Sering kali aku berusaha mati-matian untuk melupakanmu. Berusaha menghapus segala tentangmu yang hingga kini masih menghuni kepalaku. Aku ingin pergi jauh untuk menanggalkan perasaan sayang yang semakin hari semakin tumbuh. Namun, apalah daya. Aku masih saja tidak mampu melenyapkan apa-apa perihal kamu.
Aku sering kali menangis di tengah derasnya hujan. Semata-mata hanya agar orang lain tidak ada yang tahu bahwa air mata sedang mengalir deras di pipiku. Aku ingin menikmati lukaku seorang diri, meskipun terkadang merasa lelah untuk bersembunyi di balik ketegaran.
Berkali-berkali aku mencoba membuang ingatan tentangmu. Namun, usaha melupakanmu hanyalah sia-sia. Kamu selalu menari-nari di kepalaku. Membiarkanku tersiksa seperti ini. Membuatku semakin tak berdaya untuk membunuh perasaan sayangku kepadamu.Bila diperkenankan untuk memutar waktu, aku ingin pergi ke hari di mana kita masih orang asing yang belum pernah mengucapkan salam pertemuan. Agar tidak ada perihal kamu di kepalaku. Agar kisah kita tiada pernah tertulis dalam sejarah kehidupanku. Agar perasaan sayang ini tidak pernah tumbuh dan aku akan baik-baik saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Waktu Memberiku Ruang untuk Terluka
PuisiAku percaya, bahwa semesta tidak akan membiarkan seseorang berlama-lama berdiam diri di pangkuan luka. Dia selalu punya cara untuk membuatku bahagia.