaga diri baik baik ya, bye~

00:00 | doyrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang