Wanna Play with Me?

5.6K 392 26
                                    

✔️RATE✔️KOMENT✔SHARE️✔️ HAPPY READING

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

✔️RATE
✔️KOMENT
SHARE
️✔️ HAPPY READING

Chapter 6

Shane baru saja mengenakan pakaiannya ketika bel pintu kamar yang ditempati Paris berbunyi. Merasa tidak memanggil petugas hotel, Paris mendekati pintu kamar lalu menempelkan sebelah matanya di lubang pintu. Ia mundur beberapa langkah kemudian berbalik dan melangkahkan kakikinya mendekati Shane.

"Rachel berada di depan pintuku," ucap Paris tanpa rasa panik sedikit pun tergambar di wajahnya, ekspresinya begitu tenang seolah-olah tidak ada bahaya yang menghadang mereka.

Wajah Shane tampak menegang. "Apa yang harus kulakukan?"

Bibir Paris mengulas senyum tipis. Sebenarnya ia sama sekali tidak peduli jika Rachel memergokinya, toh yang datang ke kamarnya adalah Shane bukan dirinya yang datang dan naik ke atas ranjang suami rachel.

"Tentu saja kau harus bersembunyi," jawab Paris seolah-olah ia peduli. "Berikan ponselmu padaku."

"Untuk apa?"

"Jangan banyak bicara," kata Paris sambil menengadahkan satu tangannya untuk meminta benda yang ia inginkan.

Shane memberikannya kepada Paris dengan ragu-ragu. Di dalam benaknya ia bertanya-tanya karena Paris juga meminta kode akses ponselnya.

Dua menit kemudian Rachel masuk ke dalam kamar Paris. Rachel memang tahu Paris berada di Tokyo dari media sosial Paris dan temannya itu mengiyakannya saat Rachel memastikan. Bahkan Paris menyebutkan nama hotel dan nomor kamar tempatnya menginap. Rachel pasti mengira semua serba kebetulan tetapi faktanya semua direncanakan dengan matang oleh Shane agar ia tidak terlalu jauh saat ia ingin bertemu Paris.

"Ya Tuhan... jadi kau baru saja selesai?" tanya Rachel ketika ia baru saja masuk ke dalam kamar tempat Paris menginap.

Jarak tempat tidur dan ruang tamu kamar presiden suite room itu memang tidak dekat tetapi faktanya sisa aroma percintaan yang baru selesai tidak bisa disembunyikan.

Paris hanya tersenyum menanggapi pertanyaan Rachel.

"Apa sugar baby-mu tampan seperti milikku?" tanya Rachel. Ia datang ke dalam kamar Paris membawa seorang pemuda tampan. "Di mana dia?"

"Dia baru saja pergi," jawab Paris.

Agak acuh. Ia sama sekali tidak melirik sugar baby yang Rachel bawa karena matanya menemukan jam tangan Shane yang tergeletak di atas meja tak jauh dari tempatnya berdiri. Paris bergerak perlahan mendekati meja lalu diam-diam ia meraih jam tangan milik Shane kemudian memasukkan benda itu ke saku yang terdapat di jubah mandi yang ia kenakan.

Paris berdehem. "Apa rencanamu malam ini?"

Rachel menghempaskan bokongnya di sofa, menarik pemuda yang ia bawa agar duduk bersamanya. "Malam ini... kurasa menghabiskan malam bersama suamiku di club. Apa kau ingin ikut bersama kami?"

Sexy Paris (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang