«Chapter 7»

137 22 0
                                    







Apakah ini akhir dari semua kebahagiaan yang renjun dapatkan?

Apakah dia akan mati besok?





"gak mungkin.. Hiks.."

"aku gak bakal mati besok kan?"





"doyoung..."


Apa yang sebenarnya terjadi?








.....

Renjun tengah asik mengelus rambut doyoung yang halus itu. Menonton film sembari bermesraan bersama pasangan adalah hal yang paling baik.

Kasian deh, yang baca jomblo.. Eheq, canda sayang :)

Renjun dan doyoung. Sepasang kekasih yang sangat harmonis. Tak ada pertengkaran yang pernah terjadi diantara keduanya.

Kecuali ketika doyoung mengerjai renjun. Kini keduanya sedang akur teman teman.

"injun...."panggil doyoung."apa?"jawab renjun."mau bobo.. Kekamar yuk?"ajak doyoung. Renjun mengangguk dan mereka berdua pun memasuki kamar.

"boleh cuddle?"tanya doyoung."hm"jawab renjun. Segera, doyoung memeluk renjun dengan erat, sangat erat.

"injun.. Saranghae.."ucap doyoung dengan tulus."nado"renjun mengecup pipi doyoung singkat.

Dan mereka berdua pun tertidur bersama. Hari ini adalah hari yang sangat indah bagi keduanya, namun sayang, renjun tak bisa selamanya seperti ini.

Kanker jantungnya sangat mengganggu dikehidupannya. Sifat pemarah, menyebalkan, dan keras kepala bukanlah sifat aslinya. Semua itu hanya untuk menutupi rasa sakit dibalik dadanya.

Percayalah teman, renjun akan sangat mencintaimu jika kamu juga sangat mencintainya. Mungkin saat pertama kali bertemu, dia akan membuatmu kesal dengannya, Namun beberapa hari kedepan, sifatnya akan berubah menjadi lembut dan penyayang.

Mereka bermesraan dikamar selama berjam jam, sedangkan disisi lain -->

"LEE HAECHAN!!!!!! BALIKIN SENDAL GW BANGKE!!"teriak jaemin sembari mengejar haechan dijalanan.

"wleee.. Gamau!!"ucap haechan."kalo mau ngambil sendalnya, lo harus ngasih rekaman itu!"ucap haechan lagi.

"si anjir! tu rekaman isinya cuman mark hyung yang lagi nyiramin bunga"ucap jaemin."udah lah! Nih gw kasih! Anjing lo!"setelah jaemin mengatakan itu, haechan segera melempar sendal itu kewajah jaemin, dan mengambil sebuah flashdisk dikantong jaemin.

"makasih"haechan tersenyum lalu kabur begitu saja.

"haechan sialan!"



"jun? Renjun.. Bangun sayang, mau ikut eomma?"

"hah? Eomma? Eomma!"

"nak, eomma kangen sama kamu,"

"renjun juga kangen sama eomma"

"ikut eomma yuk"

"hm! Renjun mau ikut eomma!"

Renjun berjalan menuju cahaya putih yang sangat silau. Dia menutup matanya dan merasakan ada yang menggoyangkan tubuhnya.

"renjun! Sadar!! Renjun!!"teriak doyoung yang tengah panik karena keadaan renjun yang penuh darah.

"huh? A-aku dimana?"tanya renjun. Lagi lagi dirinya berada dirumah sakit, rumah sakit yang sama seperti sebelumnya.

"jun, kamu kenapa?"tanya doyong yang dibalas gelengan dari renjun."bentar, aku panggilin dokter dulu"doyoung segera berlari keluar dan mencari keberadaan dokter.

Sedangkan renjun hanya diam dan terbatuk. Tak lama, dokter dan beberapa suster datang termasuk suster mina.

Oke, pertama ada dokter minho, suster mina dan suster putri. Suster mina bertugas membersihkan darah yang keluar dari mulut dan hidung renjun. Suster putri bertugas untuk menyuntikan sebuah cairan keselang infus. Dokter minho bertugas untuk mengecek detak jantung renjun menggunakan stetoskop.

Renjun yang tengah melihat doyoung dipojok ruangan harus menutup matanya kembali karena efek dari obat bius yang disuntikan keselang infusnya.

Beberapa jam kemudian -->

Renjun kembali terbangun diruangan yang sama. Doyoung, haechan, jeno, dan chenle sedang menunggunya sadar.

Renjun menatap haechan, Terlihat jelas olehnya bahwa haechan sangat khawatir. Karena tak bisa mengeluarkan suara, renjun menyentuh tangan doyoung yang berada disebelahnya.

"renjun? Udah sadar? Syukurlah.."ucap doyoung sembari menggenggam tangan renjun erat.

Haechan yang mendengar itu pun langsung memeluk renjun erat."maafin gw jun.."ucap haechan.

Renjun mengelus rambut haechan dengan lembut. Terdengar jelas bahwa haechan kini sedang menangis. Isakkannya sangat terdengar jelas oleh renjun.

Bajunya juga agak basah karena air mata haechan yang membasahinya."maaf.. Hiks.."isak haechan. Chenle ikut menghampiri renjun, dia menatap renjun penuh kesedihan.

Tatapan mata chenle seakan menandakan bahwa dia akan menangis saat ini juga. Benar saja, chenle menangis dan berakhir dipeluk oleh jeno untuk menenangkannya.

Renjun tersenyum tipis. Chenle yang terkenal menyebalkan dan jarang menangis, kini terisak dipelukan seorang lee jeno.

"chan... J-jangan... Nangis ya... Nanti matanya sakit"ucap renjun pelan. Haechan semakin erat memeluk renjun. Badannya bergetar, tangannya begitu dingin dan pucat.

"jun.. Maafin gw.. Hiks.."isak haechan."gapapa chan.. Lo gak salah apa apa.. Sekarang minggir dulu gih.. Baju gw basah njing"hadeh.. Disaat seperti ini, renjun masih sempat sempatnya bercanda.

Haechan segera menyingkir dan berdiri disamping renjun."oke, sekarang kita harus ngapain?"tanya jeno.

"ya gatau, ngapain aja dah, yang penting gerak kita"ucap haechan."gimana kalo main monopoli?"usulnya.

"udah deh, ngerusak suasana banget, orang masih nangis juga!"kesal chenle."jun, mau gw beliin buger gak? Biar gemukan dikit, kuru bat badan lo kek tulang"

"yaudah, sama coca cola 1 ya"ucap renjun dengan senyumannya."oh iya! Beliin bts meal dong.. Pliss.."mohon renjun. chenle hanya mengangguk sebagai jawaban.

Dan mereka semua pun berkumpul untuk bermain monopoli, sedangkan chenle si sultan in the gank bertugas untuk membeli makanan.



Hehe.. Maap ya lama, eonnie lagi males soalnya.. Chapter berikutnya juga bakal slow up keknya.. Mianhae yeorobun 🙏

00:00 | doyrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang